Jakarta, Biskom – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) berkolaborasi dengan  Korea dalam  pengembangan riset teknologi hijau di Indonesia melalui kerangka kerjasama “Green Technology Partnership Initiative (GTPI) 2019.

Dalam kerjasama tersebut, Korea, diwakili Green Technology Center (GTC) dengan dukungan dari Kementerian Ilmu Pengetahuan dan TIK Korea dan Yayasan Riset Nasional Korea.

“Kerjasama ini akan berlangsung selama empat tahun dan difokuskan untuk penelitian dan pengembangan teknologi hijau,” ujar Kepala BPPT Hammam Riza di sela peluncuran GTPI  sekaligus digelar seminar teknologi di Gedung BPPT, Jakarta, Kamis (22/8).

Lebih lanjut Hammam menambahkan, BPPT memiliki tugas melaksanakan implementasi teknologi. “Selama ini, BPPT telah berhasil menghasilkan inovasi untuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim seperti teknologi modifikasi cuaca, jaringan mikro, proyek percontohan pembangkit listrik biogas POME dan pembangkit listrik limbah menjadi energi adalah yang pertama di Indonesia,” ujarnya.

Karenanya,  BPPT akan mendukung kegiatan GTPI di Indonesia untuk mengembangkan teknologi ramah lingkungan. “Dengan hadirnya GTPI, akan ada peningkatan penelitian dan pengembangan teknologi hijau dengan skema kemitraan antara Indonesia-Korea,” ujarnya.

Sedangkan Byung-ki Cheong, Presiden GTC mengatakan bentuk kolaborasi antara BPPT dan GTC, yaitu penelitian bersama dan kolaborasi proyek dengan fokus energi terbarukan, air murni, perikanan serta dan pertanian pintar.

“Kerjasama lain yaitu berbagi pengetahuan dalam berbagai pertemuan seperti konferensi, seminar dan lokakarya. Selain itu, kerjasama konsultasi dan publikasi dalam implementasi, perencanaan dan identifikasi kegiatan lebih lanjut untuk meningkatkan kolaborasi,” ujar Byung-ki Cheong.

Pada kesempatan yang sama, Kwangyoung Kim Direktur GTPI, menjelaskan GTPI menargetkan tiga tujuan utama, yaitu GTPI akan mengembangkan dirinya sebagai platform untuk kerjasama sains dan teknologi sebagai prioritas pertama.

“Kami bertujuan untuk mengembangkan GTPI sebagai platform inovasi terbuka di mana siapa saja dapat bergabung untuk menyelesaikan masalah sosial dengan teknologi iklim hijau. Dalam kerangka kemitraan swasta-publik-kemitraan. GTPI akan bekerja sama erat dengan berbagai pemangku kepentingan di tingkat lokal, nasional dan internasional,” papar Kwangyoung Kim.

Kedua, lanjut Kim, GTPI akan berkontribusi pada pembangunan sosial membangun kembali sumber daya Indonesia dalam perputaran basis ekonomi. “GTPI akan aktif mempromosikan pendekatan regeneratif untuk pengelolaan limbah, di mana pemerintah Indonesia juga memberikan penekanan khusus sebagai agenda penyelesaian masalah social,” ujarnya. Dalam hal ini, GTPI akan meningkatkan pengelolaan limbah rendah karbon dan transisi pengelolaan limbah ke energi untuk pembangunan berkelanjutan.

Target ketiga, kata Kim, GTPI akan memperluas dengan memasukkan energi terbarukan, air berkelanjutan, pertanian cerdas iklim, dan daerah tahan bencana alam, sesuai dengan kepentingan dan kebutuhan nasional Indonesia. “Dengan melakukan itu, saya percaya GTPI akan berkontribusi pada upaya global untuk mengatasi tantangan umum perubahan iklim yang kita semua hadapi,” ujarnya.

Parlindungan Purba, Ketua DPD RI menyampaikan bahwa kerjasama ini memperoleh dukungan dari parlemen Korea. “Hasilnya bisa dimanfaatkan di daerah-daerah,” ujarnya.

Soni Solistia Wirawan Deputi TAB BPPT, mengatakan semua pembiayaan kerjasama ini diberikan pihak Korea. Sementara BPPT, kata Soni, akan menyediakan fasilitas kebutuhan kerjasama tersebut. (red/ju)