Jakarta, Biskom – Lintasarta menjadi perusahaan Information and Communication Technology (ICT) asli Indonesia yang sukses bertahan di tengah gempuran perusahaan teknologi asing yang bercokol di industri padat teknologi. Hadir sejak tahun 1998, bulan ini mereka berhasil merayakan HUT-nya yang ke-33.
Di usianya yang matang ini, Lintasarta tetap berkomitmen untuk turut membangun masa depan bangsa dengan menyediakan beragam solusi ICT andal nan inovatif. Apa yang ditawarkan perusahaan ialah guna memperkuat bisnis, serta mendukung percepatan transformasi digital para pelaku industri nasional.
“Kami ada untuk melayani pelangan, terutama korporasi di infrastruktur, solusi, dan keamanan,” kata Direktur Utama Lintasarta, Arya Damar.
Kepercayaan pasar terhadap layanan solusi Lintasarta bisa dilihat dari pertumbuhan perusahaan di tengah pandemik COVID-19 di tahun 2020. Di masa sangat sulit tersebut, Lintasarta berhasil mencatatkan pertumbuhan yang baik.
“Memang tahun lalu masa yang sangat sulit bagi perusahaan manapun, tapi kami berhasil meyakinkan mereka bahwa inovasi teknologi adalah salah satu solusi untuk tetap tetap tumbuh,” tuturnya seraya menyatakan Lintasarta terus bergerak menciptakan solusi yang bisa digunakan pelanggan dalam menghadapi tantangan bisnis.
Di kesempatan yang sama, Ginandjar, Lintasarta Marketing and Solution Director, mengatakan, beberapa perubahan seperti percepatan transformasi digital sudah banyak diadopsi pelaku bisnis guna dapat bertahan di era ini. “Untuk mewujudkan hal tersebut dan dalam rangka HUT ke-33 Lintasarta, kami sudah mempersiapkan solusi-solusi baru yang diharapkan dapat membantu berbagai jenis industri dalam mencapai tujuannya,” sebut Ginandjar.
Dimulai dari Lintasarta Third Party Card Management yang merupakan solusi penerbitan kartu kredit untuk bank buku 2 dan 3. Atau bisa juga diterapkan industri lain yang ingin memiliki kartu kredit dengan brand ekslusif bertaraf internasional.
Sejak tahun 2019, anjut Ginandjar, Lintasarta sudah memiliki layanan Smart Campus untuk mendukung digitalisasi dunia pendidikan tingkat tinggi. Dengan adanya sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), Lintasarta Smart Campus dapat dimanfaatkan seluruh anggota sivitas akamedia, sehingga proses belajar mengajar tetap dapat berjalan dengan efektif meski dari rumah masing-masing.
“Solusi Lintasarta Smart Campus meliputi Mobile Application, Enterprise Resource Planning atau ERP, e-Learning, dan Sistem Informasi Akademis atau SIAKAD. Solusi ini diadopsi sejumlah lembaga pendidikan dan banyak yang berminat menggunakannya,” paparnya.
Selain solusi industri, Lintasarta juga mempersiapkan solusi infrastruktur yang beberapa dari solusi ini sudah membantu pelanggan Lintasarta dari berbagai jenis industri selama lebih dari tiga dekade. Solusi infrastruktur ini adalah Cloud, Managed Security, IT Outsourcing atau Lintasarta Enterprise on Advance Professional Services (LEAPS), Internet Dedicated, Metro Ethernet dan Leased Line.
Unit bisnis milik Lintasarta, Owlexa juga memperkenalkan kembali solusi Administration Service Only (ASO) yang diberi nama Owlexa Corporate Health Administration. Solusi ini diperuntukan bagi perusahaan yang ingin memiliki metode penjaminan nontunai dan dapat disesuaikan dengan kebijakan perusahaan.
Dia mengklaim, solusi ini telah bekerja sama dengan lebih dari 3.500 rumah sakit dan penyedia jasa kesehatan di Indonesia. Sehingga Owlexa Corporate Health
Administration dapat dijadikan sebagai alternatif manajemen kesehatan karyawan oleh perusahaan.
“Kami sedang mempersiapkan kejutan untuk para pelanggan dan pelaku bisnis di Indonesia yang siap dirilis setelah lebaran nanti. Tentunya gebrakan baru ini diharapkan dapat menjadikan dunia perteknologian di Indonesia semakin maju dan siap berkompetisi dengan pemain asing, khususnya kami mengedepankan solusi-solusi dari anak bangsa,” kata Ginandjar.
Lintasarta akan terus berinovasi dan berkomitmen penuh untuk turut memajukan perkembangan industri IT di Indonesia. Terlebih pada masa-masa sulit ekonomi RI akibat pandemik, Lintasarta siap membantu seluruh industri dan mendukung pemerintah dalam memulihkan perekonomian di Indonesia.
Tahun ini, anak usaha PT Indosat Ooredoo ini menargetkan membangun jaringan fiber optik di 300-an kota. Sebelumnya, jaringan fiber optiknya sudah menjangkau lebih dari 200 kota di Tanah Air. ( Iqbal Marsyaf)