Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) telah melakukan pengawasan kualitas inovasi secara konsisten selama tiga tahun terakhir.
Dari langkah ini sebanyak 32 tenant mature (pengembang startup yang mapan) yang dilahirkannya dalam Program Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT) meraih lonjakan nilai komersialisasi dengan valuasi omset rata-rata sekitar 457% dari awal suntikan permodalan.
“Kombinasi penguatan aspek inovasi dan teknologi dari kementerian ini dan lembaga inkubator yang mendampingi startup sudah mulai menunjukkan capaian yang Indonesia cita-citakan dan perlu ditingkatkan,” kata Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir kepada wartawan, Jumat (5/4/2019).
Dia memberikan apresiasi atas kerjasama yang intensif oleh puluhan perguruan tinggi, lembaga penelitian pembangunan daerah, praktisi dan akademisi, serta pengelola program inovasi di Kemenristekdikti.
Kunci keberhasilan ini adalah konsistensi menjaga kualitas dalam penerapan hasil teknologi dan teknologi selama proses inisiasi. “Meskipun cukup berat di awal bagi para startup, namun persitensi mereka yang kebanyakan milenial di sebelas proses sejak seleksi hingga evaluasi bisa terbentuk,” ujarnya.
Pengembangan startup yang dilakukan Direktorat PPBT berbeda dengan lembaga lain yang hanya mengembangkan bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
Direktorat ini mengembangkan tujuh bidang di luar tersebut yakni pangan, kesehatan dan obat-obatan, pertahanan dan keamanan, energi, transportasi, material baju, serta bahan baku.
Selain itu pemilihan tenant tidak sekedar mengikuti tren, tetapi keseimbangan antara permintaan kalangan industri dengan kebutuhan kehidupan masyarakat sehari-hari.
Sedikitnya 44 kampus, tujuh lembaga litbang daerah, dan delapan institusi swasta mendukung program ‘Indonesia Startup Summit 2019’. Dari hal in.i tidak hanya talent yang diseleksi oleh Kemenristekdikti, tetapi itu juga dilakukan kepada inkubator. (moc)