Jakarta, Biskom- Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) terus berupaya melahirkan inovasi dan teknologi pada berbagai sektor untuk mendukung kemajuan perekonomian dan mendorong daya saing bangsa. Inovasi yang tidak hanya bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan industri nasional,namun juga bisa mendorong kemajuan Indonesia di kancah dunia.
Kepala BPPT Hammam Riza mengatakan, kerja keras BPPT dalam mendukung pemerintah telah terbukti melalui pemanfaatan inovasi pada berbagai sektor. Hal ini tidak hanya untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang berdaya saing tinggi, namun juga mandiri karena inovasi yang dilahirkan BPPT mengedepankan TKDN yang tinggi.
“Sebagai lembaga kaji-terap, BPPT sudah berhasil menerapkan inovasi pada banyak sektor, mulai dari bidang kebencanaan, infrastruktur dan transportasi, energi, tata kelola pemerintah berbasis digital, inovasi untuk industri farmasi agar Indonesia bisa mandiri, hingga penguasaan teknologi Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan dengan inisiasi BPPT AI Center,” jelas Hammam dalam acara Capaian Inovasi dan Layanan Teknologi BPPT 2019 di Jakarta, (18/12).
Di sektor pertanian, pangan dan impor, BPPT memiliki kompetensi untuk melakukan kaji-terap teknologi melalui Deputi Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi (TAB). Pada tahun ini, khusus bidang pangan, BPPT berupaya melakukan subtitusi impor daging sapi melalui program integrasi industri sawit dan sapi. Hammam berharap lahan sawit nasional bisa dimanfaatkan secara optimal untuk pemenuhan kebutuhan daging sapi nasional yang masih impor hingga saat ini
Belum lagi, di bidang teknologi pangan, BPPT telah mengembangkan beras analog yang berbahan baku singkong, sagu atau jagung. Bentuk beras ini menyerupai buliran beras padi, namun memiliki kandungan yang lebih sehat karena didalamnya terdapat indeks glikemik yang lebih rendah. BPPT juga mengembangkan mie berbahan baku sagu dan cassava instan.
Selain itu, untuk bidang kesehatan, BPPT berhasil melahirkan inovasi Kit Diagnostik Demam Berdarah Dengue (DBD) sebagai bagian dari solusi dalam menghadapi permasalahan nasional terkait ancaman wabah DBD. Kit Diagnostik DBD merupakan alat tes yang mampu mendeteksi potensi DBD dalam waktu singkat. Kit DBD BPPT menggunakan anti-NS1 monoklonal antibodi yang dikembangkan berdasarkan strain virus lokal Indonesia. Kit Diagnostik DBD ini akan diproduksi massal oleh mitra industri BPPT yaitu Kimia Farma.
Lebih lanjut dikatakan, BPPT berhasil melahirkan kawasan pengungkit ekonomi digital untuk Indonesia di Cimahi Techno Park. Di kawasan itu, BPPT sukses mengembangkan dua klaster industri yaitu industri animasi, dan industri makanan-minuman. Kawasan yang diimpikan menjadi kawasan sains dan teknologi ini disiapkan untuk mendorong peningkatan daya saing daerah berbasis potensi lokal.
BPPT juga mendukung pengimplementasian Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE). Melalui tata kelola pemerintah berbasis pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, diharapkan tata kelola pemerintah akan semakin handal.
Di bidang teknologi kebencanaan, BPPT mengembangkan Indonesia Tsunami Early Warning System (Ina-Tews) berbasis inovasi tsunami buoy yang dilepas di lautan. Tahun 2019, BPPT telah mendeploy 4 buoy dan tahun depan akan dilanjutkan hingga jumlahnya 12 buoy. Tsunami buoy ini, terang Hammam, dilengkapi dengan cable base tsunameter (CBT) sehingga menambah kelengkapan sistem peringatan dini. Proyek ini dikerjakan bersama lembaga lain seperti Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Badan Informasi Geospasial (BIG) dan lain-lain untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju di dalam mitigasi bencana.
Selanjutnya, Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) BPPT yang mengambil peranan penting dalam mengatasi bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di beberapa wilayah tanah air. Selain penangangan karhutla, operasi TMC juga bisa dimanfaatkan untuk pengisian waduk, pembasahan lahan gambut, serta untuk pertanian/irigasi.
Terkait percepatan Program Nasional Kendaraan Berbasis Listrik, BPPT menghadirkan inovasi fasilitas pengisi daya atau fast charging station untuk kendaraan listrik. BPPT juga melakukan kajian terhadap kelayakan proyek kereta api semi cepat Jakarta-Surabaya dan melakukan audit terhadap LRT Jabodebek, mulai dari kereta-nya hingga sistem persinyalan.
Tak kalah penting, BPPT berhasil menerapkan Teknologi Pengolah Sampah Berbasis Termal atau Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSA) di Bantargebang. BPPT juga mengembangkan rumah tahan gempa (Bale Kohana), garam industri terintegrasi, implan tulang, bantalan peluncur kapal, dan lain-lain.
Hammam menambahkan, beberapa produk inovasi BPPT kini telah diproduksi oleh industri dalam negeri. Mulai dari Pesawat Udara nir Awak atau Drone tipe Wulung yang telah diproduksi PT Dirgantara Indonesia. Teknologi sistem navigasi pesawat nir radar atau teknologi ADS-B yang telah memperoleh sertifikasi dari Kementerian Perhubungan dan digunakan di Bandara Husein Bandung, Ahmad Yani Semarang, juga di Papua. Serta inovasi cangkang kapsul rumput laut yang sudah diproduksi massal.
Target pada di 2020, BPPT dipercaya memimpin/mengkoordinir lima flagship nasional dan satu big project nasional. “Itu mengacu Flagship Bahan Baku Obat (BBO), Flagship PLTP, Flagship Fast Charging untuk Mobil Listrik, Flagship Industri Garam, Flagship PUNA MALE, dan Big Project Ina TEWS,” paparnya. (red)