Persoalan aktual perkotaan seperti kemacetan, banjir, air bersih dan energi, dapat dengan lebih mudah terpantau oleh kepala daerah di suatu operation room, hanya dengan melihat sinyal-sinyal yang dipantulkan oleh perangkat sensor yang dipasang di sejumlah titik kota. Demikianlah konsep sederhana dari smart city.
CHAIRMAN Institute for Innovation and Entrepreneurship Development ITB, Suhono Harso Supangkat, salah seorang inisiator smart city mengatakan, sebagai enabler atau pemungkin, sudah merupakan keniscayaan untuk membangun kota yang nyaman, aman dan produktif, melalui pemanfaatan teknologi informasi.
“Smart city diharapkan menjadi solusi yang smart atas permasalahan perkotaan yang mengemuka. Kami dari e-Indonesia Initiatives Forum sudah menunjukkan dan mengusulkan smartcity model yang bisa diterapkan di empat kota yang hadir dalam forum ini antara lain dari Bandung, Bogor, Makassar dan Aceh” terang Suhono, usai konferensi Smart System Platform for the Nation di Aula Barat ITB, Bandung (25/6).
Pada prinsipnya, tandas Suhono, para stakeholder dan empat walikota sepakat untuk mengimplementasikan smart city yang dimaksud. Namun yang masih jadi kendala dalam penerapannya yakni soal model bisnis dan regulasi smart city. Seperti apa?
Berikut perbincangan BISKOM dengan penggiat smart city ini.
Kenapa Anda begitu concern untuk mewujudkan smart city?
Saya melihat bahwa ada satu gap antara penduduk di kota dengan kebutuhan transportasi, energi, air bersih misalnya. Untuk itu kita harus berupaya mencari solusi yang smart agar orang di perkotaan ini bisa tetap hidup aman nyaman dan produktif dalam artian berkreasi maupun berinovasi.
Lantas apa yang dihasilkan dari konferensi smart city yang digelar selama dua hari ini di Bandung?
Ada dua hal yang kami rekomendasikan, pertama smart city merupakan sebuah kenicayaan untuk membangun kota yang lebih aman nyaman dan kondusif. Jadi smart city itu sebagai pemungkin atau enabler istilahnya. Para stakeholder dan keempat walikota yang hadir di konferensi ini saat ini tengah dalam proses pembangunan smart city. Dan kami dari ITB sudah merekomendasikan smart city modelnya.
Hal yang kedua yang terungkap dalam forum yakni persoalan model bisnisnya yang masih jadi kendala. Apakah investasi smart city akan mengandalkan APBN, APBN atau public private partnership dengan pihak swasta maupun investor luar negeri. Sebab untuk mewujudkan smart city membutuhkan investasi. Model bisnis inilah yang masih jadi kendala selain kendala regulasi. Sebab hal ini akan berhubungan dengan infrastruktur, energi, air bersih, transportasi.
Bebarapa industri juga sudah siap berkontribusi dalam membangun smart city, namun demikian bisnis model pembangunannya perlu dibuat sehingga memberikan nilai tambah untuk semua pihak karena investor pun tentu ingin mendapat keuntungan.
Tapi pada prinsipnya semua walikota saat ini tengah berusaha membangun kotanya menjadi kota terbaik bagi penghuninya sehingga hidup lebih nyaman, aman dan berkreasi maupun berinovasi. Inisiasi tengah dan sedang dikerjakan saat ini, hanya saja ada beberapa kendala di dalam membangun smart city, terutama dalam bisnis model, regulasi dan standardisasi terkait pengembangan smart city di Indonesia.
Apa sudah ada investor asing yang berminat?
Sudah beberapa negara yang berminat berinvestasi dalam pembangunan smart city di Indonesia seperti Belanda, Jepang, Korea dan Amerika Serikat. Cuma model bisnisnya nanti yang bagaimana, ini yang masih perlu dibahas.
Peranan masyarakat sendiri bagaimana?
Kalau smart city ini terwujud, tentu masyarakat pun akan senang dan mereka memang membutuhkanya karena pada intinya smartcity itu mewujudkan taraf kehidupan yang lebih aman,nyaman dan lebih produktif. Tapi kembali ke persoalan investasinya dari mana?
Karena itu di sini kami tawarkan suatu konsep “smart system platform” untuk bangsa Indonesia, melalui smart city dan smart community. Produk-produk inovasi ITB juga telah diperkenalkan ke masyarakat baik melalui implementasi beberapa prototyping di sejumlah sektor.
Jadi, seluruh elemen masyarakat bisa berpartisipasi mewujudkan smart city dalam proses transformasi kota menjadi smarter city, smarter cities, dan smarter Indonesia. Partisipasi masyarakat dapat dengan cara mengakses website www.smarterindonesia.org dan akun media sosial Ngobrol Kota. Partisipasi aktif masyarakat pun menjadi kekuatan kita untuk menciptakan perkotaan di Indonesia ke arah yang lebih baik.
Kalau dari empat kota itu, kota mana yang sudah mengimplentasikan smart city?
Keempat kota itu semuanya sekarang on going dan saya lihat progresnya bagus semua dalam setahun terakhir ini. Tinggal kita lebih optimalkan lagi.
Mungkin sudah ada kota yang bisa dijadikan pilot project nasional untuk smart city?
Kalau dari pemerintah pusat melalui Kementerian PU memang berencana memilih Kota Bogor, Bandung, dan Makassar sebagai pilot project-nya.
Jakarta sendiri bagaimana?
Jakarta akan membangun sendiri bekerjasama dengan ITB untuk membangun grand design-nya. Kalau Bandung sudah cukup baik ada keinginan untuk menerpkan smart city, misalnya di dinas-dinasnya akan menempatkan empat aplikasi dan membangun database dengan open data, sampai kepada persoalan solusi masalah infrastruktur transportasi, air dan energi.
Apa hal utama yang harus diperhatikan dalam mewujudkan smart city?
Kalau soal teknologi informasi itu kan hal utama adalah konektivitas sehingga perlu adanya broadband internet yang kualitasnya lebih baik dan lebih cepat serta lebih banyak lagi titik-titik hotspot yang perlu dipasang di berbagai sudut kota. Indonesia masih membutuhkan akses broadband yang stabil dan luas agar smart city bisa diwujudkan.
Jika teknologi broadband bisa dioptimalkan maka untuk sensing tak perlu seorang pemimpin repot-repot blusukan. Tinggal pasang sensor di kotanya, nanti laporan masuk secara real time ke operation room. Ini akan mempercepat pemimpin untuk mengambil keputusan. Nanti tinggal manfatkan cloud computing untuk penyimpanan dan analisa data. •IWA
Berita terkait:
– Pemkot Makassar Gandeng ITB Kelola Smart City
– Asosiasi dan Penggerak TIK Nasional Sepakati Roadmap dan Menteri TIK Kedepan
– Konferensi TI 2014: Membangun Sistem Cerdas Untuk Kota