Deklarasi Indonesia, Go Open Source! (IGOS) pada 30 Juni 2004 oleh 5 Menteri (Menristek, Menkominfo, MenPAN, Menkumham, dan Mendiknas), merupakan acuan awal kebijakan pemerintah untuk meningkatkan akselerasi pendayagunaan Open Source Software (OSS) dan memperkuat upaya infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Indonesia.
Hal ini sejalan pula dengan salah satu flagship program Detiknas, yakni meningkatkan peran serta TIK dalam pembangunan melalui penggunaan software legal, dengan menyediakan solusi perangkat lunak yang bersifat bebas dan dapat memberikan peluang besar bagi tumbuhnya pengembang dan kluster industri perangkat lunak lokal berbasis open source di Indonesia.
Pada Tahun 2006 telah diadakan IGOS Summit 1 dan pada hari ini (27/5) diadakan kembali IGOS Summit 2.
Kegiatan IGOS Summit 2 diselenggarakan di Jakarta City Center (JaCC) Lt. 2, Jl. Kebon Kacang Raya, Waduk Melati, Tanah Abang Jakarta. Acara dibuka pada jam 9.30 dan diresmikan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika, Muhammad Nuh.
Dalam sambutannya, Muhammad Nuh mengatakan, “Peringatan 100 tahun Kebangkitan Nasional dapat dijadikan momentum untuk memajukan TIK, khususnya bagi pengembangan dan implementasi OSS di Indonesia. Sesuai dengan tekad kita untuk menjadi bangsa yang mandiri, maka OSS dapat menjadi salah satu komponen untuk mewujudkan tekad tersebut. Gerakan sosialisasi dan implementasi IGOS adalah bukti dari keseriusan Pemerintah dalam mendukung OSS di Indonesia.”
Pada kesempatan yang sama, Menteri Negara Riset dan Teknologi, Kusmayanto Kadiman mengatakan, “Saat ini cukup banyak masyarakat yang telah mengetahui keberadaan OSS, namun belum banyak pada tahap implementasi. Karenanya, IGOS Summit 2 ini diharapkan mampu mencapai tujuan tersebut.”
Pada pembukaan IGOS Summit 2 hadir pula Adi Sasono (Dewan Koperasi Indonesia) dan Cahyana Ahmadjayadi (Dirjen Aplikasi Telematika-Depkominfo).
IGOS Summit 2 juga menghasilkan kesepakatan penggunaan aplikasi open source di lingkungan pemerintahan.