CYBER Defense Competition (CDC) 2015 merupakan ajang perlombaan atau kompetisi kemampuan di bidang teknologi informasi dan telekomunikasi (TIK). Perlombaan Perlombaan yang diadakan di Yogyakarta 11-12 Mei 2105 ini diselenggarakan selain sebagai media untuk menyalurkan kreatifitas juga untuk mengembangkan pengetahuan dan keahlian Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia dalam bidang TIK dalam rangka menghadapi ancaman nyata yang salah satunya dapat berupa ancaman cyber.
Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Gubernur Akadami Angkatan Udara (AAU), Marsekal Muda TNI Abdul Muis mengatakan, CDC 2015 memiliki nilai strategis di tengah dinamika perkembangan dunia internasional yang diwarnai dengan berbagai ancaman nyata yang salah satunya dapat berupa ancaman cyber. “Kegiatan ini memiliki makna yang dalam yakni sebagai media untuk menyalurkan kreatifitas sekaligus mengembangkan pengetahuan dan keahlian dalam bidang TIK dalam rangka menghadapi ancaman nyata,” tambahnya.
Menurut Menhan, perkembangan dan kemajuan TIK telah menyebabkan perubahan yang begitu besar pada kehidupan umat manusia. TIK memiliki posisi strategis dalam menunjang dan memberi kemudahan kepada masyarakat dalam menjalankan segala aktivitas sehari-hari. Implikasi lain yang muncul adalah implikasi negatif dan memunculkan berbagai kerawanan seperti perang asimetris yang dapat terjadi di masa damai maupun masa perang.
Oleh karenanya, Indonesia harus waspada dan bersiap untuk mengantisipasinya karena tidak menutup kemungkinan perang asimetris dapat mengganggu kedaulatan, keutuhan dan keselamatan segenap bangsa. “Kunci keberhasilan dalam perang asimetris adalah keunggulan TIK. Dengan perangkat yang unggul serta ketersediaan SDM yang handal dan berkualitas, maka Indonesia diharapkan mampu menangani berbagai ancaman yang berdimensi cyber”, jelas Menhan.
Lebih lanjut Menhan berharap kompetisi ini dapat dijadikan momentum langkah awal guna meningkatkan keahlian dan profesionalisme peserta dalam bidangnya. Melalui kegiatan seperti ini diharapkan juga semakin membentuk karakter sumber daya manusia yang berjiwa patriotisme dan memiliki rasa cinta tanah air yang tinggi serta siap mengabdikan diri sebagai bagian dari bangsa Indonesia. “Dengan kemampuan TIK yang dilandasi dengan jiwa patriotisme dan rasa cinta tanah air khususnya dari para komunitas TIK, saya yakin kita dapat menjaga kedaulatan, keutuhan dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman berdimensi siber. Dengan kualitas dan karakter tersebut maka negara dan bangsa ini akan bangkit menjadi negara yang semakin kuat dan disegani”, tambah Menhan.
Menhan mengungkapkan rasa bangga karena kegiatan kompetisi CDC 2015 secara maraton ini dapat berlangsung dengan aman dan lancar. Semua peserta lomba telah menampilkan produk-produk hasil inovasi yang memiliki keunggulan tersendiri. Diharapkan momentum kebersamaan ini dijadikan sebagai tonggak dan langkah awal untuk merapatkan barisan untuk melindungi NKRI dari ancaman nyata yaitu berupa ancaman cyber. “Pada dasarnya hasil kreatifitas dan inovasi semua peserta lomba saya nilai sangat mengesankan. Hal ini membuktikan bahwa sumber daya manusia kita mampu dan tidak kalah dengan bangsa-bangsa lain”, tambah Menhan.
Menurut Menhan, inovasi dan kreativitas para peserta lomba juga memiliki kontribusi yang signifikan guna menambah pengetahuan di bidang TIK. Hal ini berdampak pula keahlian bagi yang mengawaki sistem informasi pertahanan negara (Sisfohanneg) di lingkungan Kemhan.
Program membangun Sisfohanneg guna menyikapi dan mengantisipasi pesatnya perkembangan TIK dengan segala implikasinya. Tanpa adanya kemampuan memproteksi sistem informasi, maka data informasi kita yang sebagian besar bernilai strategis dan berkualifikasi rahasia dapat diakses dan disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab dan lebih jauh dapat berdampak negatif terhadap kedaulatan, keutuhan dan keselamatan segenap bangsa. “Secara bertahap Sisfohanneg Kemhan yang dalam hal ini dikelola oleh Pusat Data dan Informasi Kemhan terus membuat inovasi dalam rangka peningkatan kinerja organisasi”, tambah Menhan.
Kegiatan yang ketiga kalinya diselenggarakan oleh Kemhan ini mengangkat tema “Pemanfaatan TIK Dunia Maya (Cyber) Dalam Rangka Sistem Pertahanan Negara”. Dalam penyelenggaraannya, Kemhan bekerjasama dan didukung oleh TNI AU, Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure (ID-SIRTII) sebagai pelaksana Teknis, Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI), Nawala, Inixindo, Xirka, D-NET dan Smartindo.
Kompetisi ini diikuti peserta dari seluruh Tanah Air baik kalangan pelajar, mahasiswa maupun masyarakat umum dan setiap peserta bergabung dalam satu tim dengan ketentuan terdiri dari minimal tiga orang dan maksimal lima orang. Juri pada perlombaan ini merupakan para profesional dan praktisi IT Security yang terkenal handal di bidangnya. Sebelum pelaksanaan babak final, babak penyisihan telah dilaksanakan pada tanggal 6 sampai dengan 10 April 2015 yang diikuti peserta sebanyak 206 tim untuk kategori umum dan 27 tim untuk kategori pelajar. Berhasil melaju ke babak selanjutnya yaitu babak final sebagai tim finalis untuk kategori umum sebanyak 16 tim, tim finalis untuk kategori pelajar sebanyak 5 tim dan tim finalis dari TNI sebanyak 15 tim. •DJUANDA