Jakarta, Biskom -Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir hari ini melantik dan mengambil sumpah jabatan kepada Pimpinan Tinggi Madya Kemenristekdikti. Upacara pelantikan dilaksanakan di Auditorium Gedung D Kemenristekdikti, Senayan, Jakarta, Kamis (29/11).
Pejabat yang baru dilantik saat ini dipilih melalui proses seleksi terbuka sesuai UU ASN Nomor 5 Tahun 2014. Pimpinan Tinggi Madya yang dilantik yaitu Ismunandar sebagai Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan. Ismunandar dilantik menggantikan Intan Ahmad yang telah memasuki masa purna tugas.
Dalam sambutannya Menteri Nasir mengingatkan kepada pejabat yang baru dilantik tersebut untuk melaksanakan tugas sebaik-baiknya dan menciptakan kondisi pekerjaan lingkungan kerja yang baik dengan menjalankan tata kelola pemerintahan yang baik bersama dengan para Dirjen lainnya, Staf Ahli serta pejabat eselon II lainnya di lingkungan Kemenristekdikti terutama di bidang Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi di Indonesia.
“Saya mengingatkan kepada pejabat yang baru dilantik untuk segera berkoordinasi dengan pejabat lainnya sebagai mitra kerja agar tidak hanya menjalankan tugas di bidang pembelajaran dan kemahasiswaan saja tetapi bisa berkontribusi juga dengan tempat lain untuk melanjutkan terobosan-terobosan di bidang penjaminan mutu pendidikan tinggi di Indonesia agar semakin baik dan berkualitas,” ujar Menristekdikti.
Selain itu Menristekdikti mengatakan dalam penyusunan kebijakan-kebijakan yang ada di Kemenristekdikti harus mengacu pada sistem yang telah berkembang saat ini yaitu ‘Cyber Physical System’.
“Seiring berkembangnya ‘Cyber Physical System’ dalam menghadapi era Revolusi Industri 4.0 saat ini, perguruan tinggi di Indonesia akan terkena dampaknya, akan terjadi ‘the death of university’, akan ada kematian suatu perguruan tinggi, maka dari itu inovasi dan kreatifitas harus dilakukan, ‘distance learning’ harus dijalankan dengan baik serta kualitas harus tetap dijaga,” tutur Nasir.
Pada kesempatan ini, Menristekdikti mengucapkan terima kasih atas kerja keras Intan Ahmad selama 3 tahun terakhir dalam upaya meningkatkan akses, kualitas pembelajaran maupun penjaminan mutu pendidikan tinggi.
Selama menjalankan tugas sebagai Dirjen Belmawa (2015-2018), Intan telah berhasil merancang berbagai program terobosan seperti Sistem Pembelajaran Daring (SPADA), Pendidikan Profesi Guru (PPG), Penyetaraan Ijazah Online, Sistem Verifikasi Ijazah Secara Online (SIVIL), Penomoran Ijazah Nasional (PIN), Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL), Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI), Indonesia Research Education Network (IdREN), dan program terobosan lainnya.
Nasir berharap Ismunandar sebagai Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan bisa melakukan aktifitas yang lebih enerjik karena merupakan darah segar di kementerian serta membuat gairah di Kemenristekdikti untuk lebih baik lagi. Nasir juga meyakini Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan yang baru dapat membuat program-program terobosan lainnya dalam upaya Kemenristekdikti untuk menghadapi era Revolusi Industri 4.0
Ismunandar diketahui mencatatkan prestasi sebagai Guru Besar Termuda di Institut Teknologi Bandung pada usia 38 tahun. Sebelum dilantik sebagai Dirjen Belmawa, Ismunandar merupakan Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Washington DC, Amerika Serikat. Peraih penghargaan mahasiswa berprestasi ITB (1992) ini menyelesaikan pendidikan sarjana pada tahun 1992 dari Departemen Kimia ITB. Ismunandar melanjutkan studi doktoral di University of Sydney, Australia dan lulus tahun 1998. (red)