Jakarta, Biskom- Di tengah pandemi Covid-19, antisipasi munculnya bencana kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) tetap menjadi perhatian pemerintah. Salah satunya melalui operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) yang dilaksanakan Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BBTMC-BPPT).
Penerbangan perdana untuk penyemaian awan, mulai dilaksanakan hari ini (13/5/2020) di Provinsi Riau dan Jambi. Sekitar 20 ton garam telah disiapkan di Posko TMC Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, untuk pelaksanaan operasi TMC selama 15 hari kedepan.
Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam (TPSA) BPPT, Yudi Anantasena mengatakan kebakaran hutan dan lahan di Sumatera dan Kalimantan hampir terjadi setiap tahun, karena itu perlu upaya penindakan atau pencegahan secara permanen.
“Operasi TMC yang dimulai hari ini di Riau adalah perjalanan panjang dari operasi TMC tahun-tahun sebelumnya. Untuk pelaksanaan di tahun 2020, operasi TMC sudah kita mulai di awal tahun sebelum wabah Covid-19,” kata Yudi saat konferensi pers virtual dengan topik Operasi TMC untuk Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan di Provinsi Riau Tahun 2020 pada Rabu (13/5).
Yudi mengatakan pada operasi tahun sebelumnya, Tim TMC mampu meredam hotspot di Provinsi Riau. Selanjutnya pada pada Maret hingga awal April 2020, dilaporkan hampir setiap hari terjadi hujan sehingga hotspot turun hingga sempat 0 titik.
Selain menurunkan jumlah hotspot, operasi TMC di Riau dan Jambi, terang Yudi, ditargetkan membasahi lahan-lahan gambut di musim kemarau, dengan mengisi kanal-kanal, embung dan kolam-kolam retensi areal guna mencegah lahan gambut tersebut terbakar.
Pembasahan lahan gambut ini, menurut Yudi dimaksudkan untuk menjaga permukaan muka air tanah gambut agar tidak kurang dari 40 cm. “Kalau lebih dari 40 cm artinya sudah siaga, potensi kebakarannya sudah besar,” lanjutnya.
Yudi menerangkan, saat ini secara iklim dan cuaca masih memungkinkan adanya potensi-potensi awan khususnya di Riau, Jambi, dan Sumatera Selatan. Untuk itu, sebelum kemarau datang pihaknya akan melakukan pembasahan dengan TMC untuk lahan-lahan gambut atau lahan-lahan yang biasanya terbakar di Riau dan jambi. Untuk pelaksanaan TMC Karhutla di Sumatera Selatan (Sumsel) rencananya dimulai akhir Mei 2020.
Pada kesempatan yang sama Kepala BBTMC-BPPT, Tri Handoko Seto mengatakan bahwa pesawat baru didatangkan kemarin (12/5/2020) dari Skuadron Udara 4 Malang, tipe Casa 212 reg A-2107. Sehingga pelaksanaan dimulai hari ini (13/5/2020).
Operasi TMC di Provinsi Riau merupakan kelanjutan operasi sebelumnya yang telah dilaksanakan pada 11 Maret- 2 April 2020. Data BBTMC mencatat, operasi TMC tersebut menghasilkan air hujan capai 97.8 Juta m3, dan akumulasi rata-rata curah hujan aktual selama periode TMC sebesar 227,2 mm.
Menurut Seto, Posko Pekanbaru menjangkau hingga Provinsi Jambi selama 15 hari mendatang. “Memasuki periode musim kering yang lebih besar, kita melaksanakan operasi TMC untuk pembasahan lahan gambut. Operasi ini untuk menjaga lahan gambut atau tinggi muka air tanah gambut itu bisa dijaga tidak turun lebih dari 40 cm sesuai ketentuan yang ada,” terangnya.
Operasi TMC ini merupakan kerjasama antara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, BPPT, Badan Nasional Penanggulanan Bencana (BNPB), dan TNI Angkatan Udara. “Kita juga bekerjasama dengan BRG (Badan Restorasi Gambut) untuk memastikan data tinggi muka air tanah gambut bisa kita peroleh, sehingga strategi kita bagaimana meningkatkan level air gambut pada satuan hidrologi gambut,” tutur Seto.
Terkait pencegahan pandemi Covid-19 operasional TMC di lapangan juga harus mengacu pada protocol kesehatan yang telah ditetapkan.
“Kami mengacu pada SE Kepala BPPT No.1/2020 yang diperbaharui SE No.2/2020. Intinya semua tim harus dilengkapi alat pelindung diri saat bertugas. Juga penyediaan sanitizer yang cukup dan dilakukan penyemprotan disinfektan secara rutin di lokasi bertugas,” paparnya.
Seto menambahkan bahwa wilayah rawan sepanjang Pesisir Timur Riau hingga Jambi menjadi target TMC kali ini. “Potensi awan di wilayah Riau dan Jambi dalam dua minggu kedepan cukup baik untuk dilaksanakan penyemaian,” ujarnya.
Posko TMC Pekanbaru dipusatkan di Lanud Roesmin Nurjadin. Tim TMC diperkuat oleh 6 staf BBTMC termasuk Korlap dan Flight Scientist ditambah pilot dan co pilot. Sementara untuk bahan semai, Koordinator Lapangan TMC Riau, Faisal mengatakan telah dipasok sekitar 20 ton garam NaCL guna kebutuhan selama operasi TMC berlangsung.
Selain operasi TMC di wilayah Sumatera, Rencananya TMC Pengendalian Karhutla dalam waktu dekat juga akan menjangkau wilayah Kalimantan. (red)