Jakarta, Biskom – Menristekdikti Mohamad Nasir bersama Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Rahardjo dan Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Kemenristekdikti, Jumain Appe menggelar uji coba kapal penangkap cumi berteknologi Pelat Datar di pesisir pantai Paku Haji Tangerang (20/11).

Mereka merasa puas dengan hasil uji coba Kapal Penangkap Cumi Teknologi Pelat Datar ini. Uji coba berlangsung lancar di bawah cuaca cerah berawan di wilayah pesisir pantai Paku Haji Tangerang. Waktu tempuh uji coba kapal dari muara ke Pulau Untung Jawa pulang pergi sekitar 90 menit dengan kecepatan maksimal 10 knot.

Menteri Nasir berharap kedepannya kapal pelat datar bisa diproduksi massal dan dapat digunakan secara luas oleh nelayan Indonesia, sehingga dapat meningkatkan daya saing para nelayan dan memperkuat sektor maritim Indonesia.

Teknologi kapal pelat datar ini merupakan produk hasil dari riset, pengembangan dan inovasi serta rekayasa desain dari Universitas Indonesia (UI) untuk memberikan alternatif kapal nelayan yang unggul. Kapal penangkap cumi teknologi pelat datar ini diproduksi PT. Juragan Kapal Indonesia, sebuah perusahaan startup yang bergerak di bidang produksi perkapalan, dibawah binaan Kemenristekdikti dan berkolaborasi dengan jurusan Teknik Perkapalan UI.

Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Kemenristekdikti, Jumain Appe menjelaskan pengujian kapal penangkap cumi ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan dari kapal saat bermanuver dengan kecepatan tertentu dan efisiensi bahan bakar.

“Secara teknologi kapal pelat datar ini sudah memenuhi beberapa kriteria yang sudah dimutakhirkan. Dengan upgrade kapal yang saat ini menjadi dalam kesatuan tiga lambung kapal, maka kapal ini sudah teruji dari segi manuver dalam kecepatan rendah maupun tinggi dan efisien penggunaan bahan bakar,” ujar Jumain.

Adi Lingson selaku CEO PT. Juragan Kapal menyebutkan keunggulan dari kapal penangkap cuma teknologi pelat datar antara lain sisi material yang lebih baik karena berbahan baja, umur pakai yang lebih lama, ramah lingkungan, 30 persen tenaga lebih cepat dari kapal biasa berbahan fiber, dan lebih efisien bahan bakar.

“Kapal penangkap cumi dengan teknologi pelat datar ini memiliki beberapa keunggulan dari kapal lain. Diantaranya bahan yang terbuat dari baja akan lebih tahan lama dan ramah lingkungan, lalu umur pakai kapal yang lebih lama dari kapal jenis fiber, tenaga kapal 30 persen karena bentuk lambung bawah seperti sayap yang dapat menimbulkan dynamic lift, dan irit bahan bakar,” ujar Lingson.

Kapal pelat datar merupakan teknologi kapal inovatif yang menggunakan baja sebagai material utama. Kapal ini dikonstruksi dengan pelat-pelat baja datar dan tidak melewati proses pelengkungan pelat. Teknologi ini menghasilkan produk yang diproduksi lebih cepat dan ekonomis. Material baja yang dipakai juga akan memudahkan nelayan-nelayan kecil bisa melaut lebih jauh dengan ukuran kapal yang lebih besar.

Uji coba kapal pelat datar ini juga dihadiri Staf Ahli Bidang Infrastruktur Hari Purwanto, Sesjen Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Nilanto Perbowo, Direktur Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT) Retno Sumekar, Direktur Inovasi Industri Santosa Yudo Warsono, dan Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia (BRSDM) KKP Syarif Wijaya. (red)