Jakarta, Biskom – Startup binaan Ditjen Penguatan Inovasi, Kemenristekdikti mulai Kamis, 3 Oktober hingga Minggu, 6 Oktober 2019 akan dipamerkan pada Inovasi Inovator Indonesia Expo (I3E) 2019 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan.
Menristekdikti Mohamad Nasir mengatakan, banyak hasil penelitian dari lembaga riset maupun perguruan tinggi hanya berakhir di perpustakaan lantaran kurangnya nilai jual di pasar. Untuk itu, perlu adanya inovasi untuk mendorong agar bisa dihilirisasi dan diserap oleh pelaku industri dan investor. Dalam sambutannya, Menristekdikti Mohamad Nasir menargetkan lima tahun lagi, startup binaan Kemenristekdikti akan mencapai 4.900 tenants.
“Tahun 2020 sampai 2024 ini harus sampai tiga kali lipat. Kalau sekarang 1.307, berarti di tahun 2024 di angka sampai 4.900,” papar Menristekdikti didampingi Dirjen Penguatan Inovasi, Jumain Appe, saat membuka acara I3E 2019, di Jakarta, Kamis (03/10).
Untuk dapat mencapai target tersebut, Kemenristekdikti akan menyalurkan anggaran paling tidak senilai 64 miliar Rupiah per tahun untuk tiga program pembiayaan dan pembinaan, yaitu Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (CPPBT), Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT), dan Inovasi Industri.
Nasir melanjutkan, sebanyak Rp 280 miliar hanya untuk PPBT saja dalam lima tahun. Tahun ini, Rp 64 miliar Ke depan harus kita tingkatkan. Harapannya pada tahun 2020 hingga 2024 bisa meningkat tiga kali lipat karena direncanakan Presiden RI akan mengintegrasikan semua riset menjadi satu koordinasi lembaga riset, yaitu Badan Riset Inovasi Nasional.”
Senada dengan Nasir, Dirjen Penguatan Inovasi, Jumain Appe mengatakan, melalui I3E pemerintah mencoba untuk memperkenalkan dan memasyarakatkan hasil-hasil inveksi dan inovasi dari anak-anak bangsa sehingga bisa dijadikan sebuah industri yang memiliki nilai pasar.
“Kami mempromosikan pencapaian hasil-hasil inovasi teknologi dari para wirausahan atau startup dan hasil penelitian dan pengembangan dari perguruan tinggi baik negeri maupun swasta yang diharapkan masuk di dalam pengembangan industry,” katanya.
Namun, lanjut Jumain, I3E yang kelima ini berbeda dengan pameran-pameran inovasi yang setiap tahun diadakan di daerah berbeda. Pasalnya, ajang yang berlangsung di Jakarta tersebut juga menghadirkan produk-produk inovasi industry.
“Penyelanggaraan I3E tahun ini sedikit berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya dimana pada tahun ini selain kita menyaksikan produk inovasi berbagai perusahaan berbasis teknologi, juga melaksanakan pameran yang dihasilkan oleh inovasi industri yang skalanya lebih besar daripada PBBT dan CBBT yang diharapkan lahir startup yang memiliki skala yang lebih tinggi,” ujarnya.
Selain itu, kata Jumain, pengunjung juga tak hanya dari masyarakat umum dan mashasiswa, melainkan para investor juga hadir dalam pameran tersebut. “Tak hanya komunitas startup serta generasi milenial yang tertarik dengan penemuan hasil inovasi namun juga dihadiri para investor serta pelaku pembiayaan pimtek, sehingga memberikan kesempatan kepada startup dalam mengembangkan bisnisnya di masa yang akan dating,” tuturnya.
Pada peran I3E pada tahun ini menampilkan sebanyak 404 inovasi yang terdiri dari 249 hasil produk inovasi dari BPPT, 132 produk inovasi dari program pendanaan CPBT dan 23 produk inovasi dari pendanaan inovasi industri yang semuanya adalah hasil karya anak bangsa sendiri. (red/moc)