Teknologi terkini, seperti social media, Cloud, big data dan security semakin gegas diadopsi di dalam masyarakat. Namun ada ketimpangan antara perkembangan teknologi itu dengan ketersediaan sumber daya manusia terampil yang memadai di bidang TIK.
LEMBAGA riset, CA Technologies, memprediksi pada tahun 2014 ini akan terjadi kelangkaan sumber daya manusia (SDM) terampil di bidang teknologi dan sains. Tentunya prediksi ini tidak boleh dianggap sepele, karena bisnis masa kini sangat tergantung pada inovasi berbasis teknologi dan tentu saja keterampilan orang-orang di belakangnya.
SDM yang handal dan profesional dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK) harus mampu mendorong pengembangan dunia usaha (industri), institusi pendidikan serta pemerintahan untuk menuju terwujudnya masyarakat informasi.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Balitbang SDM), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), Aizirman Djusan mengatakan, “Keahlian di bidang TIK harus kita kuasai, sebab dengan TIK, pegawai-pegawai pemerintah misalnya, saat melakukan pelayanan kepada masyarakat akan lebih efisien dan efektif. Dengan layanan berbasis TIK, secara otomatis pegawai pemerintahan diharuskan memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional, jujur dan adil.”
Lebih jauh lagi, penggunaan TIK di dalam masyarakat luas dapat menghasilkan pengolahan data yang lebih akurat dan pencarian data yang lebih cepat. “Namun tujuan akhirnya adalah, kita berharap Indonesia bisa menjadi negara produsen di bidang TIK. Bukan melulu menjadi pengguna TIK,” tambahnya.
Untuk mewujudkan SDM yang hadal di bidang TIK, Kemkominfo terus menjalankan program beasiswa pendidikan S2 atau S3 bagi pegawai negeri sipil (PNS) di lembaga kementerian dan non-kementerian termasuk PNS TNI/POLRI, baik di lingkungan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah serta karyawan dan karyawati swasta yang bekerja di bidang TIK.
Sepanjang 2013 lalu, Kemkominfo telah melaksanakan pengembangan SDM bidang TIK dengan sasaran strategis penciptaan SDM yang unggul di bidang ini, melalui beberapa kegiatan, diantaranya program beasiswa S2 atau S3 di dalam dan luar Negeri.
“Pada tahun 2013, Balitbang SDM telah memfasilitasi sertifikasi bidang TIK bagi 553 orang. Capaian ini diharapkan dapat mendorong meningkatnya kompetensi SDM di bidang TIK,” papar Aizirman.
Program sertifikasi bidang TIK untuk pengembangan SDM ini telah terpilih menjadi program Quick Wins Kemkominfo pada bulan November 2013, realisasinya telah melampaui target sebanyak 400 orang yang dicanangkan dengan jumlah peserta yang lulus sertifikasi melebihi 1.500 orang.
Tertarik dengan program ini? Simak petikan wawancara BISKOM dengan Aizirman Djusan belum lama ini.
Apa saja sasaran atau tujuan yang hendak dicapai Kemkominfo terkait ketersediaan SDM TIK yang handal?
Kemkominfo terus melaksanakan pengembangan SDM bidang TIK sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, yaitu meningkatkan kemampuan SDM aparatur pemerintah, institusi pendidikan, pelaku dunia usaha, dan masyarakat dalam bidang TIK yang memenuhi standar kompetensi profesi sehingga dapat meningkatkan daya saing bangsa.
Tersedianya SDM yang handal dan profesional dalam bidang TIK diharapkan mampu mendorong pengembangan dunia usaha, industri, institusi pendidikan serta pemerintahan untuk menuju terwujudnya masyarakat informasi.
Apa saja kegiatan yang dilakukan Balitbang untuk pengembangan Litbang SDM Kemkominfo?
Kemkominfo secara kontinyu mengadakan pelatihan TIK untuk pekerja dan masyarakat, serta aparatur pemerintah. Kemkominfo juga memiliki program Kominfo Goes to Mall dimana kami mengadakan pelatihan dan seminar di mall-mall agar menjangkau masyarakat luas.
Kami juga melakukan penyusunan Standar Kompetensi bidang Kominfo (SKKNI), dan Pendidikan dan Pelatihan di Sekolah Tinggi Multimedia, MMTC Yogyakarta. Salah satu program di bawah Balitbang SDM, yaitu fasilitas sertifikasi bidang TIK untuk pengembangan sumber daya manusia, terpilih menjadi program Quick Wins Kemkominfo TA 2013 pada bulan November 2013 lalu. Realisasinya telah melampaui target sebanyak 400 orang yang dicanangkan dengan jumlah peserta yang lulus sertifikasi melebihi 1.500 orang.
Di samping itu semua, kami juga terus melaksanakan program beasiswa S2 atau S3 di dalam dan luar negeri bagi pegawai PNS di lembaga kementerian dan non-kementerian termasuk PNS TNI/ POLRI, baik di lingkungan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah serta karyawan dan karyawati swasta yang bekerja di bidang TIK.
Bisa dijelaskan lebih lanjut mengenai hasil lulusan program beasiswa luar negeri?
Balitbang SDM Kemkominfo menyediakan pemberian beasiswa S2 dalam negeri untuk dua program studi S2, yaitu Government Chief Information Officer (CIO) dan Ilmu Komunikasi.
Untuk program Beasiswa Luar Negeri, Balitbang SDM telah menjalin kerjasama dengan universitas-universitas terkemuka di Australia, Belanda, Hongkong, Inggris, Jepang, Jerman, Korea Selatan dan Swedia. Program beasiswa ini telah berlangsung sejak tahun 2007 dan telah memiliki lebih dari 1.300 orang penerima beasiswa, dan telah menghasilkan 392 orang lulusan S2 dalam negeri dan 182 lulusan S2 dan S3 luar negeri.
Kedepan, apa rencana strategis Kemkominfo untuk Litbang SDM?
Rencana Strategis periode 2010-2014 untuk Litbang SDM diterjemahkan melalui program kerja, yaitu pelaksanaan Bimtek Dokumentasi dalam rangka pendukung implementasi UU No. 14/2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) untuk 2.500 orang, pelaksanaan pelatihan CIO untuk 2.500 orang, pelaksanaan pemberian beasiswa dalam dan luar negeri sebanyak 1.398 orang, penyusunan Standar Kompetensi Kerja sebanyak 40 paket, dan sertifikasi SDM bidang Kominfo sebanyak 4.980 orang.
Apa saja yang diupayakan Balitbang SDM untuk mendukung peningkatan kompetensi?
Seperti sudah saya jelaskan tadi, Balitbang SDM telah melakukan penyusunan SKKNI. Sampai dengan tahun 2013, sudah mencapai sebanyak 18 SKKNI.
Selain itu, kami juga berkomitmen untuk mengembangkan kompetensi PNS di bidang TIK melalui Bimtek CIO. Pada tahun 2013, Bimtek CIO telah diikuti oleh 542 orang PNS, Bimtek Budaya Dokumentasi diikuti oleh 539 orang PNS, dan peserta pelatihan Komunikasi Publik untuk masyarakat umum sebanyak 500 orang.
Menurut Anda, mengapa Indonesia saat ini masih kekurangan tenaga ahli di bidang TIK?
Sebenarnya, kelangkaan SDM terampil di TIK dan sains terjadi di seluruh dunia di tahun 2014 ini. Setidaknya ada 30 profesi paling berkembang di bidang TIK untuk kurun waktu 10 tahun ke depan. Mereka adalah para pekerja terampil dalam bidang science, teknologi, teknik (engineering), dan matematika, atau disingkat sebagai STEM. Sayangnya, pertumbuhan dan ketersediaan SDM di bidang-bidang tersebut terbilang lambat bila dibandingkan dengan kebutuhan yang ada. Sebuah studi memprediksi bahwa di tahun 2018 nanti, Amerika akan kekurangan 3 juta pekerja berlatar belakang pendidikan teknik.
Di Indonesia, kekurangan tenaga ahli TIK disebabkan oleh banyak faktor, antara lain karena banyak sarjana TIK yang hanya memiliki kemampuan dasar sebatas sebagai operator dan programmer, namun di sisi lain, mereka yang ahli di bidang TIK justru direkrut menjadi tenaga kerja di perusahaan asing di luar negeri karena mereka mendapat tawaran gaji lebih tinggi daripada gaji yang mereka terima di dalam negeri.
Kelangkaan ini tentunya bukan hanya menjadi tugas pemerintah untuk mencari solusinya. Bagaimana himbauan Anda terhadap pihak swasta?
Betul, ini adalah tugas bersama. Perusahaan hendaknya juga mengambil langkah proaktif untuk mengatasi hal ini, yakni dengan melakukan pendekatan terbuka pada komunitas, sebagai solusi jangka pendek. Sementara untuk ke depannya, perusahaan sebaiknya melakukan investasi dalam pendidikan teknik bagi para karyawannya. •DJUANDA