Tiap 2 Mei, kita memperingati Hari Pendidikan Nasional, diambil dari tanggal kelahiran Ki Hajar Dewantara (2 Mei 1889), pendiri Taman Siswa, seorang pahlawan nasional yang juga merupakan Bapak Pendidikan Nasional Indonesia.
Tentu kita ingin merasakan semangat Ki Hajar Dewantara dalam pendidikan Ti di Indoensia, dengan berdirinya lembaga pendidikan tinggi baik negeri maupun swasta yang mampu mencetak SDM TI profesional dengan kualitas standar internasional.
Dari waktu ke waktu pendidikan TI baik lewat jalur formal maupun non formal tampaknya makin diminati kaum muda untuk menimba ilmu sebagai bekal masa depannya. Apalagi pendidikan TI di Indonesia masih cenderung merupakan ilmu terapan yang bersifat praktis ketimbang teori melulu, sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi yang memilihnya agar bisa memiliki skill dan cepat mendapatkan kerja, setidaknya bisa menjadi seorang entrepreneur . Itulah fakta yang ada, orang memilih kuliah, agar bisa kerja, setidaknya punya bekal untuk membuka usaha dengan latar belakang ilmu yang dimilikinya. Maka tak heran jika di negeri ini, jurusan teknik informatika boleh jadi menempati posisi ketiga pilihan kuliah, setelah Kedokteran dan Ekonomi.
Untuk mengulas lebih jauh potret pendidikan tinggi TI kita sekaligus berupaya memoles lagi wajahnya, pada edisi Mei ini, bertepatan dengan Hardiknas, bahkan juga Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei, kami mencoba menyajikan headline seputar pendidikan tinggi TI kita. Dengan menampilkan nara sumber yang kompeten di bidangnya seperti Prof. Dr. I Wayan Simri Wicaksana, Guru Besar Tetap Universitas Gunadarma, bidang Teknologi Informasi.
Menurut Wicaksana, bagaimana pun tetap diperlukan akselerasi antara teori dan praktik dalam pendidikan TI kita akan lebih memberdayakan mahasiswanya jika kelak kelar dalam memepuh studinya.
Sementara itu, dari dunia underground, kami laporkan secara khusus ketika berkesempatan untuk berinteraksi dengan para hacker. Kita tahu dari kontes pemilu kerap muncul isu sejumlah website seperti Komisi Pemilihan Umum (KPU) kerap jadi sasaran para penyusup, sekaligus peretas yang disebut-sebut sebagai hacker. Tentu saja mereka yang berhasil kami tanyai lebih cenderung white hat hackers, ketimbang lawannya, cracker.
Selamat berkenalan dengan para akademisi dan para hacker di edisi Mei ini, selamat memperingati Hadiknas dan Harkitnas, dan selamat membaca.
Salam,
Redaksi
Artikel yang menarik …
Saya juga ada artikel tentang Bapak Pendidikan Kita ini..
Bisa dibaca di: http://lagu2anak.blogspot.com/2011/02/belajar-dari-ki-hajar-dewantara-bapak.html?utm_source=BP_recent