Jakarta, Biskom- Kompetisi Roket Air (KRAN) 2019 dibuka resmi oleh Direktur PP-IPTEK, Kemenristekdikti M. Syachrial Annas, yang berlokasi dalam area Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Sabtu (28/9).
KRAN 2019 diikuti sebanyak 140 siswa berusia 12 – 16 tahun yang berasal dari 16 Kota/Kabupaten, seperti Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Solo, Jombang, Pontianak, Banjar Baru, Bandar Lampung, Palembang, Sawahlunto, dan Medan.
KRAN menjadi ajang adu kreatifitas di bidang teknologi kedirgantaraan, dimana roket air digunakan sebagai medianya. Dalam kompetisi ini, peserta akan adu keterampilan dalam mendesain, menghitung, dan meluncurkan roket air berdasarkan zona sasaran yang sudah ditentukan, dengan panjang lintasan yang mengacu pada aturan yang berlaku pada kompetisi tingkat internasional.
Pada hari pertama, para peserta diberikan arahan mengenai ketentuan-ketentuan dalam KRAN 2019 yang bertempat di Ruang Marrie Currie Gedung PP-IPTEK, TMII, Jakarta. Kemudian dilanjutkan dengan pembuatan roket kompetisi sebanyak 2 buah. Roket air terbuat dari bahan botol plastik berkaborasi dengan jumlah sebanyak 2 buah botol yang dirakit menjadi satu bagian badan roket.
Badan roket dilengkapi dengan sirip roket yang terbuat dari bahan infraboard atau sterofoam tebal yang dipotong dan dibentuk seperti sirip roket pesawat ulang alik. Desain sirip roket bentuknya dapat bermacam-macam tergantung dari kreativitas para peserta.
Hari kedua, (29/9) kompetisi dilakukan di Lapangan Rotunda, Kampus Universitas Indonesia – Depok. Sebelum kompetisi peluncuran roket air dimulai, para peserta diberikan kesempatan melakukan uji coba peluncuran roket air yang mereka telah buat di hari pertama.
Kompetisi peluncuran roket air dilakukan sebanyak 2 sesi peluncuran, roket air diluncurkan menuju zona/target sasaran yang jaraknya dari titik luncur sepanjang 80 meter. Penilaian terbaik diambil berdasarkan titik jatuh roket yang terdekat dengan target, baik dari peluncuran sesi 1 maupun sesi 2. Penilaian akan dinilai oleh juri dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Pusat Teknologi Roket LAPAN, dan PP-IPTEK, Kemenristekdikti.
Kompetisi ini menjadi langkah akhir menuju Kompetisi Roket Air Internasional yang akan diselenggarakan oleh Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA) dalam kegiatan Asia Pacific Regional Space Agency Forum (APRSAF). Enam pemenang KRAN 2019 berkesempatan untuk menjadi delegasi Indonesia dalam ajang International Water Rocket Competition yang akan diselenggarakan di Jepang.
Indonesia pertama kali menyelenggarakan kompetisi roket air pada tahun 2006, sekaligus PP-IPTEK menjadi tuan rumah Kompetisi Roket Air Internasional (KRAI) dengan acara bertajuk 2nd Water Rocket Fun International bekerja sama dengan JAXA dan LAPAN.
Kegiatan lainnya yang dilakukan bersamaan pada KRAN adalah workshop dengan judul “Gali Potensi: Guru Juga Bisa Meroket” yang dibawakan oleh Erudio Indonesia. Pelatihan yang diikuti 130 orang guru pendamping peserta KRAN untuk menggali potensi guru dalam membuat roket air sebagai media pembelajaran sains di sekolah. (red/Ad)