STT Ekumene

BISKOM, Jakarta – 5 orang mahasiswa Sekolah Tinggi Teologi (STT) Ekumene, Kelapa Gading, Jakarta telah di laporkan ke Ditreskrimum Polda Metro Jaya terkait dengan dugaan pemalsuan dokumen kelulusan. Laporan ini berdasarkan aduan dari Dr. Yohanes Parapat, salah satu dosen di STT Ekumene pada Rabu (15/12/2021).

Saat ini, Laporan tersebut di tangani oleh Unit 2 Resmob Polda Metro Jaya. Sebelum melaporkan permasalahan ini, Yohanes Parapat telah beberapa kali menyurati pimpinan STT Ekumene untuk meminta klarifikasi, namun tidak mendapatkan jawaban.

Dugaan pemalsuan ini muncul saat 5 mahasiswa yang belum menyelesaikan tugas mata kuliah yang di ampu oleh Yohanes Parapat namun telah lulus dan diwisuda oleh STT Ekumene. Beberapa kali Yohanes telah memperingatkan Pihak STT maupun ke 5 mahasiswa tersebut agar mencabut Gelar S2 nya dan menyelesaikan tugas-tugas kuliah yang diberikan oleh Yohanes terlebih dahulu, namun peringatan tersebut tidak di hiraukan oleh Pihak STT maupun ke 5 mahasiswa tersebut sehingga berujung pada Laporan Polisi.

“Saya rindu STT ini berjalan sesuai dengan aturan yang ada, kalau memang belum lulus ya jangan di luluskan”, ujar Yohanes dikutip dari video berjudul Fakta Baru STT Ekumene Disingkapkan yang tayang di kanal Youtube milik Pdt. Dr. Mangapul Sagala pada Minggu (30/01/2022).

Awak media coba mendatangi kampus STT Ekumene untuk meminta konfirmasi, namun pihak kampus tidak memberikan tanggapan dan memerintahkan awak media agar membuat janji pertemuan terlebih dahulu kepada pimpinan.

Ketika dihubungi melalui telepon selular, Dr. Andri Pasaribu, selaku dosen pascasarjana STT Ekumene tidak bisa berkomentar. “Silahkan langsung kepada pimpinan aja ya bang, untuk masalah ini saya ga bisa memberikan penjelasan,” ujar Andri.

Selain itu, awak media juga mencoba menemui pimpinan STT Ekumene, Dr. Erastus Sabdono, untuk dimintai konfirmasi perihal pemalsuan dokumen tersebut, namun Erastus enggan untuk memberikan komentar dan langsung naik ke mobil seraya pergi sesaat setelah menyelesaikan Khotbah. Bahkan oknum petugas keamanan di STT Ekumene bersikap arogan kepada awak media dan seakan menghalangi tugas jurnalistik untuk keberlangsungan keterbukaan informasi publik.

Hal tersebut dilakukan pada saat awak media ingin meminta waktu untuk mewawancarai pimpinan STT Ekumene pada hari Jumat (04/02/2022). Oknum petugas keamanan juga mengeluarkan kata-kata yang kurang pantas, “Sampai kapanpun kalian tidak akan bisa wawancara atau bertemu dengan pimpinan, karena beliau (Erastus Sabdono) orang sibuk dan harus melalui instagram (@erastussabdono) beliau minta waktu untuk bisa bertemu,” cetus petugas keamanan tersebut.

Hingga berita ini di tayangkan, belum ada keterangan dan pernyataan resmi dari pihak STT Ekumene. (Red)