Film Invisible Hopes, Kisah Kehidupan Para Wanita Hamil Serta Anak-Anak Yang Lahir Dan Hidup Di Dalam Penjara.

Jakarta, BISKOM – Salah satu komunitas perfilman di Jakarta, yakni Lam Horas Film tengah mengangkat kisah kehidupan para wanita hamil serta anak-anak yang lahir dan hidup di dalam penjara.

Film yang diproduseri Lamtiar Simorangkir ini diberi judul ‘Invisible Hopes’ (Harapan yang Tak Terlihat). Prescrening dan presconference  dilangsungkan di Studio Xlll Plaza Senayan hari kamis (1/04/2021).

Tiar Simorangkir, sutradara dan sekaligus produser bercerita soal latar belakang membuat film dokumenter berjudul Invisible Hopes.

Kisahnya mengangkat potret kehidupan para wanita hamil serta anak-anak yang lahir dan hidup di dalam penjara.

Awalnya, kata Lamtiar, Invisible Hopes rencananya akan dibuat menjadi film pendek untuk menginformasikan kepada masyarakat bahwa ada anak yang lahir dan hidup di balik jeruji besi.

Anak-anak itu harus hidup bebas dan bahagia, mendapatkan haknya sama seperti anak lainnya, sama seperti kami waktu kecil. Itu yang mendorong kami untuk membuat film Invisible Hopes

Awalnya, wanita yang akrab disapa Tiar itu mengaku tidak mengetahui adanya kehidupan seperti itu di penjara.

Dia menjelaskan, potret itulah yang mendorong pihaknya membuat film Invisible Hopes. Sebab, katanya, anak-anak yang di dalam penjara tak seharusnya menjalani kehidupan seperti itu.

Film pertama di Indonesia yang mengungkapkan kisah anak-anak yang lahir, hidup dan menjadi korban terselubung dibalik jeruji penjara.

Ada banyak adegan film tersebut yang akan memilukan hati para penonton antara lain saat ada adegan teriakan beberapa anak-anak kecil, “Mama paste (petugas), buka…. buka….!” teriak beberapa anak-anak kecil sambil mendorong-dorong jeruji pintu sel penjara”

Anak adalah bagian yang tidak terpisahkan dari keberlangsungan hidup manusia serta keberlangsungan sebuah bangsa dan negara. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya perlindungan untuk mewujudkan kesejahteraan anak dengan memberikan jaminan terhadap pemenuhan hak-haknya tanpa perlakuan diskriminatif. Hak-hak anak harus terpenuhi sejak masih dalam kandungan, oleh karena itu ketika berbicara tentang pemenuhan hak anak hal itu berkaitan sangat erat dengan pemenuhan hak ibunya (perempuan hamil dan menyusui).

Oleh karena itu kami dari Lam Horas Film, sebuah komunitas film yang membuat film untuk tujuan edukasi dan raising awareness merasa sangat penting untuk membuat film tentang anak-anak yang lahir dari ibu narapidana yang terpaksa hidup dan menjadi korban terselubung dibalik jeruji penjara.

Film ini diharapkan dapat memberikan informasi baru untuk menjadi bahan diskusi yang dapat mengagitasi penonton untuk merekonstruksi solusi baru yang lebih berpihak kepada perempuan hamil dan lebih penting lagi diharapkan dapat membawa harapan baru bagi anak-anak yang menjadi korban terselubung dalam penjara orang dewasa.

Film garapan sutradara sekaligus produser Lamtiar Simorangkir ini direncanakan akan tayang di bioskop pada bulan Mei 2021. Pada hari ini secara resmi kami merilis Invisible Hopes untuk kalangan media dan trailernya untuk publik yang dapat dilihat pada tautan berikut: https://youtu.be/3J-tLP7vpqY.

Perilisan ini dilakukan selain bertujuan untuk raising awareness dan advokasi juga untuk mendukung kampanye “Kembali ke bioskop dengan aman”.  “Setiap anak berhak untuk hidup didunia yang bebas, sehat, terlindungi dan bahagia”

Film ini di garap selama 6 bulan, selama masa pademi, lokasi pembuatan film di rutan pondok bambu dan ini bukan film yang biasa, melainkan film dokumenter dan sekenario dibuat dan diangkat dari kisah nyata bukan fiktif kehidupan yang keras selama didalam sel penjara penghuni lapas perempuan Narkoba yang sedang hamil dan terpaksa harus melahirkan didalam sel dengan kondisi yang memilukan dan tragis.

Dalam film ini juga mereka menyuarakan hak-hak perempuan yang dianggap patriaki dalam peringatan hari kartini, film ini didukung oleh Komnas perempuan, Komnas perlindungan Anak( KPAI), lembaga pemerintah Ombudsman RI dan komunitas perfilman Lam Horas Film.

Dalam sesi penutup presconference tersebut Tiar berucap, “Semoga film ini dapat menjadi inspirasi bagi para penonton dan perhatian pemerintah dalam menagani kasus ibu hamil dalam penjara, serta jangan biarkan mimpi mereka terampas.” (Barley)