Jakarta, Biskom – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) terus mendorong implementasi Making Indonesia 4.0 melalui gelaran Bedah Inovasi 2019, yang mengangkat tema Teknologi Informasi Energi dan Material (TIEM) untuk Industri 4.0.
Terkait hal tersebut, BPPT mendorong agar inovasi harus bermitra dengan industri dalam negeri. Karenanya, visi misi BPPT diselaraskan dengan program prioritas nasional, sehingga kegiatan BPPT bisa menghasilkan rekomendasi teknologi agar bisa tersampaikan dengan benar.
Deputi Bidang TIEM BPPT, Eniya Listiani Dewi mengatakan, melalui acara ini, pihaknya menginfokan kepada para mitranya bahwa hasil kegiatan BPPT bisa langsung terap.“Hal yang masih menjadi tantangan kedepan, seperti komersialisasi memang tidak mudah, disitu ada proses sertifikasi, standarisasi, izin edar dan di e-katalog dan itu perlu proses dan waktu,” ungkapnya saat membuka acara Bedah Inovasi TIEM di Puspiptek Tangsel, Rabu (23/1).
Dikatakan Eniya. BPPT saat ini membuka lebar pintu kerjasama ke semua mitra industri. Seperti inovasi teknologi telemedicine atau semacam cara berkonsultasi antara pasien dengan dokter dengan menggunakan perangkat yang terhubung online.
Telemedicine ini bercita-cita untuk bisa menghubungkan pasien dengan dokter dari berbagai tempat dan secara real time. Hal ini jelas sangat menunjang dunia medis tanah air. Telemedicine sudah diujicobakan di Puskesmas Pondok Cabe yang terhubung secara online dengan RSUD Tangsel. Terkait cara kerja teknologi ini sebutnya adalah seperti video chat. Kemudian perangkat inipun dilengkapi beberapa peralatan medik seperti alat EKG.
“Jadi, pasien di Puskesmas dapat terhubung secara online dan realtime dengan dokter di RSUD Tangsel. Diagnosa maupun konsultasi kesehatan pun dapat berlangsung, karena data rekam medik juga sudah tercatat di database,” paparnya.
Menurutnya penerapan inovasi teknologi seperti Telemedicine sangat diperlukan, karena merupakan jawaban dari era industri 4.0. “Ini adalah salah satu upaya kita menjawab ke pemerintah bahwa upaya untuk mewujudkan kegiatan inovasi berdasarkan industri 4.0 itu bukan impian tapi itu sudah bisa kita lakukan. Kami harapkan dukungan dan sinergi dari berbagai pemangku kepentingan,” jelasnya.
Terkait era big data juga, pihaknya telah meluncurkan Korpus data base, yang juga merupakan embrio dari big data.“Ini adalah embrio dari artificial intelligence. Dengan adanya data center yang nanti ditetapkan di Balai Jaringan Informasi dan Komunikasi BPPT sebagai data center nasional, nantinya big data bisa kita taruh di situ,” terangnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi BPPT Michael A. Purowadi menyampaikan bahwa untuk menjaga keamanan transaksi elektronik, BPPT telah mengembangkan sistem untuk mendeteksi jika ada malware yang masuk kedalam jaringan baik yang sudah diketahui, jika sudah diketahui maka bisa langsung di stop.
“Untuk itu kita menggunakan analisa big data untuk mengkarakterisasi malware tersebut, itu yang kita lakukan saat ini. Tentu saja, selain itu juga menggunakan digital sertifikat yang juga merupakan salah satu bagian dari pengamanan digital,” tutup Michael. (red/ju)