Belakangan ini jumlah ponsel baik merek global dan lokal  makin berseliweran saja di tanah air. Produk global, seperti Samsung, BlackBerry, LG, Huawei, dan sebagainya, jauh lebih dominan dibandingkan merek lokal di dalam negeri.

 SEJUMLAH vendor merek lokal mengaku punya strategi sendiri untuk menyiasati situasi sulit di tengah gempuran merek-merek ternama. Misalnya, Cross Mobile Phone, yang mulai membenahi kualitas material maupun piranti lunaknya secara berkala, namun tetap mempertahankan harga yang terjangkau.

Dari data International Data Corporation (IDC) disebutkan penjualan ponsel fitur tahun lalu yang tumbuh 15% sudah tembus 55 juta unit. Tahun ini, IDC juga  memprediksi ponsel fitur masih bisa tumbuh hingga 8%. Melihat data ini, Cross pun kemudian banyak memproduksi ponsel-ponsel pintar yang berkualitas dan kaya fitur.

“Kami menjaga kualitas produk. Presentase dari unit yang rusak harus kecil. Saat ini, presentasi unit Cross yang rusak di bawah dua persen Kami melihat kebutuhan pasar, makanya ada ponsel yang dihidupkan dan  dimatikan. Yang terbaik bukan tingginya teknologi tapi mengerti kebutuhan konsumen,” ujar Janto Djojo, Direktur Pemasaran Cross.

Cross Mobile Phone sendiri merupakan sebuah perusahaan elektronik asal Indonesia yang didirikan pada tahun 2008 di Jakarta. Melalui produk-produk telekomunikasi yang berkualitas, bisa dibilang Cross kini menjadi salah satu merek lokal yang paling diminati konsumen dalam negeri.

Ingin tahu lebih banyak mengenai Cross? Simak wawancara BISKOM dengan Janto Djojo belum lama ini.

Perbedaan apa yang disuguhkan Cross dibanding brand lainnya?
Cross ingin menunjukan bahwa selama ini kamu selalu cermat melihat pasar yang terus tumbuh. Belum ini kami mendapatkan penghargaan sebagai Indonesia Brand Champion Award 2013 yang artinya kami telah memenuhi kebutuhan berbagai lapisan masyarakat. Kelebihan kami lainnya adalah selalu menyajikan produk berkualitas dengan harga terjangkau. Bahkan berdasarkan data dari IDC, sejak kuartal kedua hingga kuartal keempat di tahun 2012 kemarin, Cross berada di posisi runner up setelah Nokia untuk pengapalan unit ponsel. Data ini adalah sebuah pembuktian penting bagi kami.

Apa saja produk-produk Cross yang telah diluncurkan tahun ini?
Pada Maret lalu kami meluncurkan lima produk Cross yakni Cross A27, A26, A28, CG2, dan C5. Semua produk tersebut sudah dapat ditemukan di pasaran sejak sebelum acara launching.  Sudah menjadi budaya kami, sebelum di rilis, barang-barang harus sudah distribusikan ke pasar terlebih dahulu.

Kemudian di Mei kemarin Cross juga menggulirkan seri A20 dan A25 dengan harga yang terjangkau untuk menunjukkan keseriusan kami menggarap segmen anak muda.

Bagaimana target penjualan yang ingin dicapai Cross tahun ini?
Kami berharap tahun ini penjualan ponsel bisa tumbuh dua kali lipat dari tahun 2012. Tahun lalu, penjualan ponsel Cross juga meningkat dua kali lipat ketimbang tahun 2011. Di tahap awal, kami  sudah mengimpor  masing-masing sebanyak 30 ribu  unit untuk A27 dan A26.  Kami  yakin produk ini langsung bisa terserap pasar dan tandas terjual di semester satu tahun ini.  Selanjutnya, kami akan datangkan lagi dengan jumlah yang sama besar.

 Apa strategi yang dijalankan untuk menggenjot penjualan?
Kami masih menargetkan lebih dari satu juta unit ponsel terjual setiap bulan untuk semua jenis smartphone dan featurephone. Pasar featurephone kami masih didominasi wilayah Jabodetabek, Jawa Barat, dan Jawa Timur.  Nah, untuk mencapai target dan meningkatkan penjualan,  kami  rajin mengadakan program berhadiah dan juga promosi melalui televisi. Salah satunya menjadi sponsor acara pencarian bakat, yakni Indonesia Idol dan X Factor.  Sedangkan untuk program berhadiah, kami memberi hadiah mobil bagi pembeli yang beruntung. Keduanya sama-sama efektif untuk menggenjot penjualan. Namun, saya kira menjadi sponsor acara di televisi lebih berpengaruh dalam meningkatkan penjualan.

Cross sendiri, lebih memilih melakukan penjualan ritel atau  bundling?
Kami masih mengandalkan penjualan melalui ritel dibandingkan program bundling. Secara mayoritas, lebih dari 50% penjualan Cross didongkrak penjualan ritel. Meski begitu, penjualan secara bundling dengan operator seluler tetap dipertahankan demi mencapai target pertumbuhan penjualan diatas 10% tahun ini. Selain bundling dengan Indosat, kami  juga melakukan kerjasama bundling dengan Telkomsel.

Bagaimana dengan sisi distribusi?
Untuk memenangi pasar, vendor harus mempunyai rantai distribusi yang lebih kuat dari pesaing. Jika memang merek lokal, sudah seharusnya vendor merek lokal menguasai distribusi dari Sabang sampai Merauke. Sementara di sisi merek, aktivasi (brand activation) tidak kalah penting. Masyarakat harus mengenal dulu merek-merek lokal yang ada, misalnya melalui promosi. Terbukti Cross menjadi brand lokal nomor satu di Indonesia. Merek lokal harus menang sebagai tuan rumah.

Mengapa Cross masih mengeluarkan smartphone, padahal sudah banyak yang meluncurkan ponsel fitur?
Meski kami  sudah merambah ponsel pintar,  kami juga  tidak ingin melupakan pasar ponsel fitur yang masih menguasai pasar ponsel domestik.  Kami gencar melansir beragam ponsel terbaru sejak awal tahun, termasuk memperluas jangkauan pasar yang lebih lebar seperti mulai melirik pasar phablet atau ponsel pintar berlayar 5 inci – 8 inci.

Kami juga melengkapi jajaran produk dengan layar sentuh (touchscreen). Produk kami secara khusus menyasar segmen kelas menengah.  Bahkan, hampir 70% produk kami dibeli oleh segmen ini. Memang selama ini orang cenderung melihat merek tertentu daripada kemampuan dan fitur ponsel itu sendiri. Tapi kami terus mengedukasi bahwa produk kami tidak kalah dengan kompetitor,

Cross tampaknya banyak menyasar pengguna dari kalangan muda. Benarkah?
Tahun ini,  kami  targetkan akan melansir rata-rata enam ponsel pintar berbasis Android setiap bulan. Cross sengaja menyasar segmen pemula pemakai ponsel pintar yakni para pelajar atau yang mulai beralih dari ponsel fitur ke ponsel pintar.  Kami yakin pasar ponsel fitur masih tumbuh dimana kebutuhan ponsel sudah ada sejak anak masuk sekolah.

Cross mengusung tagline kualitas standar Eropa, bisa dijelaskan maksudnya?
Setiap ponsel yang kami keluarkan sudah masuk pasar Eropa juga. Saya yakin daya beli masyarakat tahun ini meningkat. Dengan Upah minimum regional meningkat, akan meningkat juga daya beli masyarakat.

Baru-baru ini, Cross juga meluncurkan program “Pagar Hati” apa tujuan dari program ini?
Pagar Hati adalah sebuah gerakan yang mendorong penggunaan smartphone ke arah positif serta membuat pagar mental dalam hati pengguna untuk mengenali dan menghindar penggunaan smartphone kepada aktivitas yang kurang terpuji. Banyaknya kasus negatif yang terjadi disebabkan atas ketidaktahuan yang cukup mengenai etika ber-smartphone dan bagaimana penggunaannya. Ditambah kebanyakan pengguna smartphone  adalah usia remaja yang masih belum mengenal lebih jauh batasan-batasan penggunaan aplikasi di smartphone dan juga dampak yang akan ditimbulkan baik positif ataupun negatif.

Dengan program Pagar Hati ini diharapkan dapat menginformasikan pengguna smartphone  mengenai batasan yang ada agar dapat memagari hati mereka dan menggunakan smartphone mereka secara smart dan wise. Kami sadar bahwa teknologi tidak dapat dibendung. Karenanya kami berusaha mendampingi masyarakat dalam menikmati perkembangan teknologi smartphone yang kami hadirkan dengan tetap memagari hati mereka. •DJUANDA

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.