TEKNOLOGI dan industri kecantikan kini berkembang pesat di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia. Hal ini mendorong berbagai perusahaan kecantikan menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara prioritas dalam hal pengembangan pasar baru.
Melihat potensi yang baik ini, PT Indonesia Trade Exposition (ITE) akan menyelenggarakan trade exhibition berskala internasional yang melibatkan perusahaan-perusahaan di dalam industri kecantikan dari Indonesia dan mancanegara seperti Korea, Malaysia, Singapura, Taiwan dan Thailand dengan tajuk Beauty Professional Indonesia 2015 (BPI 2015).
Diselenggarakan pada tanggal 30 Juli hingga 1 Agustus 2015 di Jakarta Convention Center (JCC), BPI 2015 tidak hanya akan menghadirkan exhibitor dengan rentang jenis perawatan dan produk yang berinovasi teknologi tinggi, namun juga akan memberikan platform bagi produk-produk dan tata cara perawatan kecantikan tradisional Indonesia atau lebih dikenal dengan sebutan Etno Welness. Ditargetkan lebih dari 130 Exhibiting Companies, 250 merek produk kecantikan dari 15 negara akan menjumpai 5000 pengunjung selama tiga hari pameran tersebut.
Kecantikan menjadi salah satu tuntutan manusia yang solusinya semakin banyak dapat kita temui melalui berbagai inovasi teknologi. Tak hanya cara perawatan dan produknya yang semakin berkembang, namun sejalan dengan itu, orang-orang yang ahli dalam bidang ini pun memiliki tuntutan yang semakin tinggi untuk memiliki kemampuan yang mumpuni.
BPI 2015 sekaligus akan mempertemukan tenaga ahli kecantikan, manufaktur produk kecantikan, pemegang lisensi produk dan bisnis kecantikan dengan target marketnya, yaitu pihak-pihak yang juga memiliki keinginan untuk mengembangkan usaha kecantikan profesional baik taraf besar, menengah, maupun rumahan.
Patricia M. Priyatna, Project Director BPI 2015 mengatakan (28/5), “Tujuan utama BPI 2015 sebagai sebuah trade exhibition adalah untuk memberikan tempat bagi para pelaku bisnis agar dapat menemukan mitra bisnis baru dan mendapatkan informasi mengenai tren terbaru di industri kecantikan, mulai dari yang tradisional sampai Hi-Tech.”
Menurut perkembangan dunia kecantikan dari berbagai sudut pandang, maka dapat kita lihat bahwa bisnis kecantikan profesional tidak hanya bisa berkembang dalam lingkungan kesehatan, namun dapat lebih luas lagi melangkah ke dalam ranah pariwisata dan ekonomi kreatif.
“Saat ini industri kecantikan kita sedang mempersiapkan diri memasuki ranah health tourism ataupun estetic tourism, dimana kementerian pariwisata dan ekonomi kreatif memberikan segenap dukungan untuk berbagai aktivitas yang bergerak di dalamnya,” ujar Achyaruddin dari Kementerian Pariwisata.
Riset dari Direktorat Jenderal Basis Industri Manufaktur (BIM) Kementerian Perindustrian, bahwa omzet industri kosmetik diprediksi naik mencapai Rp 11,2 triliun atau tumbuh 15 persen dari 2012 yang sebesar Rp. 9,7 triliun, di mana nilai ekspor melonjak tajam dari Rp. 3 triliun menjadi Rp. 9 triliun. Dari data ini dan pengalaman ATE selama lima tahun menyelenggarakan Beauty Profesional Malaysia dan berhasil berkembang menjadi pameran terbesar ke dua di Asia tenggara memberikan keyakinan bagi ITE maupun ATE bahwa Indonesia memiliki potensi yang tidak dapat diremehkan dalam bisnis kecantikan. •YULIA CH