Pemilu telah selesai dan pemerintahan baru pun akan segera terbentuk. Tidak dapat dipungkiri, terlepas dari pencapaian-pencapaiannya, pemerintahan yang lalu beserta kabinetnya masih menyisakan masalah-masalah yang belum terselesaikan. Termasuk di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang pemanfaatannya terasa belum optimal.
TIK yang perkembangannya di Indonesia menjadi tanggung jawab Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) masih menyisakan beberapa pekerjaan yang harus diselesaikan. Seperti internet yang relatif masih mahal, penggunaan internet yang belum merata, Sumber Daya Manusia (SDM) TIK yang belum mencukupi, produk TIK dalam negeri yang masih terbatas dan banyaknya produk TIK asing yang banyak mendominasi sistem dan solusi teknologi di pemerintahan maupun di BUMN.
Menurut Director PT Quantum Business Internasional, Ashari Abidin, presiden yang baru saja terpilih dapat memperbaiki hal tersebut dengan menempatkan sosok figur Menkominfo yang bisa menjadi Chief Information Officer (CIO) bangsa serta mampu mengkoordinir dan menyelesaikan dengan cepat permasalahan-permasalahan TIK nasional.
“Pejabat Menkominfo yang tepat seharusnya adalah orang yang sangat ahli di bidang TIK dan dengan latar belakang pendidikan TIK yang kuat, namun di sisi lain juga harus mempunyai banyak pengalaman di lapangan sebagai praktisi. Menkominfo berikutnya juga sebaiknya adalah orang yang sangat concern dengan usaha-usaha pengingkatan kualitas pendidikan di tanah air. Hal ini sangat diperlukan, mengingat masih sangat sedikitnya jumlah lulusan bidang TIK di Indonesia.” papar Ashari yang mengawali karirnya sebagai IT Business Development & Trainer di PT. SSCOM.
Selama belasan tahun terjun di dunia TI, lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) ini melihat kriteria yang disebutkannya tersebut terdapat pada sosok Onno W. Purbo yang selama ini dikenal sebagai pakar internet yang mempunyai kepedulian terhadap rakyat kecil.
“Karyanya yang pro rakyat terlihat dengan digagasnya program RT/RW Net dan penerapan Open Base Transceiver Station (OpenBTS) serta membuahkan karya Wajanbolik yang saat ini sudah banyak digunakan di desa-desa dan daerah pelosok. Karyanya ini merupakan bentuk upayanya untuk menciptakan internet murah untuk rakyat,” jelasnya.
Ia juga meyakini, Onno W. Purbo yang kerap disapa Kang Onno ini mampu membawa TIK menjadi salah satu alat utama untuk dapat mengejar ketertinggalan SDM Indonesia dari bangsa lain. TIK akan menjadi pendorong serta penggerak laju perekonomian dan percepatan pembangunan negeri ini.
Selanjutnya, berikut ini petikan wawancara BISKOM dengan Ashari Abidin di waktu luangnya.
Apakah Onno W. Purbo yang dikenal akan kesederhanaan dan kerap bicara ceplas-ceplos ini bisa menjadi sosok yang ideal untuk menjabat Menkominfo?
Berbicara Kementerian Kominfo sangat sarat dengan kebijakan teknis. Jadi dibutuhkan orang yang siap untuk kerja, yang siap untuk menyelesaikan masalah-masalah TIK yang menghambat kemajuan bangsa, dan orang yang berkata apa adanya.
TIK adalah bidang yang selalu mengedapankan transparancy, untuk itu kita memerlukan Menkominfo yang bisa mengungkapkan fakta secara lugas dan tegas. Penggunaan bahasa yang dikemas ataupun pemakaian kata-kata yang bisa memberikan makna ganda, akan menyulitkan dan bahkan dapat membebani implementasi TIK di lapangan. Meskipun kita sebagai orang timur terbiasa dengan tata bahasa yang mementingkan kesopanan, namun khusus untuk kementrian teknis seperti Kemenkominfo, fakta jelas jauh lebih dibutuhkan. Di sinilah perlunya orang yang paham teknis, dan berani menyampaikan apa adanya, serta memahami konsekuensinya.
Menurut saya, Onno W. Purbo adalah orang berpenampilan apa adanya, selalu mengungkapkan fakta, dan terus menghasilkan karya yang mengedepankan transparansi dan keterbukaan TIK. Menkominfo adalah wasit dari seluruh aktifikas TIK di tanah air, orang seperti Onno lah yang paling tepat untuk mengisinya.
Apa sumbangsih Onno yang Anda lihat terhadap perkembangan TIK di tanah air?
Onno sangat concern terhadap pemberdayaan internet yang murah dan cepat untuk rakyat. Berbagai upaya dilakukannya untuk menghadirkan solusi internet cepat dan murah. Jaringan RT/RW-net, atau antena Wajanbolik adalah bukti kepedulian beliau akan pentingnya pemerataan koneksi internet untuk seluruh rakyat. Ia juga mengurangi kebergantungan koneksi internet dari pihak-pihak tertentu, yang juga merasa bahwa koneksi internet merupakan hak setiap warna negara. Sudah sewajarnya Onno dijuluki sebagai Bapak Internet Indonesia, karena kepedulian, usaha, Inovasi dan konsistensi beliau dalam memperjuangkan internet yang murah dan cepat bagi seluruh warga.
Solusi beliau yang belakangan banyak dibicarakan dan digunakan, yakni OpenBTS, yang saat ini belum mendapat izin untuk beroperasional secara resmi dari regulator, dan hanya diperbolehkan beroperasional dalam kondisi darurat, misalnya bencana alam dan kondisi sejenis lainnya. Namun tentunya, semua inovasi untuk membuat akses TIK bisa menjadi murah dan mudah, perlu mendapat dukungan dari regulator terkait. Perlu inovasi di bidang regulasi yang memungkinkan kreatifitas seperti ini dapat terus bergulir dan terakomodasi.
Mengapa pemerataan internet menjadi penting untuk diperjuangkan di negeri ini?
Seperti kita ketahui, internet menjadi pintu utama untuk mengejar ketertinggalan bangsa Indonesia terhadap bangsa lain, dan menjadi alat untuk menuju kesetaraan dengan bangsa lain. Dengan internet, segala informasi dari seluruh belahan dunia dapat diakses dengan mudah, tanpa harus melalui pihak tertentu, secara instan saat itu juga dibutuhkan. Pendekatan yang dilakukan Onno selalu menggunakan teknologi berbasis open source, membuat solusinya menjadi semakin murah, terbuka serta transparan.
Penggunaan teknologi berbasis open source memungkinkan solusi internet gateway menjadi sangat murah dan mudah didapat. Cukup menggunakan satu buah komputer biasa yang diinstal sistem operasi Linux, ditambah beberapa setting konfigurasi/instalasi untuk firewall, proxy dan bandwidth limiter (semuanya berbasis open source), maka kita sudah punya solusi internet gateway yang dapat berjalan dengan baik.
Penyebaran internet yang tidak merata sangat dirasakan oleh masyarakat desa. Sebetulnya, seberapa besar desa membutuhkan jaringan internet dan bagaimana dengan dampaknya?
Dukungan atas perkembangan dan pertubumbuhan desa salah satunya adalah dengan pemberdayaan TIK di lingkungan pedesaan. Internet akan memberikan perubahan yang sangat besar bagi kemajuan desa. Internet memungkinkan desa untuk mengetahui pos tani daerahnya masing-masing, mengetahui cara untuk menghasilkan pertanian yang bagus dan maksimal, memungkinkan petani untuk dapat mencari inovasi terbaru di bidang pertanian khususnya untuk bidang pertanian yang sedang digeluti.
Dengan internet, para petani dengan cepat dapat mengetahui dan dapat menduplikasi tekonologi dan terobosan yang digunakan oleh para petani di negara lain, ataupun petani dari daerah lain di Indonesia. Dengan internet pula, para petani dapat langsung berinteraksi dengan pembeli, sehingga bisa mendapat untung lebih baik dan si pembeli bisa mendapat harga yang lebih murah.
Dengan internet pula, para petani dapat berinteraksi langsung dengan para investor yang tertarik untuk mengembangkan industri pertanian dengan teknologi atau inovasi tertentu, tanpa harus melalui banyak perantara.
Dan dengan internet, para petani dapat menghasilkan produk pertanian dengan kualitas yang unggul, sehingga dapat memenuhi standar dunia internasional untuk kebutuhan ekspor. Pemberdayaan internet desa juga akan memaksimalkan penyerapan tenaga TIK yang ada di lingkungan pedesaan. Ini akan menjadi spiral effect yang terus membesar dimana akan semakin banyak penyerapan SDM TIK dari SMK, akan semakin memberdayaan desa, semakin majunya desa akan membuat semakin banyak lagi dana yang bisa dialokasikan untuk pendidikan SMK di pedesaan, semakin banyak pula siswa baru SMK yang akan terus dididik dan nantinya diserap kembali untuk pemberdayaan desa.
Berarti TIK ataupun internet juga akan mempengaruhi pembangunan SDM dalam negeri?
Betul. TIK merupakan cara utama dalam membangun SDM di tanah air. Untuk menunjang itu, pendidikan TIK di Indonesia menjadi suatu keharusan yang tidak bisa ditawar. Namun disayangkan kita justru mengalami kemunduran dengan adanya penghapusan materi pembelajaran TIK dari sekolah dasar dan menengah. Padahal dengan TIK semua ilmu pengetahuan dan teknologi akan menjadi semakin mudah dan murah untuk diperoleh.
Namun berita baiknya adalah saat ini sudah semakin banyak SMK di tanah air yang mempunyai berbagai jurusan TIK seperti Multimedia, Teknik Jaringan Komputer dan juga Rekayasa Perangkat Lunak. Dan ternyata kualitas mereka semakin hari semakin baik. Saat ini sudah semakin banyak lagi siswa SMK yang langsung bekerja di masyarakat. Siswa SMK juga sudah mampu membuat karya yang semakin mendekati kebutuhan industri, sehingga memudahkan dari kalangan industri untuk dapat menyerap lulusan SMK tersebut. Kendati demikian, pemerataaan pertumbuhan SDM TIK perlu semakin ditingkatkan dengan memperbanyak SMK-SMK di seluruh pelosok Indonesia.
Seperti apakah SDM TIK yang berdaya saing nantinya?
Tentunya seperti yang diimpikan Onno dan juga sebagian besar masyarakat TIK, yaitu SDM yang mampu membuat bangsa ini berdaulat dan merdeka di bidang TIK, serta mampu membuat infrastruktur dan aplikasi sendiri yang terus mengurangi ketergantungan pada luar negeri. Pada akhirnya Indonesia akan mempunyai ahli TIK yang disegani negara lain. Sebagai langkah awal, bangsa Indonesia perlu memerdekakan dirinya melalui akses internet yang mudah, murah dan cepat. •