Upaya yang dikoordinasi oleh pemerintahan Taiwan melalui Taiwan External Trade Development Council (TAITRA) dalam mengembangkan pemasaran berbagai industrinya ke Indonesia telah berdampak pada semakin banyaknya brand-brand Taiwan yang dikenal dan digunakan di pasar Indonesia.
ACER dan Asus merupakan produk teknologi informasi (TI) yang sebelumnya dianggap oleh konsumen di Indonesia sebagai produk buatan Amerika atau Jepang. Kini, setelah dilakukan kampanye Taiwan Excellence yang dimulai tiga tahun lalu sebagai upaya memperkenalkan brand-brand Taiwan, akhirnya Taiwan berhasil menyadarkan masyarakat bahwa produk tersebut merupakan buatan negaranya. Hal ini tentunya menumbuhkan kepercayaan konsumen di tanah air untuk menggunakan produk Taiwan yang sudah terbukti kualitasnya. Bahkan banyak masyarakat yang telah lama menggunakan brand Acer dan Asus, secara tak sengaja ikut mengkampanyekan produk Taiwan di Indonesia.
Keberhasilan program yang digelar TAITRA dengan Taiwan Excellence-nya yang dimulai dengan memperkenalkan brand-brand TI pun lalu berkembang ke brand-brand kebutuhan rumah tangga. Dan kini organisasi yang berada di bawah naungan Bureau of Foreign Trade (BOFT) dari Ministry of Economic Affairs (MOEA) Taiwan kembali memperkenalkan industri jasa atau pamerannya melalui program Meet Taiwan.
Dikatakan Executive Director Exhibition Departement TAITRA, Yih-Jyh Kang, Meet Taiwan merupakan proyek empat tahun (2013-2016) yang bertujuan untuk memajukan industri MICE (meeting, incentive, convention, and exhibition) Taiwan.
“Indonesia adalah negara tujuan pertama kami dalam roadshow Meet Taiwan karena selama ini telah merasakan terjalinnya hubungan yang kuat antara Taiwan dan Indonesia, terutama dalam industri dan perdagangan,” ujar Yih, saat membuka seminar Meet Taiwan di Shangrila Hotel, Jakarta beberapa waktu lalu yang sehari sebelumnya berlangsung di Surabaya.
Diakunya, besarnya bisnis MICE Industri Taiwan telah menempati posisi 6 secara global untuk exhibition space sales di Asia tahun 2011 (UFI) dan ditahun yang sama menduduki peringkat keempat untuk the meeting market di Asia Pacifik (ICCA).
“Industri pameran menjadi industri yang sangat penting di Taiwan. Perkembangannya telah mendorong terjadinya transaksi jual beli yang tercatat sebesar US$1 Milyar,” tambah lululsan Mechanical Enginering, di Tatung University, Taipei ini.
Berikut petikan wawancara BISKOM dengan Yih-Jyh Kang yang mulai bergabung ke TAITRA di tahun 1983 dan sebelumnya pernah menjabat sebagai Executive Director of Taipei International Convention Center.
Sebagai Executive Director Exhibition Departement di TAITRA, apa saja tugas-tugas Anda?
Saat ini saya mempunyai tiga tugas utama yang harus dijalankan, pertama bertanggung jawab akan keberhasilan penyelenggaraan pameran tahun ini di Taiwan yang berjumlah 31 pemeran internasional yang harus dilakukan dengan baik.
Kedua, saya harus mencari tahu industri apalagi yang akan berkembang kedepannya selain pameran yang ada sekarang ini. Jadi bukan hanya industri ICT atau machinery saja tetapi harus bisa menggali kemungkinan-kemungkinan apalagi industri yang bisa diangkat. Dan ketiga, karena rata-rata 85% pameran di Taiwan diselenggarakan oleh TAITRA maka setiap negara yang datang ke Taiwan harus bisa memberikan masukan devisa negara dan bisa terjadinya pertukaran budaya.
Meet Taiwan adalah bagian dari program Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE) antara Taiwan dan Indonesia. Apa tujuan dari terselenggaranya program ini?
Industri MICE yang kami soroti kali ini adalah sektor “E” (exhibition). Sehingga kami mefokuskan untuk mengajak pebisnis dan industri Indonesia untuk menghadiri pameran yang digelar oleh Taiwan. Bila mereka hadir dalam roadshow Meet Taiwan ini akan melihat prospek besar yang kami tunjukkan di Taipei Trades Shows yang menghadirkan sejumlah industri yang menjadi sumber daya utama, seperti industri TI, suku cadang dan aksesorisnya, serta bahan bangunan.
Mengapa Indonesia menjadi tujuan utama dari Meet Taiwan ini?
Indonesia adalah pasar yang penting bagi Taiwan yang menempati peringkat sebagai pasar ekspor ke-11 terbesar di Taiwan dengan perdagangan bilateral tahun 2012 melebihi US$ 12.5 milyar. Dimana nilai ekspor Indonesia ke Taiwan sebesar US$7,5 Milyar dan Taiwan ke Indonesia senilai US$5 Milyar. Sebab itu, untuk menjalin kerjasama dan hubungan yang lebih erat lagi, Taiwan memperkenalkan industry MICE dengan penandatanganan MOU bersama Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia (ASPERAPI).
Kenapa kunjungan roadshow Meet Taiwan hanya ke Surabaya dan Jakarta saja?
Indonesia merupakan negara Asean Free Trade Area (AFTA) yang perekonomiannya sedang berkembang pesat dengan kekayaan alam yang sangat berlimpah. Dimana setiap daerahnya juga sedang melakukan berbagai pembangunan. Inginnya saya bisa lebih banyak mengunjungi wilayah yang ada, tetapi saya merasa Surabaya dan Jakarta bisa mewakili untuk Indonesia karena keduanya merupakan kota terbesar di Indonesia.
Mengapa kali ini Taiwan lebih banyak melibatkan asosiasi?
Karena inikan pertemuan bilateral antara Indonesia dengan Taiwan. Kami merasa kalau lewat asosiasi untuk mengembangkan itu lebih cepat lagi efeknya. Sebenarnya kali ini TAITRA tidak sendirian tetapi juga membawa asosiasi Taiwan yang lain, seperti Taiwan Electrical and Electronic Manufactures Assosiation (TEEMA) dan Chan Chao International.
Selain itu, dengan kerjasama dengan assosiasi yang ada di Indonesia akan memudahkan kita dalam mengurus berbagai perijinan, bea cukai maupun lainnya bila mengadakan pameran karena mereka lebih mengerti kondisi di dalamnya. Jadi kami merasa lebih baik bekerjasa sama dengan asosiasi yang ada di Indonesia.
Bekerjasama dengan asosiasi mana saja dalam industri pameran ini?
Sebelumnya kami belum ada penandatanganan kerjasama sampai hari ini. Tetapi pada dasarnya kami sudah melakukan berbagai kerjasama sebelum MoU ini. Seperti yang dikatakan ketua ASPERAPI, Effi Setiabudi bahwa sebelumnya telah melakukan penandatangan kerjasama dengan China dan beberapa hari lagi juga akan melakukannya dengan Korea. Jadi memang mereka juga telah merasakan bahwa kerjasama antar asosiasi dengan asosiasi itu lebih bagus untuk memajukan industri pameran ini.
Bagaimana dengan Taiwan Excellence sendiri. Apakah masih akan berjalan?
Taiwan Excellence masih akan tetap ada dengan penambahan pada produk machinery. Tetapi belum bisa kami sebutkan jumlah penambahan brand yang akan ikutan dalam kampanye Taiwan Excellence karena saat ini masih dalam proses persiapan. Pastinya akan ada panambahan dan peningkatan yang lebih banyak lagi. Tetapi tetap brand TI akan menjadi fokus utama dalam kampanye ini.
Seberapa besar target yang ingin dicapai Taiwan tahun ini?
Pemerintahan Taiwan berharap kerjasama ini semakin tumbuh dan berkembang pesat dengan peningkatan mencapai lebih dari 10%. Terpenting, kerjasama ini bisa memajukan produk-produk Taiwan di Indonesia. Kami juga sangat welcome untuk pebisnis dan industri Indonesia bisa mengikuti pemeran di Taiwan sehingga bisa juga dikenal brand dan produk Indonesia di Taiwan. • ANDRI