Jakarta, Biskom — ITSEC ASIA, perusahaan cybersecurity terdepan di Asia-Pacific meggelar InfoSec Summit Indonesia di Ayana Mid Plaza Hotel, Jakarta.
InfoSec Summit adalah acara khusus untuk pembuat kebijakan cybersecurity, inisiator, profesional, inovator, penyedia layanan dan dan konsumen sebagai pengguna akhir. “Saya meyakini bahwa cybersecurity akan menjadi bagian integral dalam setiap organisasi, tak peduli bagaimanapun ukurannya,” ujar Patrick Dannacher, CEO of Stonetreegroup.
Serangan siber kini telah berevolusi menjadi sangat marak dan canggih, oleh karena itu acara konferensi ini membahas masalah yang dihadapi institusi dan korporasi dalam lanskap keamanan TI saat ini:
Dengan munculnya teknologi generasi berikutnya seperti pembelajaran mesin (machine learning), penjahat siber menciptakan teknik yang lebih kompleks dan efektif yang diharapkan dapat jauh lebih berbahaya – menjadi lebih canggih, dapat beroperasi secara mandiri, dan semakin sulit dideteksi.
Meningkatnya penggunaan perangkat pintar menghadirkan konektivitas yang memungkinkan untuk mengakses informasi keuangan dan informasi pribadi yang sangat sensitif.
Pada tahun 2020, diperkirakan lebih dari 20 miliar perangkat IoT akan terhubung secara global – menciptakan peluang besar bagi penjahat siber untuk mengeksploitasinya.Pengenalan GDPR di Eropa telah memperkuat fokus legislatif pada privasi data serta regulasi keamanan siber di Indonesia dan lintas Asia-Pasifik.
Kejahatan siber tingkat tinggi baru-baru ini telah menyebabkan perusahaan di seluruh dunia mengantisipasi kemungkinan adanya kerentanan dan implikasi negatif pada bisnis mereka. Tahun lalu, total pengeluaran keamanan siber di Asia Tenggara diperkirakan mencapai USD1,90 miliar dan diperkirakan akan tumbuh hingga USD5,45 miliar pada tahun 2025. (red/ju)