Meta sedang menguji sistem kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) yang memungkinkan seseorang membangun dunia virtual hanya dengan mendeskripsikannya.
Hal itu diungkap lewat sebuah video yang ditunjukkan oleh CEO Meta Mark Zuckerberg pekan, baru-baru ini. Prototipe dari teknologi ambisius itu disebut dengan Builder Bot.
Dalam sebuah video demonstrasi yang sudah direkam sebelumnya, avatar Mark Zuckerberg memandu penonton melalui ruang virtual dengan Builder Bot.
Pendiri Facebook itu memberikan perintah seperti “ayo pergi ke pantai” untuk memunculkan latar kartun 3D yang menggambarkan suasana pantai sepeti pasir dan air.
Dalam video tersebut, Zuckerberg juga “menciptakan” awan dengan suara, sampai ke bentuk yang spesifik yaitu awan altocumulus, meja, minuman, efek suara, musik bernuansa tropis, hingga pohon.
“Ini semuanya dibentuk oleh AI,” kata Mark Zuckerberg menjelaskan, dalam video tersebut di kanal YouTube Meta AI, seperti dikutip Senin (28/2/2022).
Dorong Kreativitas di Metaverse
Mengutip The Verge, Builder Bot tampaknya menggunakan input suara untuk menambahkan obyek 3D yang dapat dilakui pengguna, dan Meta memiliki tujuan untuk interaksi yang lebih ambisius.
“Anda akan dapat menciptakan dunia bernuansa untuk menjelajahi dan berbagi pengalaman dengan orang lain hanya dengan suara Anda,” kata Zuckerberg dalam keynote-nya.
Dikutip dari Tech Crunch, Meta mengatakan dalam blog-nya bahwa prototipe ini akan “mendorong kreativitas di metaverse” meski tidak mengungkapkan rinciannya secara teknis.
Selain itu, Meta juga mengumumkan beberapa proyek lain seperti chatbot bertenaga AI, AI system card tool, dan Universal Speech Translator.
Perusahaan mengklaim, teknologi penerjemah yang mereka kembangkan bisa memberikan terjemahan speech-to-speech secara instan pada semua bahasa, termasuk yang sebagian besar diucapkan.
Penerjemah Instan
Dalam presentasi online, Zuckerberg menyebut, “Kemampuan untuk berkomunikasi dengan siapa pun dalam bahasa apa pun adalah kekuatan super yang diimpikan banyak orang dan AI akan mewujudkannya dalam hidup kita.”
Menurutnya, meski bahasa yang umum dipakai seperti Inggris, Mandarin, dan Spanyol udah dimengerti dengan baik oleh alat terjemahan, masih ada sekitar 20 persen populasi dunia tak bisa bicara dengan tiga bahasa itu.
Meta juga berpandangan, seringkali bahasa yang kurang terlayani tidak memiliki kumpulan teks tertulis yang mudah diakses guna melatih sistem AI.
Untuk itu, Meta mengatakan pihaknya ingin mengatasi tantangan ini dengan teknik machine learning baru di dua area spesifik.
Fokus pertama dijuluki No Language Left Behind atau diartikan ‘tidak ada bahasa yang tertinggal.’ Teknik ini berfokus pada pembuatan model AI yang bisa belajar menerjemahkan bahasa memakai lebih sedikit contoh pelatihan.
Kedua adalah Penerjemah Ucapan Universal. Tujuannya adalah membangun sistem yang secara langsung menerjemahkan ucapan secara real-time dari satu bahasa ke bahasa lain tanpa komponen tertulis sebagai perantara.