Jakarta – Kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI) makin canggih dari hari ke hari. Apakah era seperti di film Terminator di mana AI memberontak pada manusia bisa terjadi suatu saat nanti?
Untuk saat ini, kekhawatiran itu memang tidak beralasan. Akan tetapi ilmuwan dari Massachusetts Institute of Technology(MIT) memperingatkan bahwa perkembangan AI tidak boleh diremehkan termasuk kemungkinan mereka memiliki kesadaran sendiri dan bisa bertindak sendiri.
Awalnya, Ilya Sutskever selaku kepala ilmuwan di OpenAI, lembaga riset kecerdasan buatan yang didirikan Elon Musk, mencuit bahwa beberapa jaringan besar AI mungkin sudah punya sedikit kesadaran sendiri.
Namun beberapa ilmuwan lain mengkritik cuitan itu dan malah menganggapnya merusak reputasi AI. Nah, dikutip detikINET dari Futrusim, Ilya mendapat pembelaan dari ilmuwan komputer MIT, Tamay Besiroglu.
“Melihat banyak ilmuwan menjelekkan gagasannya adalah sesuatu yang mengecewakan. Itu membuat saya meragukan kemampuan orang di bidang ini untuk secara serius menanggapi pertanyaan penting yang tanpa diragukan akan mereka hadapi dalam beberapa dekade lagi,” katanya.
Untuk saat ini, Tamay mengakui belum dapat membedakan dengan jelas AI seperti apa yang belum memiliki kesadaran sendiri dan yang sudah punya sedikit kesadaran seperti yang disebut Ilya.
Namun demikian, bukan berarti klaim dari Ilya pantas untuk disepelekan. “Saya sungguh berpikir bahwa hal itu bisa menjadi sesuatu yang berarti yang seharusnya tidak diabaikan,” tambahnya.
Kebanyakan ilmuwan memang meyakini AI akan bermanfaat besar dan tidak akan merusak. Namun beberapa sosok tenar seperti Elon Musk sudah berulangkali memperingatkan agar manusia waspada terhadap teknologi kecerdasan buatan yang semakin canggih.