MASYARAKAT Ekonomi Asean (MEA) yang akan diberlakukan pada 2015 membuat kompetisi bisnis kian ketat. Saat ini, Indonesia tengah mengatasi berbagai masalah, termasuk masalah teknologi informasi dan komunikasi (TIK), agar bisa membantu mendorong peningkatan eknonomi di tanah air.
Organisasi e-Indonesia Initiatives Forum (eII Forum), yang dipimpin oleh Suhono Harso Supangkat mengungkapkan tujuh masalah terkait TIK yang harus mendapat perhatian lebih pada 2015. Pertama adalah pemerataan dan peningkatan kualitas akses pita lebar. Di dalam ini termasuk pemanfaatan 4?G dan? Indonesia Broadband Plan 2014-2019.
Kedua, masalah efektivitas, keamanan, kecepatan dan kecerdasan (server) dan sistem layanan di data center dan Cloud Computing. Ketiga, penggunaan perangkat berbasis Internet protocol (IP) seperti Internet of Things dan Machine to Machine (M2M). Keempat, implementasi ?e-government, smart city, smart maritime dan lainnya.
Kelima, peningkatan kapasitas industri dalam negeri dari sisi konten kreatif, perangkat dan sistem. Keenam, pengembangan SDM. Dan terakhir yang ketujuh,? kedaulatan TIK dalam kenegaraan.
“Kami selama 10 kali melakukan kegiatan telah menghasilkan C-gen, Garuda Smart City Maturity Model dan smart city platform. Diharapkan, ke depan akan ada standarisasi nasional tentang smart city nasional. Smart City sekarang menjadi tren, saya rasa harus ada standarisasi mulai dari hubungan antara komponen pendukung smart city, M2M, IoT, dan aplikasi ke platform,” tegas Suhono saat membuka diskusi ICT Outlook 2015, di Jakarta (17/12).
Acara yang mengambil tema “Tantangan dan Strategi Bisnis dalam Implementasi MEA 2015” ini melibatkan lebih dari 200 pimpinan perusahaan di berbagai sektor industri nasional. Tokoh nasional yang menghadiri acara ini diantaranya Rudiantara (Menteri Telekomunikasi dan Informatika), Arya Damar (President Director Lintasarta), Renald Khasali (Akademisi dan Pakar Manajemen Bisnis), Gunawan Susanto (President Director IBM Indonesia), Neneng Goenadi (Country Managing Director Accenture Indonesia), dan pejabat Otoritas Jasa Keuangan(OJK) serta SKK Migas. •M. TAUFIK (foto)