Jakarta, Biskom-  Menristekdikti M. Nasir didampingi Gubernur Bali I Wayan Koster dan  Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Jumain Appe, melakukan Launching Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke 24 Tahun 2019  di Lapangan Puputan Margarana, Niti Mandala Renon, Kota Denpasar, Bali (21/2). Kegiatan tersebut dihadiri sekitar 50 ribu mahasiswa dari seluruh perguruan tinggi di Bali.

Menristekdikti Mohamad Nasir menjelaskan bahwa ini kali ke tiga acara Peringatan Hakteknas diselenggarakan di luar pulau Jawa. “Yang biasanya dulu dilakukan di Jakarta, sekarang sejak pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Bapak Presiden menyarankan semua inovasi daerah harus dihidupkan, maka Hakteknas kami selenggarakan di wilayah Indonesia di luar Jakarta,” ungkap Menteri Nasir.

Hakteknas ke-24 tahun 2019 ini mengambil tema  Iptek Dan Inovasi Dalam Industri Kreatif 4.0 dengan sub tema  Industri Kreatif 4.0 untuk Kemandirian dan Daya Saing Bangsa. Puncak Hakteknas ke-24 yang biasanya digelar pada 10 Agustus,  akan dimajukan  pada 8 Agustus 2019. Hal ini dikarenakan pada 11 Agustus 2019 bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha 1440 Hijriyah. Keseluruhan rangkaian Hakteknas termasuk penyelenggaran Ritech Expo biasanya akan berkisar 5-7 hari di sekitar tanggal 8 Agustus 2019.

Kemenristekdikti selalu mengangkat dan menggelorakan inovasi untuk meningkatkan daya saing bangsa, terutama melalui prinsip inovasi, yaitu menghasilkan produk teknologi yang lebih baik, murah, cepat tapi berkualitas ( ‘better’, ‘cheaper’, ‘faster’, ‘quality’). Jika dilihat dari tingkat adaptasi masyarakat Indonesia terhadap kemajuan teknologi, Menteri Nasir meyakini kalangan milenial sanggup menciptakan inovasi dari teknologi masa kini, terutama teknologi informasi.

“Kalau kita lihat di dalam perkembangan teknologi, era saat ini adalah era milenial, era anak muda untuk membangun negeri ini. Menjadi sangat penting bagaimana memanfaatkan teknologi informasi bisa untuk mengembangkan inovasi baru yang ada di Bali,” ungkap Nasir.

Menteri Nasir mengingatkan agar perguruan tinggi mengembangkan riset dan inovasi yang sesuai dengan kebutuhan industri dan masyarakat. Riset dan inovasi baik di perguruan tinggi maupun di lembaga penelitian juga diharapkan mampu menjadi motor penggerak tumbuhnya perusahaan startup di Indonesia. Dari pembinaan kebijakan yang dirancang Kemenristekdikti, Menteri Nasir menargetkan lahirnya 1000 perusahaan startup pada tahun 2019.

Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Jumain Appe menjelaskan,  Hakteknas ke-24 pada dasarnya menggarisbawahi pentingnya peran iptek dan inovasi di bidang industri kreatif 4.0 sebagai ujung tombak penentu kemandirian dan daya saing bangsa. Beberapa ciri penting dari sebuah negara yang mandiri dan berdaya saing tergambar dari ciri inovatif yang dimiliki seperti tingkat produktivitas yang tinggi, pemasaran produk yang murah dan cepat, pelayanan administrasi publik yang transparan, terintegrasi dan efektif, namun tetap mengutamakan kelestarian lingkungan dan sumber daya alam yang dimiliki.

“Meningkatnya kemandirian bangsa pada gilirannya akan mengantarkan Bangsa Indonesia yang berdaya saing dan akan mengangkat harga diri serta kedaulatan bangsa sejajar dengan bangsa lain di dunia,” kata Jumain.

Sementara itu, Gubernur Bali Wayan Koster menyambut baik penyelenggaraan Puncak Peringatan Hakteknas 2019 di Bali. Wayan Koster mengajak mahasiswa dan perguruan tinggi di Bali untuk memanfaatkan momentum ini untuk meningkatkan kualitas riset dan inovasi di Provinsi Bali. Wayan Koster mengatakan, pelatihan dan inkubator bisnis merupakan program yang akan dikembangkan Pemprov Bali mulai 2020 untuk meningkatkan jumlah startup di Pulau Dewata. Utamanya menyasar anak-anak muda, bekerjasama dengan perguruan tinggi.

Rangkaian kegiatan Hakteknas diantaranya Bakti Inovasi, Gerak Jalan Sehat, & Lomba, Kegiatan Ilmiah, Talkshow Series (TV & Radio), Welcome Dinner, Acara Puncak Malam Apresiasi, Anugerah Inovasi, Pameran Inovasi Anak Negeri (‘Eye Catching’) dan Ritech Expo. Peringatan Hakteknas ke 24 juga akan diisi kegiatan ilmiah internasional baik dalam bentuk temu ilmiah, seminar, workshop maupun simposium yang dihadiri oleh perwakilan negara-negara Asia, Eropa dan Afrika. (red/ju)