Jakarta, Biskom – Pada tanggal 11 hingga 14 Oktober mendatang, Badan Standardisasi Nasional (BSN) akan menggelar Indonesia Quality Expo di Java Supermall, Semarang, Jawa Tengah. IQE 2019 ini mendapat dukungan dari Gubernur Provinsi Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dengan mengajak seluruh pemangku kepentingan di Jawa Tengah terlibat dalam kegiatan berskala nasional ini.
Kepala Biro Humas, Kerjasama, dan Layanan Informasi BSN, Nasrudin Irawan mengatakan, “Jawa Tengah telah membuktikan komitmennya dalam menerapkan SNI yang pada 2018 kami atas nama pemerintah RI memberikan penghargaan Tokoh Standardisasi kepada Bapak Ganjar Pranowo, Kepala Daerah Provinsi Jawa Tengah. Oleh karenanya, kami menilai Jawa Tengah sangat tepat untuk menjadi tuan rumah penyelenggaraan IQE,” ujarnya.
Untuk diketahui, industri yang sudah menerapkan SNI di Indonesia dari tahun 2015 hingga tahun 2018 mengalami peningkatan. Pada tahun 2015 sebanyak 11.842 industri, sementara sepanjang tahun 2018 mencapai 13.819 industri.
Di Jawa Tengah, sudah terdapat 115 industri yang memiliki sertifikat SNI meliputi produk elektrik dan elektronika, makanan dan air mineral, mainan anak, pakaian bayi, baja, batik, dan sebagainya.
Diantara organisasi dan industri yang menerapkan SNI adalah Universitas Sebelas Maret meraih SNI Award 2018 kategori Perak, PT. Perkebunan Nusantara IX Kebun Batujamus, PT. Perkebunan Nusantara IX Kebun Ngobo, serta PT. Perkebunan Nusantara IX Kebun Krumput, serta PT Triangle Motorindo yang berhasil meraih SNI Award 2015 untuk kategori Perak.
Adapun Lembaga Penilaian Kesesuaian (Laboratorium pengujian/kalibrasi/medik, Lembaga Sertifikasi, Lembaga inspeksi) yang sudah mendapatkan akreditasi dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) di Jawa Tengah yang siap mendukung kegiatan sertifikasi SNI sebanyak 63 LPK.
“Berkaitan dengan infrastruktur mutu, saya menilai Jawa Tengah sangat siap memperkuat daya saing produk baik lokal maupun nasional dengan meningkatkan kualitas infrastruktur mutunya,” jelas Nasrudin.
Nasrudin menambahkan BSN sebagai lembaga pemerintah non kementerian juga memiliki program pembinaan UMKM di wilayah Jawa Tengah. “Produk UMKM yang dibina diantaranya bandeng presto, bola bulu tangkis, bola kaki, batik serta abon lele. Sementara terkait pendidikan standardisasi, perguruan tinggi di Jawa Tengah yang telah menerapkan pendidikan standardisasi ke dalam mata kuliah adalah UNDIP dan UNS,” terang Nasrudin. (red/ju)