MASYARAKAT Telematika Indonesia (MASTEL) telah menjalankan program 5 tahunan Indonesia Broadband Plan di tahun 2014, dan berhasil mendapat sambutan positif dari publik. Untuk Indonesia Broadband Plan, pemerintah telah menginvestasikan Rp. 28 triliun dalam menyiapkan jaringan broadband hingga pelosok Indonesia dalam rangka penerapan system online e- Governance, e- Health, e-Education, e-Procurement, dan e-Logistics.
Diharapkan, begitu sistem online ini terhubung akan dapat meningkatkan efisiensi dan transparansi yang memungkinkan perkembangan sektor industri nasional. Meskipun mendapat respon yang sangat positif, MASTEL mencatat penerapan Indonesia Broadband Plan bukanlah tanpa tantangan. Menjadi terkoneksi secara digital, membuat Indonesia menjadi rentan terhadap serangan cybercrime. Selain itu, perlunya peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam mengadaptasi teknologi terkini merupakan isu yang saat ini tengah berkembang dan perlu diatasi.
Data yang didapat dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo)menunjukkan bahwa Indonesia adalah sumber serangan cybercrime terbesar di dunia selama triwulan ketiga tahun 2013, dengan 42.000 korban yang teridentifikasi per harinya. “Sudah sangat jelas bahwa semua pemangku kepentingan harus duduk bersama dalam mengatasi masalah ini. MASTEL mengajak semua pemangku kepentingan untuk duduk bersama dan berkolaborasi untuk menjawab isu ini, mengidentifikasi bagaimana kondisi saat ini dan apa yang perlu diperkuat. Upaya kolaboratif akan menghasilkan pendekatan yang efektif dan efisien, ” ucap Kristiono, Ketua Umum MASTEL dalam kick-off press conference Indonesia Infrastructure Week 2015 di Jakarta (19/8).
Hambatan terbesar dari penerapan Indonesia Broadband Plan adalah cybercrime. Data dari Kemkominfo menunjukkan bahwa dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, Indonesia telah mengalami serangan sebanyak 36.6 juta kali. Beberapa serangan dapat berbentuk pemalsuan kartu kredit, pemalsuan identitas secara online dan serangan terhadap website. ”National Broadband and Cyber Security Symposium adalah momen yang paling tepat untuk membahas cara mengatasi isu ini,” tambah Kristiono.
MASTEL akan menggelar National Broadband and Cyber Security Symposium (NBCSS) di Indonesia Infrastucture Week, yang akan dilaksanakan di Jakarta Convention Centre tanggal 4-6 November 2015.
NBCSS merupakan forum antar pemangku kepentingan yang mempertemukan antara pejabat pemerintah dan pihak swasta yang bergerak di bidang teknologi, sebagai ajang diskusi yang detil mengenai langkah-langkah kedepan yang harus dilakukan untuk memastikan Indonesia yang telrkoneksi secara digital akan aman bagi masyarakat.
Simposium ini akan mendiskusikan banyak topik diantaranya “Tantangan dan kesempatan yang dihadapi oleh Indonesia Broadband Plan 2015”, “Regulasi pemerintah terbaru dan konsekuensi pertimbangan keuangan” dan “Keterlibatan pihak swasta kelas dunia dalam Indonesia Broadband Plan”.
Sementara pembicara utama untuk NBCSS 2015 antara lain Rudiantara (Menteri Komunikasi dan Informasi), Ilham Habibie (Ketua DETIKNAS), Kristiono (Ketua MASTEL) dan Sylvia W. Sumarlin (Penasihat Kementerian Pertahanan untuk Cyber Security).
Pameran ini juga menampilkan solusi komunikasi terkini yang memiliki peran yang sangat penting bagi masa depan Indonesia Broadband Plan seperti Telkom Indonesia, Konexindo, DTC Netconnect, ACE Shanghai, ATSI dan TEEMA. •