Presiden Jokowi

Jakarta, BISKOM – Presiden Jokowi dalam rapat terbatas soal Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi yang digelar bersama para menteri secara virtual memerintahkan kepala daerah untuk menerapkan mini lockdown. Hal ini dinilai lebih efektif menekan penularan covid-19 ketimbang pembatasan di seluruh wilayah. Lalu, apa sebenarnya mini lockdown itu?

Menurut Jokowi, mini lockdown dapat diterapkan secara berjenjang di tingkat desa, kantor, hingga pondok pesantren yang terpapar penularan covid-19. Ia meyakini pembatasan dengan cara tersebut lebih efektif.

“Mini lockdown berulang akan lebih efektif. Jangan sampai kita generalisir satu kota, satu kabupaten, apalagi satu provinsi. Ini akan merugikan banyak orang,” jelas Presiden.

Ia pun meminta pada Komite Penanganan Covid-19 agar menyampaikan pada kepala daerah untuk menerapkan mini lockdown alih-alih Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di seluruh wilayah. “Ini agar disampaikan ke provinsi, kabupaten, kota untuk pembatasan secara mikro baik di tingkat desa, RT, RW, kantor, itu lebih efektif,” tegasnya.

Menanggapi arahan tersebut, Pakar epidemiologi dari Universitas Indonesia Pandu Riono mengatakan, pemberlakuan pembatasan sosial berskala kecil dalam menekan laju penularan Covid-19 atau mini lockdown lebih efektif untuk dilakukan.

Menurut Pandu, mini lockdown langsung melibatkan masyarakat dan komunitas sehingga lebih bisa dikendalikan dengan baik. “Dari awal saya bilang, ‘the community is the frontline’ dalam mengatasi wabah. Pembatasan dalam komunitas itu bisa berbasis tempat tinggal, tempat kerja, kantor, pabrik, dan sebagainya,” terangnya.

Dia pun menyebut, ada sejumlah keuntungan dari mini lockdown tersebut. Pertama, karena sifatnya melibatkan masyarakat secara langsung maka cenderung bertahan lama. Jika demikian, hal ini menguntungkan untuk menghadapi pandemi dengan durasi panjang seperti Covid-19. Pandu juga menyarankan agar mini lockdown tetap dijaga hingga pandemi berakhir. Dengan begitu, pencegahan penularan Covid-19 bisa ditekan semaksimal mungkin dan kondisi kesehatan masyakat tetap terjaga.

Namun arahan tersebut juga mendapat kritik dari anggota DPR. Politikus PAN, Saleh Partaonan Daulay berseloroh atas mini lockdown Jokowi, yang baru diucapkan setelah 6 bulan lebih virus corona menyebar di seluruh wilayah Indonesia. “Mengapa lockdown mini ini baru muncul sekarang sih? Kenapa waktu dulu enggak? Padahal perdebatannya sudah sejak awal daripada Covid-19 masuk Indonesia. Sudah banyak usulan juga kalau kita harus lockdown,” kata Saleh. (red)