Di tengah gempuran merek-merek global yang mendominasi pasar perangkat komputasi di dalam negeri, ternyata tidak menyurutkan salah satu produsen notebook lokal satu ini untuk terus berinovasi membangun brand lokal yang berkualitas dan bisa diterima di tengah-tengah masyarakat.
UNTUK memantapkan keberadaannya di tanah air, perusahaan yang mulai memproduksi notebook di dalam negeri pada tahun 2005 ini telah menginvestasikan sekitar US$ 8 juta untuk memperluas pabrik produksinya di tanah seluas 11.000m2 di daerah Cakung, Jakarta Timur, yang rencananya rampung di pertengahan tahun ini.
Axioo, inilah brand lokal yang masih tersisa di negeri ini yang mampu disejajarkan dengan brand global yang lebih dulu hadir. Buktinya, brand notebook nomor 1 di Turki bernama Casper telah menggunakan design dari Axioo. Penjulan Axioo sendiri tidak hanya di dalam negeri tetapi sudah mencapai Asia Tenggara dan Jerman. Berdasarkan data lembaga survei IDC, pertumbuhan Axioo telah berada di posisi keempat mengalahkan brand global lainnya.
Managing Director PT Tera Data Indonusa, pemegang merek Axioo, David Kartono mengatakan, hal lain yang membanggakan buat Axioo sebagai produk buatan Indonesia adalah saat ditunjuk oleh Intel untuk memimpin konsorsium dengan beberapa merek notebook luar, seperti Casper dari Turki, HCL dari India, hingga Positivo dari Brazil.
Dalam konsorsium yang dibentuk tahun 2010 tersebut, Axioo diberi kepercayaan untuk mendesain proyeknya mulai dari membuat tampilan notebook hingga mechanical strukturnya yang akhirnya menghasilkan notebook pertama berprosesor Intel Core Generasi kedua.
“Notebook Axioo menjadi yang pertama kali menggunakan prosesor Intel Core Generasi Kedua di dunia. Hal ini tentunya membuktikan produk anak bangsa bisa menembus jajaran produk dunia yang desainnya juga diadopsi oleh negara-negara yang tergabung dalam konsorsium tersebut,” ujar mantan Senior Director Motorola, Singapura ini.
Dengan adanya pengakuan tersebut, produk asli dalam negeri ini telah membangun citra positif terhadap vendor lokal dan mematahkan dogma yang selama ini menganggap lokal brand hanya bisa membeli produk China dan tinggal menempel merek lokal saja.
“Kami telah membuktikan bahwa industri lokal seperti Axioo mempunyai kemampuan untuk membuat produk sendiri. Bahkan, level Axioo sudah pada penyediaan produk untuk merek lain. Seperti merek ternama Casper yang memakai desain ultrabook pertama Axioo yang dibuat tahun 2011. Mereka membeli produk Axioo dan membayar royalty ke kami,” terang pehobi bersepeda ini.
Tidak berhenti di notebook, belakangan kuartal 4 tahun lalu Axioo memperkenalkan smartphone pertamanya yang dibuat di dalam negeri bernama PicoPhone 2 yang berbasiskan Android dilengkapi keyboard Qwerty. Kehadiran smartphone ini sebagai bentuk pernyataan kesiapan Axioo memproduksi sendiri smartphone dan tabletnya di dalam negeri.
Lebih lanjut, berikut ini petikan wawancara BiISKOM dengan pria kelahiran 25 Maret 1981 yang memilki background electrical engineering dan computer system ini di waktu luangnya.
Apa kesibukan dan tanggung jawab Anda selaku Managing Director Axioo?
Ada dua hal utama yang menjadi fokus saya, yaitu bagaimana menyediakan produk yang tepat. Maksudnya itu produk yang memiliki kualitas yang lebih baik, latest technology dan tentunya dengan harga yang bersaing. Kedua, fokus saya pada channel customer. Buat Axioo, semua orang berpotensi menjadi customer. Sebab itu, tugas kami menyiapkan channel yang baik sehingga bisa melayani customer Axioo dengan baik.
Apa yang membuat Anda tertarik untuk terjun ke indutri teknologi informasi dan komunikasi (TIK) ini?
Saya melihat banyak orang yang tidak mengerti bahwa secara fungsionalitas dan kualitas kita dapat memiliki produk yang baik yang dapat disandingkan dengan merek lainnya tetapi harganya lebih terjangkau. Dengan berkecimpung di industri ini, saya sebagai profesional berharap dapat memberikan produk yang terbaik, terbaru tetapi harganya murah. Sehingga nantinya orang Indonesia tidak lagi terdoktrin dengan sebuah brand tetapi lebih kepada fungsionalitas.
Itu salah satu harapan kami di Axioo dan alasan kami untuk tetap eksis. Bagaimana kami menjadi berkah buat orang lain dengan memberikan produk berspesifikasi sama dengan brand ternama saat ini tetapi harganya tidak mahal.
Belum lama ini Axioo meluncurkan PicoPhone 2 sebagai smartphone pertama yang produksinya di dalam negeri. Apa alasan Axioo mulai memfokuskan pembuatan produk tersebut di sini?
Sebenarnya sangat sederhana buat kami, pertama karena Axioo sudah punya fasilitasnya. Baik itu pabrik, teknologi maupun SDM sudah tersedia. Kedua, karena peraturan pemerintah yang menetapkan bahwa Small Medium Business (SMB) lokal akan dipermudah untuk berbagai proses perijinannya. Tetapi yang lebih utama karena kami sudah mempunyai fasilitasnya.
Bila tidak memanfaatkan fasiltas tersebut, nanti akan menjadi masalah buat Axioo. Misalnya, tahun depan pasar notebook mulai menurun. Kalau tidak diisi dengan smartphone atau tablet dan hanya mengandalkan notebook tentunya Axioo tidak akan bisa berkembang.
Lalu, kenapa produksinya baru dilakukan sekarang. Apa kendalanya?
Sebenarnya salah satu kendala terbesar pembuatan smartphone ataupun tablet itu terletak pada layar sentuhnya. Untuk ini diperlukan investment yang namanya clean room yang bebas debu. Masuk ke clean room tersebut harus diblow satu badan dengan dua kali pemrosesan agar bisa menekan tingkat debu seminimal mungkin.
Karena waktu menempelkan panel touch pada rangkaian device tidak boleh sampai ada debu sama sekali yang menempel, diperlukan ketelitian. Investment untuk itulah yang mahal dan sulit. Sekarang yang sedang kami kerjakan adalah membangun fasilitas yang lebih terintegrated. Sementara ini yang ada adalah clean desk berupa meja dengan tabung yang berbentuk seperti tempat bayi tabung.
Benefit apa yang dirasakan dengan membuat produk sendiri di sini?
Tentunya masyarakat akan merasakan kecepatan pelayanan dan kemudahan untuk mendapatkan sparepart-nya. Sejak 2010 saja, kami sudah berani memberikan jaminan servis 3 jam selesai. Hal ini mudah dilakukan karena kami memproduksinya di sini dan mempunyai sparepart-nya, sehingga bisa mendeliver a better customer service.
Sedangkan untuk Axioo sendiri benefit yang paling dirasakan di notebook itu adalah fleksibility. Misalkan, ada brand ternama mengeluarkan notebook dengan spesifikasi Core i5. Tentunya Axioo dengan sangat mudah segera membuat produk baru yang dapat menyaingi produk tersebut dengan spesifikasi Core i5 yang lebih tinggi speknya, harddisknya dan memorinya juga lebih tinggi, serta tidak ketinggalan harga yang lebih terjangkau.
Apa rahasia sukses Axioo hingga bisa besar seperti sekarang ini?
Kalau bisa dibilang salah satu kunci sukses Axioo adalah kami punya integritas yang sangat baik. Artinya, partner ketika berbisnis dengan kami merasa secure. Integritas tersebut kami turunkan dari produk karena produk itu mencerminkan siapa Axioo. Ketika kami memiliki produk yang berkualitas maka produk tersebut berintegritas. Saat Axioo meluncurkan produk dengan spek tertentu maka harus benar-benar memberikan spek yang sudah tertulis.
Jadi, no hidden agenda. Selain itu kami selalu melihat apa yang terbaik buat customer. Tugas kami adalah menyediakan produk yang lebih baik, berkualitas dengan spesifikasi lebih bagus, namun harganya terjangkau.
Dalam waktu dekat, produk apa yang akan ditawarkan Axioo?
Pastinya latest technology, makanya tahun ini lini produk kami sudah quad core semua, baik itu smartphone maupun tablet. Selain itu, kami memfokuskan ke kamera dengan menggunakan teknologi BSI dual kamera dan display menggunakan teknologi IPS screen. Sedangkan untuk notebook akan dual boot, yaitu Android dan Window 8. Kami berharap teknologi-teknologi terbaru ini bisa semakin menguatkan pasar Axioo di dalam dan luar negeri. •ANDRI, M. TAUFIK (foto)