Terdapat sejumlah tantangan yang terjadi untuk pengembangan ekosistem Internet of things (IOT) di Indonesia.

Ketua Umum Asosiasi IoT Indonesia (ASIOTI), Teguh Prasetya menyebut tantangan pertama ialah soal literasi di kalangan executive level dan masyarakat umum mengenai IOT.

“Nyatanya banyak yang belum mengerti mengenai IOT sehingga perlu adanya edukasi dan sosialisasi secara masif dan terstruktur. Jika di level executive saja tidak faham bagaimana bisa mengembangkan ekosistem IOT nya,” jelas Teguh.

Lalu kedua adalah Sumber Daya Manusia (SDM) yang masih minim, khususnya SDM yang telah memiliki sertifikasi dan spesialist di bidang IOT. Maka hematnya, untuk mengatasi masalah tersebut perlu adanya training, assessment dan pembinaan yang menyeluruh, mulai dari pendidikan dasar hingga vokasi.

“Minimnya SDM menjadi kendala dan jawabannya adalah melakukan training dari pendidikan dasar hingga vokasi. Hal ini dapat dilakukan oleh lembaga formil maupun mandiri dan online. Tujuannya agar banyak SDM yang mempunyai skill IOT,” sambungnya.

Ketiga adalah keterbatasan kapital baik dalam bentuk investasi awal dan insentif mengenai IOT.

“Jawaban dari tantangan ini yakni dengan fleksibilitas pola implementasi mulai dari operating expenses atau Opex, Bagi Hasil, Hibah/Socialpreneur dan Sponsorship.

Tantangan ke 4 adalah masalah komponen elektronik seperti importasi, dan kelangkaan supply. Teguh menyarankan agar perlu adanya kemudahan dan pemberian insentif impor komponen.

“Hal ini dinilai diperlukan untuk pembuatan industri komponen elektronik seperti chip di Indonesia. Kita berharap bisa mengatasi kelangkaan supply, dengan menggunakan produk chip lokal yang ada,” saran Teguh.

Sumber : https://selular.id/2022/01/4-tantangan-terkini-implementasi-ekosistem-iot-di-indonesia/