Letak geografis dan kekayaan hayati yang dimiliki Indonesia  selama ratusan tahun telah dieksploitasi menjadi sumber pendapatan bagi para pencari keuntungan. Begitupun bagi pihak asing, kekayaan Indonesia menjadi alasan untuk melakukan investasi dan penanaman modal di negeri kita. Padahal kini, negara-negara maju meningkatkan produktifitas dengan cara manajemen dan perlindungan hak kekayaan intelektual. Sayangnya, Hak Kekayaan Intelektual (HKI) masih merupakan suatu hal asing bagi masyarakat, termasuk masyarakat TI sekalipun.

Pemikir David Bainbridge memberikan konsep HKI dengan, ”…that area of law which concerns legal rights associated with creative effort or commercial reputation and goodwill…” yang memberikan pemahaman bahwa HKI berkaitan dengan kegiatan kreatif dan goodwill yang bernilai komersial. HKI sendiri terbagi menjadi menjadi dua, yakni hak cipta (copyrights) dan hak milik perindustrian (industrial property rights) yang terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu paten (patent), merek (trademarks), desain industri (industrial design), rahasia dagang (tradesecrets) dan varitas tanaman (plan variaty).

HKI memiliki kekuatan hukum dimana seluruh hasil karya intelektual akan dapat dilindungi. Artinya,  dengan dilindunginya HKI, akan sangat jelas siapa sesungguhnya pemilik atas hasil karya intelektual. HKI juga mengadung arti bahwa ada manfaat yang akan diperoleh terutama bagi pihak yang melakukan perlindungan itu sendiri, misalnya dapat memberikan lisensi bagi pihak yang memegang hak atas HKI dengan manfaat berupa pembayaran royalty (royalty payment). Begitupun, HKI menjamin kesejahteraan bagi pihak pemegang khususnya dalam wujud peningkatan pendapatan dan bagi negara dapat menaikan devisa negara.

Begitu pentingnya HKI, maka pada edisi inipun kami sengaja menurunkan topik seputar HKI dan melakukan wawancara khusus dengan tokoh paling berkompeten dalam HKI yakni Direktur Jenderal HKI, Andy Noorsaman Sommeng beberapa waktu lalu dengan tujuan menginformasikan kepada Anda bahwa dalam dunia TI, HKI dapat menjadi satu jalan menuju ekonomi baru.

Bicara mengenai perekonomian, saat ini kita melihat krisis yang melanda negeri Paman Sam yang mau tak mau turut menggoyang indsutri TI dalam negeri. Dalam hal ini, kita harus pandai-pandai mengambil hikmah agar tetap eksis. Biasanya, di tengah gonjang-ganjing dunia seperti sekarang, rasa nasionalisme dan semangat pengabdian kita akan makin berkobar. Berbagai pemikiran pun diutarakan, bagaimana agar bisa keluar dari krisis perekonomian yang terjadi. Semoga melalui pemikiran jitu, kita semua selamat dari berbagai krisis, tetap maju bersaing dan tidak semakin terpuruk dalam kemiskinan.

Akhir kata, seluruh kru Majalah BISKOM mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1429 Hijriah bagi umat muslim. Minal aidin wal faidzin, mohon maaf lahir bathin atas segala kesalahan, kekurangan, dan keterbatasan kami selama ini.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.