ROSAN P. Roeslani akhirnya terpilih sebagai Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia periode 2015-2020 dalam Musyawarah Nasional VII Kadin Indonesia di Bandung (24/11). Pendiri dan ketua Amanah Recital Foundation ini unggul atas saingannya, mantan Menteri Perdagangan, Rachmat Gobel.
Rosan mendapatkan 102 suara sementara Gobel mendapatkan 27 suara, sesuai dengan total suara yang masuk sebanyak 129 suara. Perolehan suara itu berasal dari 34 Kadin daerah yang masing-masing memiliki tiga suara dan 30 suara dari perwakilan asosiasi. Seharusnya totalnya mencapai 132 suara, namun wakil dari Kalimantan Barat hanya datang dua orang dan perwakilan GP Farmasi yang memiliki satu suara tidak hadir.
Pimpinan sidang, Bambang Soesatyo mengatakan, proses pemilihan ini merupakan yang paling dramatis dalam sejarah musyawarah nasional Kadin. Pemilihan ketua umum Kadin Indonesia akhirnya dilakukan dengan proses pemungutan suara. Sebelumnya, kedua calon ketua, Rosan P. Roeslani dan Rachmat Gobel sempat melakukan rapat setengah kamar untuk melakukan musyawarah guna menentukan posisi ketua umum.
Sebelum proses voting, kedua calon sempat memaparkan visi dan misinya. Dalam paparan visi dan misinya, Rosan mengajak para pengusaha untuk melakukan konsolidasi demi menjadikan Kadin Indonesia sebagai mitra sejajar pemerintah. Untuk bisa menjadi mitra yang sejajar, para pengurus Kadin di tingkat pusat dan daerah harus memiliki wawasan.
“Kita buat report mingguan, bulanan, tiga bulanan, hingga setahun. Sehingga datanya lengkap dan bisa digunakan,” ungkap lulusan Bachelor of Science in Business dari Oklahoma State University ini.
Dia juga menekankan prioritasnya terkait pemanfaatan produk kelapa sawit asal Indonesia. Menurutnya, Indonesia sebagai produsen dan eksportir kelapa sawit seharusnya bisa menentukan harga produk tersebut di tingkat global.
Rosan juga menyoroti peranan anak-anak muda yang mengembangkan ekonomi kreatif dan pembangunan bisnis start up di Indonesia. “Sejak bulan Januari hingga bulan ini saja, investasi yang sudah masuk dalam bisnis ini mencapai US$ 800 juta,” kata Rosan.
Sementara itu, Rachmat Gobel memaparkan alasannya memutuskan maju sebagai calon ketua umum Kadin Indonesia dalam waktu satu bulan terakhir. Setidaknya ada tiga alasan yang membuat Chairman Panasonic Gobel Group ini merasa tertantang dan mengabdikan diri untuk membangun Indonesia.
“Kita lihat tantangan dunia usaha jelang era masyarakat ekonomi ASEAN. Ada juga dorongan dan tanggungjawab guna mewujudkan visi tahun 2030 yang sudah kita susun saat masih menjadi wakil ketua umum di era MS. Hidayat. Serta melihat Kadin yang sekarang perlu konsolidasi kuat berakat di pusat, daerah serta dengan asosiasi,” kata Rachmat.
Kadin Indonesia, sambung Rachmat, harus mengambil peranan terkait berbagai kebijakan pemerintah. “Saat ini banyak kebijakan buat mendorong iklim investasi di Indonesia. Sayangnya dari semua, Kadin kurang punya peranan. Kita jalan sendiri-sendiri,” ujarnya.
Sejumlah asosiasi yang selama ini menjadi mitra Kadin tampak mengadiri Musyawarah Nasional VII Kadin Indonesia, diantaranya Asosiasi Pengembang Perumahan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi), Indonesian National Shipowners Association dan Asosiasi Pengusaha Komputer Indonesia (Apkomindo).
Ketua Umum Apkomindo, Soegiharto Santoso mengatakan optimismenya terhadap Kadin untuk terus mengakomodasi harapan dan kepentingan asosiasi-asosiasi dunia usaha, termasuk usaha teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
“Dengan terpilihnya Ketua Umum Kadin yang baru, banyak harapan yang akan kami sampaikan ke depan agar bisnis TIK di Indonesia terus tumbuh agar pebisnis TIK bisa mulai menjadi produsen bagi negeri sendiri bahkan menjadi pengekspor bagi negara lain. Apkomindo menyatakan kesediaan untuk terus menjadi mitra yang solutif bagi Kadin, meskipun hingga saat ini secara organisasi Apkomindo belum dapat diterima oleh Kadin karena pertikaian internal organisasi Apkomindo yang masih belum ada titik temunya.” ungkap Hoky. (Redaksi)
Artikel Terkait:
TELAH TERBIT BISKOM EDISI JUNI 2015
ROSAN P. ROESLANI: Modal Ventura Alternatif Untuk Industri Kreatif