Jakarta, Biskom- Kurangnya pengetahuan tentang fungsi otak membuat masyarakat awam kurang peduli terhadap  kesehatan otak. Menurut  Prof. Dr.Dr.dr. Eka J. Wahjoepramono, Sp.Bs., Ph.D., Dokter dan Guru Besar  Fakultas Kedokteran UPH dengan spesialisasi bedah syaraf, otak merupakan salah satu organ yang paling vital dalam tubuh yang berfungsi untuk mengontrol seluruh pergerakan manusia.

Otak memiliki bobot sebesar 1,5 kilogram dan tersusun atas 100 juta sel saraf atau neuron. Otak yang terdiri dari ratusan juta neuron ini akan bergandengan membentuk sinaps. Sinaps ini bisa berkembang dan bertambah jumlahnya ketika kita selalu menggunakan otak kita dengan maksimal.

“Salah satu contohnya adalah otak Albert Einstein yang dipajang di Museum Mutter, pennsylvania amerika serikat. Sebenarnya Albert Einstein memiliki otak yang sama dengan kita, tetapi Einstein menggunakannya dengan maksimal selama hidupnya, sehingga sinapsnya terus berkembang dan menjadikannya sebagai salah satu orang paling pintar,” jelas Prof. Eka.

Hal ini disampaikan dalam seminar 3D Brain Education bertajuk “The Amazing Human Brain and The Potential Catastrope” pada 30 November 2019, di Studio Cinemaxx, Lippo Village Karawaci, Tangerang.

Seminar ini diinisiasikan oleh Fakultas Kedokteran UPH dan Siloam Hospitals yang dikemas dengan cara unik dan interaktif. Para peserta yang terdiri dari siswa SMA, mahasiswa, orangtua, dan masyarakat umum lainnya dijelaskan secara detail kehebatan otak manusia dan berbagai macam penyakit yang dapat mengganggu fungsi otak, serta bagaimana cara tim dokter spesialis menanganginya.

Selain memberi edukasi tentang bagaimana otak manusia bekerja, dalam film ini juga digambarkan bagaimana mengantisipasi gangguan akibat penyakit-penyakit pada otak. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan otak.  Dalam penjelasannya, dr. Eka juga menambahkan bahwa penyakit yang menyerang otak manusia terbagi menjadi empat kategori yaitu, curable (tumor), avoidable (stroke), controllable (tumor kecil), dan un-curable (kanker).

“Saat ini sudah banyak rumah sakit dan dokter spesialis Indonesia yang mampu menangani penyakit yang menyerang otak. Oleh karena itu, sekarang kita tidak perlu jauh-jauh lagi untuk melakukan pengobatan karena dokter Indonesia sudah memiliki kompetensi yang baik dan didukung dengan teknologi yang mumpuni”, ungkapnya.

Di akhir paparannya, dr Eka juga berpesan kepada para peserta untuk melakukan check-up terhadap otak sejak dini. Karena dengan melakukan check-up, dapat diidentifikasi penyakit atau pun kelainan yang terdapat di dalam otak, sehingga dapat segera ditindaklanjuti.

Selain sebagai upaya dalam memberikan edukasi tentang otak manusia, seminar ini sekaligus untuk memperkenalkan FK UPH, yang dipimpin oleh Prof. Eka sebagai Dekan, serta keunggulan dari pendidikan kedokteran UPH yang sudah terakrediatasi A.  Para mahasiswa FK UPH mendapatkan kesempatan kerja praktek dan diajarkan langsung oleh dokter-dokter terbaik dari Siloam Hospital selaku mitra UPH.

Pemutaran film 3D Brain Education ini berdurasi 60 menit, dan membuka kesempatan kepada penonton untuk bertanya langsung kepada Prof. Eka.  Salah seorang penonton, siswa kelas 12 SMA Surya Bangsa, mengaku sangat tertarik dengan penjelasan ini, bahkan mau mendaftar untuk kuliah kedokteran di UPH.  Manfaat dari acara ini juga disampaikan penonton, yang berprofesi guru SMA, dan berterima kasih untuk inisiatif UPH dan Siloam Hospital mengadakan nonton bareng ini. (red)