Ada-ada saja tantangan bagi iPhone untuk bisa merajai pasar Asia dan sekitarnya. Tidak seperti negara-negara di luar Asia, ternyata Apple menghadapi kendala yang sangat beragam. Meski iPhone merupakan produk yang bagus, canggih dan juga fungsional, namun di Hongkong dan Australia misalnya, masyarakat lebih memilih untuk menunggu harga iPhone turun dahulu sebelum membelinya, atau malah memilih brand lain yang lebih murah.

Lain halnya dengan Jepang, mereka memilih produk dalam negeri yang kemampuannya ternyata diatas rata-rata, misalnya sudah bisa menonton televisi atau mengandalkan sebuah gadget sebagai pelancar transaksi layaknya kartu kredit.

Hal ini dikatakan pengamat telekomunikasi dari Tokai Research Center, Yusuke Tsunoda, seperti dikutip AF, “iPhone memang memiliki pasar yang cukup kuat di seluruh belantara Asia, namun pendapat tersebut tidak akan berlaku di Jepang karena dibanding ponsel-ponsel yang beredar di Jepang, ternyata iPhone tidak terlalu canggih.”

Sementara di China, masyarakatnya mempunyai kebiasaan melakukan unlocking software atau ‘melegalkan’ black market, sehingga sulit bagi iPhone untuk membentuk pasar di China. Begitupula di Philipina dimana masyarakatnya mempunyai penghasilan kurang dari US$ 2 per hari, maka iPhone dianggap cukup mahal, dan fitur-fiturnya dinilai terlalu mewah mengingat konsumen di Philiphina menyukai cara komunikasi lewat SMS ketimbang suara.

Menanggapi hal ini, analis dari IDC Singapura, Aloysius Choong mengatakan, “Meskipun tantangan yang harus dihadapi iPhone cukup beragam di setiap negara di Asia. Namun sebagian besar masyarakat di Asia menyukai apa saja yang kesannya eksklusif. Jadi iPhone masih akan tetap diminati di pasar Asia.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.