GELARAN TechInAsia memasuki tahun kedelapan hari ini. Dibuka dengan sambutan dari Country Manager TechInAsia, acara tahunan ini dihadiri oleh ribuan peserta yang merupakan investor atau venture capital, para pemain dunia perusahaan rintisan (start up), dan juga pelajar atau mahasiswa dari beberapa universitas di Indonesia. Terdapat lima panggung yang
memberikan sesi informasi dari para pembicara yang handal dan kompeten di bidangnya, yang sangat bermanfaat bagi para peserta.
Diawali dengan sesi ”Venture Capital in SEA- What To Expect in 2017” yang diisi oleh tiga pembicara
yakni; Andi Boediman, Managing Partner Ideosource, Plern Tee Suraphongcai, Partner Venturra
Capital dan Eddi Danusaputro, CEO Mandiri Capital Indonesia. Salah seorang pembicara, Eddi
Dausaputro, CEO PT Mandiri Capital Indonesia menyatakan “Saat ini beberapa institusi pemerintah
sedang menyusun kebijakan atau regulasi yang mengatur mengenai dunia perusahaan rintisan (start
up) dan tentunya hal ini juga berkaitan dengan perusahaan venture capital yang beroperasi di
Indonesia. Diharapkan regulasi ini selesai di tahun depan sehingga regulasi yang jelas akan
memberikan iklim usaha yang baik pula terutama bagi para pemain start up di Indonesia.”
Sesi selanjutnya yang menarik adalah mengenai perkembangan dunia e-commerce di Indonesia yang
kali ini menghadirkan dua pembicara yang tak diragukan keahliannya, yaitu Sukan Makmuri, CTO
KUDO dan Chris Feng, CEO Shopee.
“Sebagai negara ke empat dengan jumlah penduduk terbesar di dunia, Indonesia masih memiliki
potensi untuk berkembang, terutama dalam bidang e-commerce. Seiring perkembangan kelompok
kelas menengah di Indonesia, potensi bisnis di dunia daring (online) ini masih terbuka lebar. Di KUDO,
kami melihat peluang masyarakat Indonesia di kota-kota lapis kedua, ketiga dan keempat juga
memiliki kesempatan yang sama untuk merasakan pembelian secara online. Mungkin saja mereka
tidak percaya dengan belanja online, metode pembayaran yang dirasa sulit dan akses internet. Hal
inilah yang membuat KUDO memenuhi kebutuhan para masyarakat tersebut dengan adanya agen
KUDO. Pelanggan tersebut dapat membayar secara tunai kepada agen KUDO yang merupakan rekan
atau saudara yang dipercayanya, kemudian agen KUDO membeli di aplikasi KUDO dan barang
langsung dikirim ke pelanggan. Agen KUDO juga menerima komisi dari setiap penjualan produknya,
nah disini kedua belah pihak (agen dan pelanggan) sama-sama diuntungkan.” ungkap Sukan
Makmuri, Chief Technology Officer (CTO) KUDO.
KUDO terus berkomitmen untuk memberdayakan masyarakat Indonesia untuk menjadi wirausaha
digital dan memiliki 1,000,000 agen KUDO di 2018 mendatang. •