Jakarta, Biskom – Dr. Hammam Riza, M.Sc. (IPU) resmi dilantik sebagai Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang baru. Prosesi pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan inipun dilakukan oleh Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Moh Nasir.
Usai pelantikan, Hammam Riza menuturkan dirinya akan terus berupaya agar BPPT dapat memberi kontribusi inovasi teknologi untuk negeri dalam meningkatkan daya saing Indonesia, khususnya di era Revolusi Industri 4.0. Untuk itu, BPPT siap untuk bekerja bersama seluruh pemangku kepentingan, dalam mewujudkan berbagai arahan Presiden untuk meningkatkan kompetensi industri lokal dalam mewujudkan TKDN, agar mampu bersaing di tengah era persaingan global
“Tantangan BPPT ke depan adalah bagaimana ilmu pengetahuan dan inovasi teknologi dapat diterapkan seoptimal mungkin, dalam meningkatkan daya saing nasional. BPPT akan terus berupaya keras keras dengan bersinergi, dan bahu membahu bersama seluruh pemangku kepentingan strategis,” ujar pria kelahiran Medan, 8 Agustus 1962 ini.
Hammam mengungkapkan, program BPPT akan mengedepankan tiga hal. Pertama, penguatan kelembagaan dan regulasi terkait dengan berbagai penugasan nasional untuk BPPT, serta melaksanakan kegiatan-kegiatan yang memberikan kontribusi pada masyarakat.
Kedua, BPPT akan mengembangkan sumber daya manusia baik perekayasa dan peneliti, serta membangun masyarakat untuk bisa tumbuh bersama dengan inovasi. Hammam mengistilahkannya sebagai human centric innovation, inovasi yang berpusat pada manusia yang menjadi penggerak inovasi dan melaksanakan seluruh proses hilirisasi yang ada di masyarakat. “Apa yang dibangun BPPT diharapkan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, kementerian/lembaga maupun dunia industri,” lanjutnya.
Ketiga, BPPT akan memperkuat program dan kegiatannya melalui refocusing berbagai kegiatan untuk menuju flagship. “Kita tidak mengerjakan semua, tetapi apa yang dikerjakan BPPT harus merupakan sebuah flagship yang terkait dengan prioritas pembangunan,” tutur Hammam.
Jika dikaitkan dengan Rencana Induk Riset Nasional (RIRN), ada beberapa bidang teknologi yang akan diangkat menjadi flagship dari BPPT. “Saya selalu berpikir bahwa program dan kegiatan BPPT ini harus menjadikan iptek sebagai penghela pertumbuhan ekonomi atau Innovation driven economy, ekonomi yang didorong oleh kemampuan bangsa di dalam melaksanakan inovasi dan teknologi,” terangnya.
BPPT sebagai bagian dari pemerintahan memiliki peran dalam inovasi, audit, kliring teknologi, difusi dan komersialisasi, alih teknologi, serta layanan teknologi. Karena itu, BPPT selalu mendukung upaya pencapaian kemandirian bangsa melalui kemandirian teknologi.
Kepala BPPT ini merupakan alumnus Teknik Elektro, jurusan Elektronika Institut Teknologi Bandung – ITB 1986. Ia memperoleh gelar Master of Science (S2) di bidang Ilmu Komputer dari University of Kentucky, Amerika Serikat tahun 1991. Gelar Doktoral diraihnya pada 1999 dengan yudisium cum laude di bidang Teknik Elektro dari Institut Teknologi Bandung (ITB), dengan keahlian Artificial Intelligence.
Hammam mulai berkarir di BPPT tahun 1987 dan pada 2004 menjabat sebagai Kepala Balai Jaringan informasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi bidang pelayanan teknologi informasi dan komunikasi, khususnya e-Government, Sistim Komunikasi Internet dan Data Center.
Tahun 2010, diangkat sebagai Direktur Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jabatan Eselon I pertamanya sebagai Deputi Bidang Teknologi Informasi, Energi, dan Material (TIEM), serta terakhir mengemban amanah sebagai Deputi Teknologi Pengembangan Sumberdaya Alam (TPSA) BPPT.
Menurut Hammam, tugas BPPT tahun ini akan semakin banyak, khususnya terkait beberapa program juga memerlukan percepatan dalam penyelesaiannya. Salah satunya, akan mendorong penerapan teknologi bidang kebencanaan dengan membangun kembali Buoy Tsunami dan Cable Based Tsunameter yang harus segera di-deploy di Selat Sunda.
“Ini akan menjadi sebuah start up atau quick win supaya kita bisa membangun secara nasional. Prioritas kegiatan lainnya yaitu sistem pemerintahan berbasis elektronik, FS kereta cepat, dan LRT serta proyek prioritas nasional lain yang mesti kita tuntaskan segera dan sebaik-baiknya,” pungkasnya. (red/ju)