Jakarta, Biskom – Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza, menyatakan pihaknya siap mendorong penerapan Smart Mobility  atau kemudahan bergerak perlu ditunjang oleh integrasi antar moda yang mumpuni. Disampaikan Hammam, pihaknya memberi tiga rekomendasi kunci, yaitu Avoid, Shift dan Improve.

“Avoid ini maknanya adalah menghindari penggunaan kendaraan pribadi untuk mengurangi polusi. Shift diartikan bagaimana mendorong masyarakat menggunakan angkutan umum massal untuk mengurangi kemacetan. Kemudian improve ini artinya kita harus meningkatkan pemanfaatan teknologi ICT untuk efisiensi pengelolaan transportasi,” paparnya dalam acara FGD Smart Mobility and Logistics di Gedung JRC, Jakarta, Kamis (28/3).

Dipaparkan Hammam lebih lanjut, untuk memenuhi indikator Shift atau menghindari penggunaan kendaraan pribadi untuk mengurangi polusi, maka diperlukan adanya Sistem Transportasi Perkotaan Berkelanjutan. Untuk itu diperlukan perencanaan sistem transportasi perkotaan yang efisien.

“Parameter untuk perencanaan ini antara lain kombinasi lalu lintas perkotaan dan regional di suatu area perkotaan, mengurangi jumlah persimpangan jalan nasional dan perkotaan, mengurangi dominasi sepeda motor dengan meningkatkan kenyamanan angkutan umum, serta memantau kejenuhan kapasitas jalan nasional untuk perencanaan ke depan lebih baik,” jelasnya.

Selain perencanaan, Kepala BPPT juga menyampaikan perlunya pengembangan Transit Oriented Development (TOD).

“TOD ini merupakan pembangunan vertikal untuk efisiensi pemanfaatan lahan, juga menghubungkan pusat kota dengan tempat tinggal melalui transportasi publik yang nyaman dan memadai,” ujarnya.

Selanjutnya untuk memenuhi indikator Shift atau mendorong masyarakat menggunakan angkutan umum massal untuk mengurangi kemacetan, diperlukan pembangunan Angkutan Umum Massal yang Terintegrasi.

“Hal itu penting untuk mendorong masyarakat dalam melakukan perjalanan dari tempat tinggal ke tempat bekerja secara nyaman. Semisal, dari rumah berjalan kaki atau naik sepeda, lalu berganti angkutan umum massal seperti KRL, LRT, atau MRT yang tengah happening. Kondisi ini dapat terjadi, bila terdapat kemudahan akses dari tempat tinggal menuju ke stasiun,” urainya.

Lebih lanjut Hammam mengutarakan bahwa untuk mewujudkan Smart Mobility, selain aspek Avoid dan Shift, dibutuhkan Improve, dengan mengoptimalkan Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT), dalam hal efisiensi pengelolaan transportasi. (red/ju)