Jakarta, Biskom – Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan (Kemenristekdikti) terus mendorong program klaster inovasi agar bisa diimplementasikan pada tahun 2019. Klaster inovasi berbasis produk unggulan daerah diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah sehingga berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat di sekitarnya.

Direktur Sistem Inovasi Kemenristekdikti Ophirthus Sumule mengatakan sosialisasi klaster inovasi 2019 merupakan program yang sudah dibuat pada 2017 dan disempurnakan pada 2018. Pada 2019, pihaknya tidak akan menyusun perencanaan lagi, tetapi mengimplementasikan klaster inovasi dari data yang sudah dikumpulkan.

“Kita dorong semua stakeholder yang punya keterlibatan dalam klaster inovasi untuk masuk, dari Kementerian Perindustrian, Bappenas, perguruan tinggi, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota. Semua kalau bisa mendorong alokasi resources-nya baik dana maupun SDM untuk mengerjakan program frame yang sudah kita buat,” tutur Ophirtus dalam Sosialisasi Program Klaster Inovasi Tahun 2019, di Hotel Aryaduta, Jakarta pada Selasa (5/2).

Dalam kegiatan Sosialisasi Program Model Pengembangan Klaster Inovasi ini, hadir selaku narasumber Dirjen Penguatan Inovasi Kemenristekdikti, Jumain Appe yang menyoroti tentang  pembangunan industri berbasis kemitraan.

Menurut Ophirtus, ada 14 klaster berbasis potensi daerah yakni produk-produk agro/pertanian mulai dari Lada, Nilam, Sagu, Ubi Singkong, Garam, Kelapa, Kopi, Rumput laut, Cengkih, hasil perikanan, dan pengolahan limbah ikan,  namun juga  tak menutup kemungkinan untuk produk-produk unggulan di bidang lain.

Klaster ini akan diindentifikasi dan dicermati. Klaster yang dianggap layak akan mendapat pendanaan. Targetnya, pada 2019 ada setidaknya ada 8-10 klaster yang terimplementasi. Setelah itu, kaster yang sudah ditetapkan akan dipantau sehingga klaster tersebut secara sustainable bisa terimplementasi dengan baik.

Dalam kaitan itu, Kemenristekdikti menyediakan dana sekitar Rp 7 miliar untuk klaster yang layak. Setiap klaster pasti akan berbeda-beda tergantung kebutuhannya. Klaster-klaster tersebut akan diasesmen, klaster mana yang tahun ini yang kita anggap matang dan mature untuk diimplementasikan dan diberi pendanaann. Klaster ini akan dipilih berdasarkan indikator-indikator yang telah disusun Kemenristekdikti.

“Intervensi dalam bentuk pendanaan sifatnya tidak sama terhadap setiap klaster. Sebab setiap klaster mempunyai kompleksitas dan permasalahan sendiri-sendiri dan apa yang harus pertama kita intervensi sehingga betul-betul menyebabkan terjadinya implementasi,” terangnya.

“Sederhana saja bahwa ini harus jalan dan semua resources yang kita miliki terkonsolidasi untuk mendorong agar klaster ini bisa berhasil,” sambungnya.

Lebih lanjut Ophirtus mengungkapkan, untuk meningkatkan nilai tambah setiap produk unggulan daerah, pihaknya berharap terjalin semacam kemitraan antara berbagai aktor inovasi, baik aspek perguruan tinggi, pemerintah daerah, dan yang paling penting adalah dunia usaha. Industri yang terbentuk diharapkan betul-betul industri hasil kolaborasi antara aktor tersebut, sehingga setiap aktor itu mempunyai peran dan kontribusi masing-masing.

“Harapannya, dengan pendekatan klaster inovasi terjadi semacam akselerasi dalam meningkatkan nilai tambah terhadap produk ungulan daerah. Hasil akhirnya, kita harapkan peningkatan nilai tambah ini berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat di sekitarnya,” ungkap Ophirtus.

Pada kesempatan tersebut, Kasubdit Kemitraan Strategis dan Wahana Inovasi, Eka Gandara mengatakan sosialisasi ini dilaksanakan dalam rangka menyamakan persepsi dan menyampaikan tujuan yang akan kita capai pada 2019 sehingga nanti arah proposal, arah pelaksanaan kegiatan itu betul-betul tertuju dalam rangka bagaimana mencapai tujuan yang sudah kita tetapkan.

“Kalau kita berbicara tentang Indonesia maka yang sering kita gaung-gaungkan itu adalah keunggulan komparatif yang didalamnya adalah resources yang kita punya, dalam hal ini yang berkaitan dengan sumber daya alam,” terang Eka. (red/ju)