Berapa banyak dari kita yang ingin tetap bisa bekerja di masa pandemi sebagai karyawan ? Jumlahnya jelas lebih banyak dibandingkan dengan yang ingin bekerja secara paruh waktu, atau freelance.
Ada nilai plus dan minus bekerja sebagai freelance, tapi kita lihat kecenderungannya akan semakin banyak orang yang tertarik untuk bisa bekerja secara freelance.
Mengapa ?
Semenjak pandemi melanda, sebagian orang terpaksa bekerja di rumah. Sesuatu yang selama ini sangat sulit dilakukan di Indonesia, melakukan tugas pekerjaan kantor di rumah. Kita sangat terbiasa bekerja di kantor, datang pagi, pulang malam. Tapi semenjak pandemi, sebagian besar pekerja kantoran harus bisa menerima pola ini.
Covid19 memang merubah pola ini. Kita menjadi sangat terbiasa bisa mengakses sistem kantor, aplikasi dan bekerja secara remote, serta terbiasa melakukan komunikasi via teleconference, apapun itu toolsnya.
Memang sebagian besar anak muda, pekerja muda lah yang sangat mudah menyesuaikan diri dengan kondisi ini, tapi tidak dengan yang telah berusia diatas 30an.
Bahkan untuk berkomunikasi saja, sekarang sudah sangat terbiasa hanya cukup via Whatsapp, tidak harus berkomunikasi suara. Tapi untuk kalangan tertentu, tetap perlu melalui komunikasi suara.
Perbedaan ini tetap tidak menjadi kendala, bila mau tidak mau harus melakukan pola kerja freelance. Komunikasi dalam pola kerja freelance akan teta menjadi hal penting dan utama, apapun caranya. Tinggal saling menyesuaikan. Bila kita punya atasan yang berusia diatas 40an, umumnya komunikasi via suara akan lebih dominan.
Dalam tahun ini, kami melihat pola kerja freelance akan semakin marak, karena :
1. Pola kerja freelance , remote working, atau bahkan paruh waktu sudah mulai diterima. Hal ini tidak hanya menglobal, tapi juga kita melihat pola ini muncul di Indonesia.
2. Bertumbuhnya banyak freelance platform. Selain remote working yang perlu platform, freelancer juga perlu platform. Maka bermunculanlah banyak platform ini juga di Indonesia. Kita melihat sribulancer.com , freelancer.co.id , projects.co.id, 99Design , Upwork , Crowdsource , Toptal , PeoplePerHour, Guru , Aquent , Fastwork, SociaBuzz . Ada yang dari Indonesia, dan banyak yang dari luar.
3. Bekerja dalam tim. Selama ini freelancer umumnya bekerja pribadi, tapi sekarang sudah ada tren baru, bekerja secara tim.
4. Perlunya pembinaan yang baik untuk freelancer. Banyak yang senang dengan pola freelancer. Selain dia memiliki waktu bebas, target yang tepat, tapi tidak harus datang ke kantor. Tapi untuk perusahaan, ini belum sepenuhnya bisa diterima . Maka perlu adanya pembinaan dan pengawawan yang tepat agar pekerjaan bisa berjalan dengan tepat waktu.
Semua ini bisa dianggap juga kenormalan baru dalam dunia kerja kita, dan kita harus siap menerima nya.
Banyak perusahaan bisa memikirkan pola ini, selain untuk berhemat, mereka juga bisa memaksimalkan usahanya.
sumber: https://www.kompasiana.com/startmeup/608615ed8ede4820673d47e2/melihat-pola-kerja-freelance-yang-semakin-marak?page=all#sectionall