Virtualisasi telah memberikan manfaat-manfaat signifikan kepada enterprise dan keberlanjutan lingkungan. Pelanggan mendapat penghematan material dalam anggaran teknologi informasi (TI) mereka.
VIRTUALISASI berdampak pada penghematan energi melalui manajemen server yang lebih baik, sehingga jelas bahwa virtualisasi menjadi penyumbang positif untuk setiap model pusat data berkelanjutan. Virtualisasi server juga menjawab kebutuhan pasar yang menginginkan virtualisasi tapi saat ini masih menggunakan server platform berbeda.
“Virtualisasi membuka seluruh industri server dan menciptakan peluang-peluang baru. Akhirnya, virtualisasi telah memungkinkan penciptaan nilai baru dan membawa inovasi dan kompetisi ke dalam pasar,” kata Andreas Kagawa, Country Manager Indonesia, VMware.
Berikut petikan wawancara BISKOM dengannya.
Bisa dijelaskan bagaimana virtualisasi di pasar Asia-Pasifik saat ini?
Kawasan Asia-Pasifik adalah campuran pasar yang matang (mature) dan berkembang (emerging). Mengambil belanja TI dan tingkat kematangan sebagai kriteria, maka Jepang, Australia, Selandia Baru, Singapura, Hong Kong, Korea Selatan dan Taiwan adalah pasar yang matang. Sedangkan Cina, India, Indonesia, Thailand, Malaysia, Philipina, Vietnam dan sisanya adalah pasar yang berkembang. Pasar yang matang, yang memiliki TI ‘legacy’ lebih lama dan kaya, tumbuh lebih lamban dan memiliki proporsi yang lebih besar untuk perangkat lunak (software) dan layanan (services) di dalam belanja TI mereka (75% di tahun 2012). Sebaliknya, pasar yang berkembang tumbuh lebih cepat dan memiliki proporsi yang lebih besar untuk perangkat keras (hardware) di dalam belanja TI mereka (52% di tahun 2012).
Sejauhmana IDC melihat trend dalam hal adopsi teknologi di dua kategori pasar tersebut?
IDC selalu melihat tren yang berbeda dalam hal adopsi teknologi di dua kategori pasar ini dimana pasar yang matang selalu terdepan dalam adopsi teknologi dan menunjukan lebih banyak perubahan nilai dalam hal belanja TI dibandingkan dengan pasar yang berkembang. Pasar yang berkembang, dengan ‘bahan bakar’ pertumbuhan ekonomi, terus melakukan investasi lebih banyak di pembangunan skalabilitas infrastruktur yang mendukung perluasan bisnis.
Namun, masalah yang sama kerumitan yang berkembang, ruang pusat data yang mengecil, dan meningkatnya biaya telah muncul di kedua pasar ini dalam 5 tahun terakhir. Pasar yang matang mengalami mengalami tekanan yang lebih keras karena mereka ditekan untuk mengurangi belanja tapi harus membangun ketangkasan dan skalabilitas yang lebih baik, sementara pasar yang berkembang harus berusaha mengatasi tantangan membangun skalabilitas yang besar sekali dengan infrastruktur yang lebih sederhana. Masalah dan solusinya adalah meninjau ulang strategi infrastruktur, tapi keadaan yang mendesak masih belum ada.
Bagaimana dampak dari kehadiran Cloud Computing?
Resesi keuangan tahun 2008 dalam berbagai bentuknya memberikan pukulan yang sangat dahsyat. Menghadapi anggaran yang diperketat dan tumbuhnya sifat dasar strategis TI, para CIO menyadari kebutuhan kritis untuk membangun sebuah infrastruktur yang berbeda “melakukan lebih banyak dengan lebih sedikit” (does more with less). Munculnya Cloud memperlihatkan sebuah janji kepada jajaran bisnis bahwa ada solusi TI yang dapat disediakan dan digelar dengan lebih cepat daripada yang dapat ditangani oleh internal TI. Ini memberikan tekanan lebih jauh kepada internal TI untuk berubah dan mencari cara untuk mendapat sistem infrastruktur TI yang lebih fleksibel. Ada juga perasaan yang berkembang bahwa sumber-sumber daya TI dan terutama server sangat tidak efisien. Karena aplikasi terletak di dalam pusat data, dan server hanya ada satu, menjadi tidak efisien; dan kedua, terlalu lamanya dalam hal pembelian dan penggelaran – sehingga ada kebutuhan yang sangat mendesak untuk sebuah solusi yang dapat membantu lebih banyak dengan server yang ada dan mempercepat penyediaan (provisioning).
Bagaimana dampak atau manfaat virtualiasi server berdasarkan data IDC?
Server Economies Index yang dibuat IDC menunjukan dampak positif ekonomi di tahun 2020 dari virtualisasi server di sejumlah bidang: Pertama, virtualisasi server artinya lebih sedikit server yang akan dibeli sampai di tahun 2020 dibandingkan dengan jika tidak pernah ada virtualisasi. Dengan semakin sedikitnya server fisik yang hadir di dalam pusat data, akan ada tambahan manfaat ekonomi seperti berkurangnya ruang lantai yang diperlukan untuk menempatkan pusat data.
Aspek lainnya adalah dampak pada konsumsi daya listrik dan kebutuhan untuk pendinginan. Jelas bahwa lebih sedikit server akan berarti pengurangan konsumsi daya listrik dan sama dengan membutuhkan lebih sedikit teknologi pendinginan, sebuah komponen siginifikan dalam konsumsi daya listrik. Virtualisasi server juga memiliki dampak pada biaya administrasi; investasi yang dibutuhkan untuk mengelola server virtual berbeda dengan investasi untuk mengelola server yang tidak divirtualisasi. Dengan virtualisasi memberikan sejumlah skala penghenatan besar saat jumlah mesin virtual meningkat sampai pada satu titik. •DJUANDA