Jakarta, Biskom – Komitmen menjaga kelestarian harmonisasi bumi dan lingkungan hidup, bisa lebih dioptimalkan melalui pemanfaatan teknologi informasi berbasis solusi Internet of Things (IoT) melalui Nusantara Earth Observation Network (NEOnet) – Kedeputian Bidang Teknologi Pengembangan Sumberdaya Alam (TPSA) – BPP Teknologi. Optimalisasi adopsi Konsep Industri 4.0 untuk Kebumian (Bumi 4.0) untuk pengelolaan lingkungan hidup dan sumber daya alam (SDA) sesuai dengan prinsip kelestarian alam, berpotensi besar mendukung upaya pemerintah menuju Revolusi Industri 4.0.

Saat ini dunia sedang menghadapi Revolusi Industri 4.0 atau The Fourth Industrial Revolution, era dimana teknologi digitalisasi dan otomatisasi, kian memainkan peran penting dalam berbagai kegiatan ekonomi, terutama di sektor kegiatan industri manufaktur. Ada beberapa teknologi kunci yang mewarnai era ini, seperti kecerdasan buatan (artificial intelligence), Internet of Things (IoT), super komputer, rekayasa genetika, teknologi otomatisasi, dan beberapa teknologi lain berbasis digital.

Konvergensi digital di era Revolusi Industri 4.0, kian membuat batas antara dunia digital, fisik, dan biologis semakin tipis, bahkan hilang. Dengan teknologi digital, semua elemen dalam kehidupan manusia kian mudah terhubung. Bahkan peran manusia akan semakin tergantikan oleh kehadiran teknologi ini.

Tak hanya negara maju, negara berkembang tak terkecuali Indonesia, juga tengah bersiap menghadapinya. Presiden RI, Joko Widodo bahkan juga telah secara resmi meluncurkan peta jalan “Making Indonesia 4.0” pada 4 April lalu di sela-sela Indonesia Industrial Summit 2018. Making Indonesia 4.0 merupakan peta jalan yang ditujukan untuk mengupayakan revitalisasi industri nasional secara komprehensif sebagai strategi Indonesia dalam memasuki Industri 4.0. Dalam kaitan ini, Presiden juga meminta semuanya kalangan untuk ikut aktif mendukung upaya pemerintah menuju Revolusi Industri 4.0 ini, termasuk dari kalangan yang berkecimpung dalam bidang pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), riset (penelitian), serta dunia pendidikan.

“Tantangan Revolusi Industri 4.0 harus direspons secara cepat dan tepat oleh seluruh pemangku kepentingan untuk bersama saling melengkapi dalam upaya meningkatkan daya saing bangsa Indonesia di tengah persaingan global. Kedeputian Bidang TPSA BPPT memiliki semboyan #Hanya Satu Bumi yang memiliki makna, bahwa selain menjaga lingkungan, kita juga berupaya memanfaatkan semua sumberdaya alam yang ada di bumi ini untuk kemaslahatan umat manusia, termasuk dalam konteks menuju Revolusi Industri 4.0,” ungkap DR. Ir. Hammam Riza MSC., Deputi Kepala Bidang Teknologi Pengembangan Sumberdaya Alam (TPSA) – BPP Teknologi, di Kantor BPPT, Jakarta, belum lama ini.

Di jajaran institusi kepemerintahan, terdapat beberapa bidang yang cukup menonjol dan menjadi banyak sorotan, salah satuya bidang iptek, riset dan inovasi teknologi, mengingat upaya menuju era Revolusi Industri 4.0, sangat membutuhkan inovasi baru berbasis teknologi digital dengan pendaya gunaan komputasi dan data yang tidak terbatas (unlimited). Hal ini sangat dipengaruhi oleh perkembangan adopsi teknologi internet dan inovasi teknologi digital yang masif sebagai tulang punggung pergerakan dan konektivitas manusia dan mesin. Era ini juga akan mendisrupsi berbagai aktivitas manusia.

“Dalam kaitan Industri 4.0, kami mencanangkan konsep Bumi 4.0, yakni sebuah konsep yang akan kita bangun sesuai dengan perkembangan era Revolusi Industri 4.0. Memahami konsep Revolusi Industri 4.0 sebagai suatu terminologi, kita bicara tentang penerapan teknologi informasi terkini, seperti big data, internet of things, cloud computing dan bahkan kecerdasan buatan (artificial intelligence) di bidang industri manufaktur. ” ujarnya.

NEOnet merupakan sarana teknologi informasi komputasi terintegrasi di bawah Kedeputian Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam (TPSA) BPP Teknologi yang memiliki fokus pada jaringan dan interoperabilitas data teknologi observasi kebumian dan sumberdaya alam. (red)