Jakarta, BISKOM – Kementerian Koperasi dan UKM rutin setiap minggunya berbagi inspirasi dengan mengadakan talkshow dengan para inovator digital yang selama ini secara langsung atau tidak langsung membantu digitalisasi UMKM. Hal ini sebagai bentuk apresiasi kepada para Pahlawan Digital UMKM dan menjaring inovator muda. Berkolaborasi dengan Staf Khusus Presiden Putri Tanjung dan Sekretariat Kabinet, pada Sabtu (29/8) lalu diselenggarakan kegiatan workshop dan talkshow Pahlawan Digital UMKM bertajuk “Solusi Digital untuk UMKM”. Talkshow ini menghadirkan dua inovator yakni CEO Justika Melvin Sumapung dan CEO Catapa Stefanie Suanita.
Justika memberi bantuan konsultasi hukum secara gratis untuk pelaku usaha UMKM. Hingga 8 Juli 2020, terdapat 320 konsultasi (chat) dari pelaku UMKM ke situs Justika.com yang tersebar di sejumlah kota di Indonesia.
Untuk soal bisnis, pelaku UMKM biasanya konsultasi perihal kontrak, regulasi, dan permodalan. Sementara ketenagakerjaan terkait dengan pesangon, pemutusan hubungan kerja (PHK), upah kontrak, dan regulasi.
“Beberapa waktu lalu kita juga memberikan konsultasi gratis untuk UMKM. Kebanyakan mereka konsultasi soal utang piutang yang membuat cash flow terganggu. Ada juga yang terkait bisnis dan ketenagakerjaan,” tutur Melvin.
Justika menyediakan layanan telepon hingga 30 menit dengan harga terjangkau, sehingga pelaku UMKM tidak perlu khawatir untuk berkonsultasi lebih mendalam. “Semua ini dilakukan demi membantu sebanyak mungkin UMKM agar melek hukum,” paparnya.
Sementara, Catapa melalui program #CATAPAFREEforUMKM, sebuah solusi pengelolaan sumber daya manusia (SDM) yang ditawarkan secara gratis untuk UMKM.
Selain soal hukum, salah satu problem yang kerap dialami oleh pelaku UMKM adalah soal manajemen usaha yang terkait dengan pengelolaan sumber daya manusia dan pembayaran gaji karyawan. Melihat kondisi seperti ini, Catapa hadir menawarkan solusi.
Startup ini hadir untuk memudahkan pelaku usaha dalam merampungkan pekerjaan manajemen perusahaan. “Di masa pandemi seperti ini, Catapa bahkan meluncurkan fitur deteksi jarak aman karyawan,” kata Stefanie.
Stefanie menuturkan, Catapa bermula dari proyek di sebuah perusahaan yang mengalami after sales yang buruk dari vendor. Salah satu utusan perusahaan tersebut datang ke Stefanie, meminta bantuan apakah bisa dibuatkan software untuk sistem penggajian.
“Kami membuatkan software seperti yang diminta, dan mereka puas. Mereka lantas menanyakan, apakah solusi yang ditawarkan Catapa ini juga bisa dibuat untuk banyak perusahaan lain di Indonesia,” ungkap Stefanie.
Kehadiran Justika dan Catapa dinilai memberikan kontribusi tidak semata-mata untuk menyelamatkan, tapi juga membantu UMKM naik kelas dan mampu bersaing dengan industri besar.
Program ini bertujuan untuk menemukan dan mendukung lebih banyak lagi tech startup dan gerakan sosial yang bertujuan untuk membantu UMKM terdigitalisasi. (red)