Jakarta, Biskom- Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) kembali menggelar acara penghargaan BPPT Innovator Award 2019. Acara yang diselenggarakan untuk kedua kalinya ini, diharapkan menumbuhkan motivasi bagi para insan teknologi untuk terus berkarya dalam melahirkan inovasi dalam berbagai sektor.
Untuk tahun ini, ajang penghargaan BPPT Innovator Awards 2019 diikuti 130 peserta yang menunjukkan tren positif bagi iklim inovasi di Indonesia. “Pemberian penghargaan ditujukan untuk menjadi pendorong dan motivasi bagi inovator teknologi, agar karyanya semakin berdaya saing dan menjadi branding product inovasi indonesia,” ungkap Kepala BPPT Hammam Riza dalam acara Penganugerahan BPPT Innovator Awards 2019 di Gedung BPPT, Jakarta, (9/12).
?Hammam menuturkan, ada lima azas inovasi yang harus dipenuhi dalam proses penilaian, meliputi azas inovasi atau invensi,? azas kreatif, azas efisien dan efektif, azas nilai tambah, serta azas manfaat. BPPT Innovator Awards 2019 terbagi dalam dua kategori yaitu internal dan eksternal.
Untuk Kategori Internal, meliputi aspek inovasi teknologi, layanan teknologi dan transformasi Digital. BPPT Innovator Awards 2019 Kategori Internal Inovasi diberikan kepada Pusat Teknologi Agroindustri – Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi (TAB) dengan inovasi cangkang kapsul rumput laut.
Beberapa Kategori Internal Layanan yang juga meraih penghargaan diberikan kepada Balai Teknologi Survei Kelautan – Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam (TPSA) untuk layanan teknologi survei kelautan. Sementara Kategori Internal Transformasi Digital diberikan kepada Pusat Pembinaan Pendidikan dan Latihan dengan inovasi Siduper (Sistem Informasi DUPAK Perekayasa).
Sementara untuk Kategori Eksternal/Umum diberikan kepada unsur Perseorangan, serta Instansi/lembaga/perguruan tinggi/perusahaan. Sotya Astutiningsih dari Universitas Indonesia (UI) dengan inovasi Geofast (Geopolymer Fast Setting Cement) berhasil meraih BPPT Innovator Award 2019 Kategori Eksternal Perseorangan. Untuk Kategori Eksternal Kelompok diberikan kepada PT. Nodeflux Teknologi Indonesia dengan inovasi platform pendeteksi dan interpretasi objek berbasis artificial intelligence (AI).
Menurut Hammam, dari total 130 peserta yang mendaftar terdiri dari 42 peserta untuk inovasi teknologi, 9 untuk layanan teknologi, 10 untuk transformasi digital, 37 untuk perseorangan dan 32 untuk kategori instansi/lembaga/perguruan tinggi/perusahaan. “Semoga ke depan, ekosistem inovasi di Indonesia akan terus meningkat pesat,” paparnya.
Sesuai tugas pokok dan fungsinya, BPPT menilai pemberian penghargaan tertinggi ini perlu diadakan secara berkelanjutan kepada insan maupun instansi/lembaga/perguruan tinggi/perusahaan yang mampu berprestasi melalui upaya inovasi dalam karya nyata teknologi. Penganugerahan BPPT Innovator Awards 2019 diharapkan mampu mendorong semangat para Sumber Daya Manusia (SDM) Unggul dalam memajukan Indonesia yang mandiri dan berdaya saing melalui Iptek untuk menyongsong era Industri 4.0.
Termasuk dalam upaya mempercepat pembangunan ekonomi serta pencapaian Visi Indonesia 2045, di mana Indonesia diharapkan mampu keluar dari jebakam middle income trap dan menjadi negara berpendapatan tinggi pada 2036. “Kita harus mampu menguasai IPTEK guna mengembangkan berbagai inovasi teknologi yang dapat menghasilkan berbagai produk yang siap bersaing di pasar global,” kata Hammam.
Dikatakan Hammam, “Apabila SDM kita mampu menguasai IPTEK, maka mampu mengelola dan memanfaatkan SDA semaksimal mungkin secara berkelanjutan, bukan mustahil Indonesia akan menjadi raksasa kekuatan ekonomi dunia, karena tidak banyak negara yang memiliki sumberdaya alam sekaya Indonesia.”
Gelaran BPPT Innovator Award 2019 akan dilanjutkan dengan BPPT Innovation Day pada 10 Desember 2019 di Puspiptek, Serpong. Hammam berharap penganugerahan BPPT Innovation Awards 2019 ini menjadi ‘seruan’ kepada seluruh insan teknologi untuk membangun bangsa melalui Iptek dan Inovasi. (red)