Jakarta, BISKOM – Pemerintah Indonesia akan melanjutkan rencana peluncuran Satelit Republik Indonesia atau Satria. Satelit dengan teknologi very High Throughput Satellite (HTS) berkapasitas 150Gbps ini akan menjangkau 150 ribu titik di Nusantara.
Satelit ini akan mendukung jaringan komunikasi untuk 93.900 sekolah dan pesantren, 47.900 kantor pemerintahan daerah, 3.700 puskesmas, dan 3.900 markas polisi dan TNI yang sulit dijangkau kabel optik.
Satria dibangun oleh Konsorsium PT Satelit Nusantara Tiga dengan pembiayaan sebesar Rp6,9 Triliun dengan menggunakan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Adapun PT Satelit Nusantara Tiga ini terdiri dari PT Pintar Nusantara Sejahtera, PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN), PT Dian Semesta Sentosa, dan PT Nusantara Satelit Sejahtera yang semuanya tergabung dalam konsorsium PSN.
Menteri Kominfo Johnny G. Plate menjelaskan nantinya di setiap titik akan tersedia sekurang-kurangnya kapasitas sebesar 1 Mbps. Peluncuran satelit Satria ini untuk mendukung pembangunan transformasi digital di Indonesia yang diminta Presiden Joko Widodo untuk dipercepat kala pandemi Covid-19. “Satelit Satria bisa beroperasi Q3 2023 nanti,” ujar Johnny saat penandatangan kerja sama dimulainya konstruksi Satria pada Kamis (3/9).
Penandatanganan ini merupakan tanda dimulainya kesepakatan antara PT Satelit Nusantara Tiga dan Thales Alenia Space untuk dimulai manufaktur satelit Satria.PT Satelit Nusantara Tiga telah menunjuk Thales Alenia Space untuk memproduksi satelit Satria. Satria akan menggunakan roket buatan SpaceX, Falcon 9. (red)