Jakarta, Biskom-  Dalam upaya membangun ekosistem riset dan inovasi nasional, Kemenristek/BRIN akan menggelar “Business Innovation Gathering 2019” (BIG 2019). Menristek/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro mengatakan   kegiatan yang dalam pelaksanaannya didukung oleh LPNK Kemenristek/BRIN meliputi: BPPT, LIPI, BATAN, dan LAPAN akan digelar  Kamis, (19/12)  di LIPI Grand Ballroom Jakarta.

Pada kesempatan tersebut,  Bambang memaparkan kegiatan ini bertujuan untuk mensinergikan akademisi, pelaku bisnis, pemerintah dan masyarakat (ABGC) guna meningkatkan kapasitas inovasi industri nasional, hilirisasi dan publikasi produk inovasi, sekaligus sebagai bentuk pertanggungjawaban publik akan hasil-hasil penguatan inovasi yang telah dicapai periode 2015-2019.

” Cukup banyak hasil inovasi di Indonesia, namun yang selalu menjadi hambatan karena inovasi belum terkoneksi dengan baik ke dunia usaha. Karena itu Kemenristek/BRIN ingin membuat forum supaya ada koneksi dengan industri sehingga industri paham apa yang sedang dan sudah dilakukan peneliti dan litbangjirap dari lembaga litbang maupun perguruan tinggi juga paham apa sebenarnya yang menjadi kebutuhan masyarakat yang biasanya disuarakan oleh dunia usaha,” tutur Bambang.

Menteri Bambang mengatakan saat ini ada 49 produk dalam prioritas riset dan inovasi nasional. Ia berharap penyelenggaraan BIG 2019 dapat memperkuat ekosistem riset dan inovasi nasional. “Saya harap melalui kegiatan ini, ada peningkatan kapasitas riset dan kolaborasi kuat riset dengan dunia usaha. Setiap produk yang dipamerkan ini nantinya akan bertemu dengan potensial investor,” .tutupnya.

Lebih lanjut, Menristek menerangkan bahwa kegiatan penting dan strategis dalam BIG 2019 meliputi Innovation Show, Forum Dialog Terbatas, serta Pameran Start Up/PPBT dan Produk Unggulan Inovasi. Innovation Show, merupakan ajang business matching antara inovator bersama Kamar Dagang Indonesia (Kadin), venture capital, pelaku industri dan asosiasi.

Kegiatan ini akan diawali oleh pembicara utama, yaitu Menristek/Kepala BRIN dan Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Telematika, Penyiaran dan Ristek, Ilham Habibie. Untuk menggali informasi seputar peluang pasar dalam rangka hilirisasi produk inovasi khususnya bidang pangan, kesehatan dan obat, maupun teknologi informasi dan komunikasi (TIK) akan dihadirkan CEO Start Up dan perwakilan dari lembaga litbang kementerian, serta perguruan tinggi.

Sementara Forum Dialog Terbatas akan dilaksanakan antara Menristek/Kepala BRIN dengan para pelaku research and development (R&D) industri besar dan CEO start up. Beberapa industri besar dan CEO Start Up juga akan menjadi mediator dalam menjembatani kebutuhan inovator dan masyarakat.

“Melalui forum dialog ini diharapkan akan ada titik temu antara kebijakan R&D kelitbangan dan inovasi yang dikeluarkan oleh pemerintah dengan para industri sehingga akan ada percepatan hilirisasi produk inovasi, yang akan dapat meningkatkan daya saing bangsa kedepannya,” terang  Deputi Bidang Penguatan Inovasi Kemenristek/BRIN Jumain Appe.

Di ajang BIG 2019 juga akan digelar Pameran Start Up/PPBT (Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi) dan produk unggulan inovasi bidang pangan, kesehatan dan obat, serta TIK. Pameran ini dibagi dalam empat island booth yang terbuka, tanpa sekat. Pengunjung dapat leluasa melihat ke empat island produk start up maupun inovasi unggulan yang masing-masing berbeda-beda.

Keempat island booth meliputi: start up dengan 34 produk (pangan, kesehatan dan obat, serta TIK); inovasi bidang pangan berjumlah 14 produk; bidang kesehatan dan obat 31 produk; serta bidang TIK terdiri dari 29 produk. Dari pameran ini diharapkan akan terjadi proses business matching antara inovator selaku produsen inovasi, dengan para venture capital, sehingga akan terjadi deal dalam rangka menghilirkan produk inovasi nasional.

Pada kegiatan tersebut akan dilaksanakan penandatangan kerjasama untuk mendukung hilirisasi produk inovasi. Penandatanganan kerjasama dilaksanakan antara Atsiri Research Center (ARC) Universitas Syiah Kuala, Pemkab. Aceh Jaya, dengan PT Haldin terkait Pengembangan Komoditi Nilam Aceh. Selanjutnya penandatanganan Letter of Intens antara Kemenristek/BRIN dengan GK-Plug and Play Indonesia, tentang Pengembangan Inkubator dan Start Up Nasional.

Selain itu, dilaksanakan juga Perjanjian Lisensi antara Balai Penelitian Teknologi Bahan Alam (BPTBA) LIPI dengan CV. Palma Persada tentang suplemen pakan unggas berbasis tepung cacing tanah sebagai antipuloru dan proses Pembuatannya; serta BPTBA LIPI dengan CV. Palma Persada, tentang sediaan antioksida berbahan dasar herbal untuk unggas dan proses pembuatannya. (red)