Jakarta, Biskom- Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) terus mengkaji terap teknologi pengolahan sampah dengan cepat, tanpa memerlukan lahan yang terlalu luas.
Hal tersebut dilakukan bekerjasama dengan PT Jakarta Propertindo (Jakpro), sebagai tindak lanjut atas MoU di bidang pengolahan sampah dengan dukungan teknologi.
“BPPT terus mendukung Jakpro guna membangun Kota Jakarta. Kali ini kami juga tekankan pentingnya mengedepankan teknologi yang ramah lingkungan, dalam mengatasi timbunan sampah,” tutur Kepala BPPT Hammam Riza, di Kantor BPPT, Jakarta (28/2).
BPPT tengah melakukan asistensi dan evaluasi terkait rencana pembangunan Intermediate Treatment Facility (ITF) atau Tempat Pengolahan Sampah menghasikan listrik/PLTSa.
“ ITF ini kan nantinya dibangun di tengah kota, salah satunya di kawasan Sunter, lalu Jakarta Barat, Timur dan Selatan juga ya, atau disebut ITF 1,2,3 dan 4. Tentu ini merupakan tantangan besar yang membutuhkan terobosan teknologi untuk mewujudkannya,” jelasnya.
BPPT usulkan penggunaan teknologi thermal yang tepat. Hal inipun dikarenakan pembangunan ITF tersebut, akan memiliki kapasitas pengolahan 2000 Ton.
“Kami merekomendasikan teknologi yang menggunakan proses thermal. Dengan proses ini, timbunan limbah padat (sampah) dalam jumlah besar dapat diubah menjadi panas yang kemudian dikonversikan menjadi energi dalam bentuk energi listrik,” paparnya.
Olah Sampah Proses Thermal
Mengenai keunggulan pengolahan sampah dengan menggunakan proses thermal, Direktur Pusat Teknologi Lingkungan BPPT yang juga sebagai Plh. Deputi Teknologi Pengembangan Sumberdaya Alam BPPT, Rudi Nugroho, menyebut ada dua keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan proses tersebut.
“Pertama, sampah dengan jumlah besar dapat dihabiskan dengan singkat. Kedua, diperoleh energi listrik yang dapat dimanfaatkan, baik untuk mendukung proses pengolahan sampah itu sendiri maupun untuk digunakan oleh masyarakat,” urai Rudi.
Teknologi pengolahan sampah dengan proses thermal, lanjut Rudi saat ini dipandang paling efektif dan telah banyak digunakan oleh sebagian besar negara maju. Seperti Jepang, Singapura, Perancis, Austria, Finlandia. Negara-negara maju tersebut menggunakan teknologi incinerator untuk pengolahan sampah.
Teknologi yang dipakai imbuhnya, menggunakan proses thermal Incinerator type stoker grate yang dilengkapi sarana pengendali polusi udara. Dengan teknologi ini, sampah dapat musnah secara cepat, volume berkurang signifikan, dan ramah lingkungan..
“Lebih dari 70 persen pengguna teknologi thermal bahkan telah mengkonversikan panas yang dihasilkan untuk selanjutnya diubah menjadi energi listrik,” kata Rudi.
Mengamini pernyataan Rudi, Direktur Utama PT Jakpro, Dwi Wahyu Daryanto mengungkapkan kerjasama dengan BPPT untuk membantu pihaknya memilih teknologi yang tepat untuk digunakan dalam ITF. Untuk itu pihaknya menyerahkan pemilihan teknologi ke tangan instansi yang bergerak di bidang teknologi yaitu BPPT.
“Jakpro ingin melanjutkan kerjasama dengan BPPT dalam menangani Sampah di Kota Jakarta. Dalam 2 tahun kedepan, Jakpro pun mendapat tugas untuk membangun 3 ITF (Intermediate Treatment Facility) sampah di Jakarta,” pungkasnya. (red/ju)