Jakarta, Biskom- Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang PS Brodjonegoro menyampaikan bahwa salah satu tugasnya adalah memastikan Indonesia selama lima tahun ke depan akan kembali ke proses industrialisasi dengan landasan riset, teknologi, dan inovasi.

Menteri Bambang menyatakan,  Sudah saatnya Indonesia kembali ke track industrialisasi. Indonesia tidak perlu malu lagi untuk kembali  menyatakan akan menjadi negara industri  yang maju dan berkembang.  Karena itu, pemerintah akan mengajak dan memberi insentif bagi perusahaan swasta di Indonesia untuk dapat menciptakan produk kompetitif yang memenangkan persaingan global.

“Pihak swasta Indonesia  harus mempunyai peran jika  ingin menjadi produsen yang kompetitif harus serius pada riset dan pengembangan yang berujung pada pengembangan produk,” ungkap Menteri Bambang Brodjonegoro saat menjadi Pembicara Utama pada Diskusi Akhir Tahun Perkumpulan Profesi Pasar Modal Indonesia (PROPAMI) yang berjudul “Tantangan Ekonomi dan Pasar Modal Tahun 2020 di Era Ekonomi Digital Pasca Terbentuk Kabinet Indonesia Maju” di  Jakarta, (19/11)

Menristek menceritakan, usai diterpa krisis ekonomi pada tahun 1998, Indonesia selama dua puluh tahun sempat mengalami deindustrialisasi atau proses menjauh menjadi negara industri. Menristek/Kepala BRIN menjelaskan bukti dari deindustrialisasi Indonesia adalah pada menurunnya kontribusi industri pada Produk Domestik Bruto (PDB) 2019 yang hanya berada di bawah dua puluh persen dari total PDB.

“Data PDB terakhir menunjukkan kontribusi manufaktur terhadap PDB kita hari ini di bawah dua puluh persen, jadi kalau saya ukur dari periode 1998 sampai 2019, dua puluh tahun itu kita turun sepuluh persen kontribusi manufaktur terhadap PDB. Ide menjadikan Indonesia negara industri, kita khawatirkan akan luntur,” ujar Menteri Bambang

Bambang menuturkan Indonesia pada tahun 1997 Indonesia tengah siap-siap menjadi negara Industri, namun krisis tahun 1998 menjatuhkan proses industrialisasi yang Indonesia jalankan waktu itu, bahkan setelah itu Indonesia mengalami deindustrialisasi.

“Bukti nyatanya adalah ketika 97 kontribusi manufaktur terhadap PDB kita, itu hampir tiga puluh persen, hampir pada batas bawah yang mengatakan Indonesia sudah menjadi negara industri. Kita hampir waktu itu sebelum kena krisis,” jelas Bambang Brodjonegoro.

Bambang mengatakan Kementerian yang dipimpinnya akan membangkitkan kembali cita-cita Almarhum Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie yang belum tercapai, yaitu menjadikan Indonesia dari negara sumber daya alam menjadi negara industri. Untuk itu, perusahaan swasta akan diajak dan diberi insentif untuk mengembangkan produk yang diciptakan berdasarkan inovasi.

“Kalau saya bicara dengan teman-temannya Pak Habibie yang sekarang masih ada, ada satu lagi cita-cita beliau yang ingin dilanjutkan lagi, yaitu ketika kita sudah menguasai teknologi, kita harus masuk kepada inovasi dan bisa mengkomersialkan inovasi,” ungkapnya. (red/ju)