Siapapun yang merasakan menggunakan tol trans Pulau Jawa, pasti terkagum-kagum. Tol Jakarta – Surabaya sudah tersambung. Liburan akhir Desember 2018 kemarin, saya sengaja mengajak istri dan anak saya menjelajah tol Pulau Jawa. Saya menyupir sendiri kenderaan. Hamparan sawah dan kebun menjadi pemandangan indah di sebelah kiri maupun kanan.

Saya berhayal, kelak akan lahir sebuah lantunan indah dari pencipta lagu yang menggambarkan keelokan dan kedamaian bumi Indonesia di Pulau Jawa, sekelas lagu “Indonesia Tanah Air Beta”.

Karena itu, saya berpendapat agar unit kerja Pusat Komunikasi Publik, di Kementerian PUPR dan di BUMN jalan tol lebih menggelorakan secara masif keberhasilan pembangunan jalan tol dan seperangkat pelayanan yang sangat bagus itu, menjadi wacana di ruang publik di berbagai sosial media, tidak hanya sekedar diposting di Website Kementerian PUPR mapun BUMN terkait, yang pengaksesnya sangat-sangat terbatas.

Untuk itu, saya menyarankan kepada Presiden Joko Widodo agar memerintahkan semua menteri dan setingkat menteri supaya biro yang menangani komunikasi dan  informasi bekerja keras, sehingga setiap capaian atau kinerja kementerian dan instansi pemerintah menjadi wacana di ruang publik. Ukuranya, harus menjadi trending topic. Lebih bagus lagi jika stasiun-stasiun televisi di Indonesia menjadikannya topik bahasan. Dengan demikian, presiden tidak lagi disibukkan menyampaikan dan menjelaskan keberhasilan pembangunan yang sudah dilakukan selama ini.

Jika ini terealisasikan secara masif, akan bisa menjadi tirai penutup berita hoax yang seolah dilamatkan kepada pemerintahan Jokowi-JK. Sebab menurut pengamatan saya, sampai saat ini biro-biro yang menangani Komunikasi Dan Informasi belum bisa membawa isu capaian  pembangunan menjadi trending topic di ruang publik melalui sosial media.

Nyamannya Lewat Tol

Kendati jalan tol penyambung baru diresmikan, sepanjang perjalanan trans Jawa berbagai pelayanan dapat dinikmati dan bagus. Pelayanan transaksi, misalnya, dilakukan secara terpadu, sekalipun pengelola jalan tol trans Jawa dilakukan oleh beberapa perusahaan. Pelayanan konstruksi, misalnya, dengan adanya satgas monitor genangan air tanpa batas waktu (24 jam) dan kesiapan pompa-pompa yang menyedot bila terjadi genangan air di jalan tol.

Pelayanan rest area. Sajian informasi menggunakan videotron jelang rest area memantau kapasitas parkir. Khusus pada rest area “mini” tersedia tempat istirahat yang sangat  memadai dan toilet portable sangat layak. Di rest area ini belum ada SPBU. Karena itu, pertamina penyiapan mobil tangki BBM dispenser, semacam pertamini. Juga kita temukan pelayanan keamanan dengan kesiagaan aparat Polri kita di setiap rest area dan mereka pun melakukan patroli di jalan tol.

Sebelum tersambungnya jalan tol ini, selama ini komunikasi silahturahmi saling berkunjung sebagai wujud budaya ketimuran kita, antar sesama anak bangsa antar propinsi yang tinggal di Pulau Jawa sangat menyita waktu dan biaya yang tidak sedikit, baik menggunakan jalur darat, apalagi jalur udara.

Dengan jalur darat, kita akan menempuh jarak yang sangat jauh dan berkelok-kelok. Arus lalulintas yang padat dengan berbagai jenis kenderaan yang acapkali juga mengalami kemacetan. Total waktu yang dibutuhkan bisa mencapai 24 hingga 30 jam di perjalanan. Tentu itu sangat melelahkan. Tiba di tujuan, di rumah saudara, misalnya, terpaksa harus istirahat dulu, sambil berbincang-bincang kemudian.

Dengan jalur udara, setidaknya kita membutuhkan rata-rata 7 jam. Dua jam dari rumah ke bandara dan dua jam lagi dari bandara ke tempat tujuan. Satu jam penerbangan udara. Satu jam di bandara keberangkatan, dan satu jam di bandara tujuan dengan segala kemacetan menuju dari dan ke bandara. Selain itu, dari aspek biaya, belum semua orang mampu naik pesawat udara.

Merujuk pada keberhasilan pembangunan dan paket pelayanan di sepanjang tol trans Jawa tersebut, maka pada periode lima tahun ke depan, 2019 -2024, siapapun presidennya, Jokowi atau Prabowo, setidaknya di empat pulau besar lainnya (Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua) sejatinya sudah tersambung dengan jalan tol, sebagai suatu perwujudan azas pemerataan dan keadilan pembangunan dalam bidang trasportasi, khususnya penyediaan jalan tol.

Saat kala tahun 2024, pembangunan jalan tol trans di masing-masing pulau sudah terwujud, interaksi antar sesama anak bangsa serta arus barang dan jasa akan bergerak lebih lancar dari suatu tempat di propinsi tertentu ke tempat propinsi lainnya. Rasa kebangsaan dan pertumbuhan ekonomi di berbagai wilayah di Indonesia, saya pastikan bergerak maju. Jika pembanguan jalan tol ini terealiasi lima tahun ke depan di empat pulau besar lainnya di Indonesia, maka 30 tahun ke depan Indonesia menjadi salah satu negara termaju di dunia. Saya yakin itu.

Penulis:  Emrus Sihombing, Direktur Eksekutif Lembaga EmrusCorner