Firma riset Gartner memprediksi, pada 2013 teknologi Open Source akan mendominasi solusi software di industri modern dan komersial. Di 2014, sedikitnya 75 persen dari penggunaan open source software (OSS) akan memberikan tingkat pengembalian investasi (return of investment) yang positif. Apalagi investasi untuk memakai OSS tidak mahal sehingga tidak akan membebani biaya investasi perusahaan.
Di Indonesia, usaha untuk memasyarakatkan OSS telah dimulai sejak bertahun-tahun lalu. Beberapa institusi pemerintah daerah (Pemda) bahkan telah merasakan manfaat OSS. Pemerintah Kabupaten Pekalongan misalnya, bisa menghemat anggaran pendapatan daerah hingga Rp 14 miliar. Sementara Kabupaten Jembrana berhasil menggunakan OSS untuk pemilihan kepala daerah dan membangun e-Government yang berbasis kepada pelayanan masyarakat.
Sayangnya, keberhasilan tersebut belum dirasakan oleh seluruh Pemda di tanah air. “Saat ini baru 25 persen daerah yang sudah menggunakan OSS. Padahal ditargetkan, pada 2011 seluruh daerah sudah menggunakan OSS,” kata Menristek, Gusti Muhammad Hatta saat jumpa pers Training of Trainer (ToT) Open Source (OS) Koridor Ekonomi Seluruh Indonesia dengan tema Pengembangan e-Government dan Basis Data IPTEK, di Solo, Jawa Tengah (3/7).
Tahun ini, kementerian akan terus mendorong seluruh Pemda dan instansi lainnya untuk menggunakan OSS. Demi mencapai target tersebut, Kementerian Negara Riset dan Teknologi (Kemenristek) melakukan penjadwalan pencapaian target pertahun, meski banyak kendala yang dihadapi di lapangan. “Kendalanya terletak pada Sumber Daya Manusia (SDM) yang belum terbiasa menggunakan OSS, serta komitmen dari pemerintah yang masih rendah.” paparnya.
Kemenristek kini tengah membuat enam koridor pembangunan ekonomi yakni Jawa, Papua- Kepulauan Maluku, Bali-Nusa Tenggara, Sulawesi, Kalimantan dan Sumatera. Namun saat ini baru koridor Jawa yang sudah seluruhnya melakukan ToT.
ToT OSS di Solo yang bekerjasama dengan Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta ini dilaksanakan pada 3-6 Juli 2012. Pelatihan yang melibatkan peserta dari Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Provinsi/Kabupaten/Kota ini juga membuka diskusi bagi masyarakat luas di Solo dan sekitarnya melalui talkshow di stasiun televisi lokal, Terang Abadi TV (TATV).
Dalam pelatihan tersebut sekaligus membahas penggunaan OSS secara luas, termasuk Pengembangan dan Pemanfaatan Geo Ina Portal (INA-SDI). Asep Karsidi, Kepala Badan Informasi Geospasial menyampaikan, informasi geospasial atau peta bermanfaat untuk penetapan batas wilayah administrasi, wilayah negara, penataan ruang, pembangunan kewilayahan, sumber daya alam, pelestarian lingkungan, pariwisata bahkan penanggulangan bencana. Hampir 90 persen aktivitas pemerintahan memiliki elemen geospasial.
Di sisi lain, Menristek Gusti Muhammad Hatta juga berharap dengan adanya penguatan Sistem Inovasi Daerah (SIDa) dan Sisten Inovasi (SINas), bisa memberikan manfaat bagi kebijakan bidang ekonomi, sosial dan kemasyarakatan di daerah.
Training of Trainer (ToT) OSS Koridor Ekonomi Seluruh Indonesia didukung oleh Taiwan Excellence dan BISKOM sebagai media partner.